Pemkab Gumas berupaya kembangkan Hurung Bunut sebagai Desa Wisata
Kuala Kurun (ANTARA) - Wakil Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Efrensia L.P Umbing bersama sejumlah kepala perangkat daerah melakukan kunjungan lapangan ke Desa Hurung Bunut, Kecamatan Kurun, Rabu.
”Kunjungan ini untuk melihat hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara agar datang berkunjung. Jika sudah ditetapkan menjadi desa wisata, tentunya harus memiliki daya tarik tersendiri,” ucapnya.
Hurung Bunut ditetapkan sebagai desa wisata sejak tahun 2016 lalu. Dia mengatakan bahwa ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di Hurung Bunut untuk menarik kunjungan wisatawan.
Di sektor pertanian, ujar dia, masyarakat desa dapat memanfaatkan lahan untuk menanam padi, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Selain itu, juga bisa membuat kolam pemancingan dan produk olahan rumah tangga dengan menghasilkan berbagai macam makanan.
Baca juga: Legislator Gumas yakin pengunjung Tahura Lapak Jaru dapat meningkat
Sekarang ini, ujar dia, Hurung Bunut ini sudah memiliki potensi yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, yakni budidaya madu kelulut dan penanaman pisang. Tentu itu harus diolah dengan menarik dan memiliki daya jual tinggi, sehingga dapat dijadikan oleh-oleh.
Pengembangan pariwisata di Hurung Bunut juga sudah merambah sektor kebudayaan. Pemerintah desa bersama masyarakat telah membina dan mendirikan sanggar untuk penari dan lainnya, yang dapat menjadi daya tarik.
“Masyarakat di Hurung Bunut juga antusias. Ada koperasi dan badan usaha milik desa (BUMDes). Sekarang ini, koperasi dan BUMDes di Hurung Bunut sudah berjalan dengan baik,” beber Efrensia.
Baca juga: Distan Gumas lakukan vaksinasi rabies di delapan kecamatan sepanjang 2020
Menurut dia, koperasi dan BUMDes yang telah terbentuk bisa menjadi potensi dan kekuatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan Hurung Bunut menjadi desa wisata.
Dia menyebut, pengembangan Hurung Bunut menjadi desa wisata harus terus berjalan. Apalagi lokasinya sangat strategis, yakni berada di jalan lintas provinsi Kuala Kurun - Palangka Raya.
“Jadi yang dari Murung Raya, Sei Hanyu, bahkan Muara Teweh juga bisa lewat sini. Belum lagi dari Palangka Raya bisa saja ke sini, karena perjalanan bisa pulang pergi dalam satu hari,” demikian Efrensia.
Baca juga: Ketua DPRD Gumas berharap pers bantu perangi hoaks
Baca juga: Legislator Gumas dukung pengembangan Tahura Lapak Jaru
Baca juga: Tahura Lapak Jaru Gumas alami penurunan pengunjung selama 2020
”Kunjungan ini untuk melihat hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara agar datang berkunjung. Jika sudah ditetapkan menjadi desa wisata, tentunya harus memiliki daya tarik tersendiri,” ucapnya.
Hurung Bunut ditetapkan sebagai desa wisata sejak tahun 2016 lalu. Dia mengatakan bahwa ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di Hurung Bunut untuk menarik kunjungan wisatawan.
Di sektor pertanian, ujar dia, masyarakat desa dapat memanfaatkan lahan untuk menanam padi, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Selain itu, juga bisa membuat kolam pemancingan dan produk olahan rumah tangga dengan menghasilkan berbagai macam makanan.
Baca juga: Legislator Gumas yakin pengunjung Tahura Lapak Jaru dapat meningkat
Sekarang ini, ujar dia, Hurung Bunut ini sudah memiliki potensi yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, yakni budidaya madu kelulut dan penanaman pisang. Tentu itu harus diolah dengan menarik dan memiliki daya jual tinggi, sehingga dapat dijadikan oleh-oleh.
Pengembangan pariwisata di Hurung Bunut juga sudah merambah sektor kebudayaan. Pemerintah desa bersama masyarakat telah membina dan mendirikan sanggar untuk penari dan lainnya, yang dapat menjadi daya tarik.
“Masyarakat di Hurung Bunut juga antusias. Ada koperasi dan badan usaha milik desa (BUMDes). Sekarang ini, koperasi dan BUMDes di Hurung Bunut sudah berjalan dengan baik,” beber Efrensia.
Baca juga: Distan Gumas lakukan vaksinasi rabies di delapan kecamatan sepanjang 2020
Menurut dia, koperasi dan BUMDes yang telah terbentuk bisa menjadi potensi dan kekuatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan Hurung Bunut menjadi desa wisata.
Dia menyebut, pengembangan Hurung Bunut menjadi desa wisata harus terus berjalan. Apalagi lokasinya sangat strategis, yakni berada di jalan lintas provinsi Kuala Kurun - Palangka Raya.
“Jadi yang dari Murung Raya, Sei Hanyu, bahkan Muara Teweh juga bisa lewat sini. Belum lagi dari Palangka Raya bisa saja ke sini, karena perjalanan bisa pulang pergi dalam satu hari,” demikian Efrensia.
Baca juga: Ketua DPRD Gumas berharap pers bantu perangi hoaks
Baca juga: Legislator Gumas dukung pengembangan Tahura Lapak Jaru
Baca juga: Tahura Lapak Jaru Gumas alami penurunan pengunjung selama 2020