Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisila (BMKG) memastikan alat monitor gempa bumi dan tsunami di beberapa daerah terjaga dan menghasilkan data yang akurat sebagai upaya mendukung mitigasi bencana.
"Alhamdulillah, meskipun batas waktu penggunaannnya rata-rata hanya 10 tahun, sensor-sensor tersebut masih beroperasi dengan baik hingga saat ini dan selalu dikalibrasi secara rutin," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Rita menyebutkan beberapa fasiltas monitoring gempa dan tsunami di beberapa daerah sudah dicek, seperti di Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Jatim, Jabar, serta wilayah-wilayah di Sumatera dan lainnya.
Pengecekan alat, kata dia, seiring dengan kegiatan kalibrasi terhadap sensor-sensor seismograf, akselerometer, serta intensitymeter yang telah terpasang dan beroperasi sejak 2009.
Rangkaian perangkat itu berfungsi untuk merekam sinyal gempa bumi dalam sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS).
Untuk pengamatan yang semakin luas dan akurat, lanjut dia, sebanyak 39 titik di berbagai lokasi di Indonesia segera memiliki alat seismograf.
Dalam kurun 2008 hingga 2018, peringatan dini tsunami disebarkan BMKG ke tengah masyarakat melalui BNPB dan BPBD dengan kecepatan 5 menit setelah guncangan gempa terekam seismograf.
Dengan asumsi tsunami tiba selama 20 menit sejak pertama kali gempa terdeteksi maka tersisa waktu untuk proses evakuasi masyarakat selama 15 menit.
Sejak 2019, kata dia, BMKG mulai mengembangkan Warning Receiver System New Generation (WRS-NG) sehingga dapat memberikan informasi gempa bumi pada menit kedua setelah gempa dan peringatan dini tsunami mulai menit ketiga sampai keempat setelah gempa terekam, seperti halnya di Jepang.
"Secara otomatis seketika peringatan dini tersebut dapat disebarluaskan melalui berbagai kanal komunikasi, baik melalui SMS blasting, media sosial @infoBMKG, telegram, Aplikasi Mobile Phone Info BMKG, YouTube, televisi, dan website," katanya.
BMKG terus mengupayakan peringatan bisa lebih cepat sehingga bisa memberi informasi kepada masyarakat lantaran beberapa kali terjadi tsunami yang tidak lazim seperti di Palu pada tahun 2018. Tsunami kala itu terjadi pada menit kedua dan ketiga.
"Disiapkan tambahan kanal komunikasi khusus melalui HT agar peringatan dini dapat tetap tersebar ke tengah masyarakat meskipun jaringan internet, telepon selular, ataupun listrik lumpuh saat terjadi gempa bumi," katanya.
Berita Terkait
BMKG ingatkan masyarakat waspadai cuaca ekstrem saat libur Natal
Jumat, 22 November 2024 22:45 Wib
BMKG Kotim wanti-wanti potensi hujan saat distribusi logistik pilkada
Jumat, 22 November 2024 4:36 Wib
Waspadai gelombang 4 meter di perairan Indoensia dampak siklon tropis Man-Yi
Minggu, 17 November 2024 9:32 Wib
Cegah banjir, Pemda se-Kalteng diminta tingkatkan bersinergi dengan BMKG
Jumat, 8 November 2024 12:36 Wib
Fenomena Halo saat pentahbisan Uskup Labuan Bajo
Sabtu, 2 November 2024 14:25 Wib
BMKG: Waspada suhu panas mencapai 38,4 derajat Celcius
Senin, 28 Oktober 2024 15:54 Wib
Kotim mulai dilanda musim hujan, diperkirakan berlangsung 10 bulan
Senin, 7 Oktober 2024 18:16 Wib
Tujuh provinsi alami kekeringan ekstrem
Rabu, 18 September 2024 19:10 Wib