BKSDA tingkatkan sosialisasi bahaya serangan buaya di Kotim

id BKSDA tingkatkan sosialisasi bahaya serangan buaya di Kotim, bksda Kalteng, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur, buaya

BKSDA tingkatkan sosialisasi bahaya serangan buaya di Kotim

Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah memasang spanduk imbauan mewaspadai buaya, Kamis (14/1/2021). ANTARA/HO-BKSDA Pos Sampit

Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah meningkatkan sosialisasi bahaya serangan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur seiring meningkatnya kemunculan serta serangan buaya di daerah itu.

"Kami berharap sosialisasi ini bisa membuat masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai. Populasi buaya di Sungai Mentaya dan sejumlah anak sungainya memang masih cukup banyak," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Sabtu.

Sepanjang 2020 lalu tercatat ada 11 kali kejadian serangan buaya terhadap manusia di Kotawaringin Timur, meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Awal 2021, tepatnya pada Jumat (1/1) sekitar pukul 23.30 WIB, seorang nenek bernama Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, menderita putus tangan kiri dan patah kaki kiri setelah buaya besar menerkam tangannya saat dia mencuci tangan usai buang air besar di pinggir Sungai Mentaya.

Beberapa hari lalu, warga melaporkan buaya besar kembali terlihat di sekitar lokasi kejadian. Warga cemas serangan buaya kembali terjadi, padahal sebagian masyarakat masih sering beraktivitas di sungai.

Untuk mencegah kembali terjadinya serangan buaya terhadap manusia, BKSDA meningkatkan sosialisasi untuk memberi pemahaman kepada masyarakat terkait ancaman serangan buaya. Warga diminta lebih berhati-hati dan disarankan tidak beraktivitas di sungai saat hari gelap karena sangat rawan serangan buaya.

Baca juga: BPBD Kotim kirim tim bantu korban banjir Kalsel

BKSDA Pos Sampit juga memperbanyak memasang papan pengumuman untuk mengingatkan masyarakat untuk waspada bahwa Sungai Mentaya dan anak-anak sungainya terdapat habitat dan populasi buaya.

Beberapa hari terakhir, Muriansyah bersama tim memasang papan peringatan waspada buaya di sejumlah lokasi yang dianggap rawan. Ini upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan, selain upaya menangkap buaya dengan cara memasang jerat.

Pemasangan spanduk atau papan peringatan bahaya buaya itu disaksikan pihak kelurahan dan kecamatan, serta TNI dan Polri. Muriansyah menyebut, upaya mengatasi masalah ini tidak bisa hanya dilakukan oleh BKSDA, tetapi harus melibatkan semua pihak.

Total ada 27 spanduk peringatan atau imbauan yang dipasang di pinggir Sungai Mentaya di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, Seranau dan Pulau Hanaut.

"Buaya masuk ke perairan sekitar permukiman warga untuk mencari makan karena sumber makanan di habitatnya sudah sulit didapatkan. Makanya kami imbau warga tidak membuang sampah atau bangkai binatang ke sungai, serta tidak menempatkan kandang ternak dekat sungai karena itu rawan memicu kedatangan buaya yang mencari makan," demikian Muriansyah.

Baca juga: Ini kendala PLN terangi 49 desa di Kotim

Baca juga: Pengawasan aktivitas kepelabuhanan di Kotim untuk memastikan tingkat kepatuhan