950 KK warga Baduy senang terima program Kemensos
Lebak (ANTARA) - Sekitar 950 kepala keluarga (KK) warga Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten merasa senang menerima berbagai program bantuan yang digulirkan Kementerian Sosial (Kemensos).
Tetua Adat Badui jaro Saija yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sabtu, mengatakan masyarakat adat sangat merasakan terbantu dengan berbagai program yang digulirkan Kemensos.
Penyaluran bantuan itu di antaranya program keluarga harapan (PKH), program pembagian beras sebanyak 10 kilogram/bulan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) dan dana bantuan langsung tunai (BLT) COVID-19 sebesar Rp300 ribu/bulan.
Selama ini, kata Jaro, penyaluran bantuan sosial akibat Corona itu berjalan lancar dan dapat mensejahterakan masyarakat Baduy.
Masyarakat Baduy menerima bantuan sosial itu tidak melalui Kantor Desa Kanekes, namun dibagikan kepada tokoh adat setempat yang ditunjuk. Dengan model pembagian bantuan sosial dengan cara seperti itu tidak terjadi kerumunan, terlebih saat ini pandemi COVID-19.
"Kami sangat menerima program sosial itu karena tidak melanggar adat, namun untuk Dana Desa yang dialokasikan Rp2,5 miliar ditolak," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kehidupan masyarakat Baduy kini sejahtera dengan adanya bantuan berbagai program dari Kemensos dan terus dilanjutkan untuk mengurangi beban ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
Masyarakat Baduy terpukul karena pandemi COVID-19 yang mengakibatkan sekitar 2.000 pelaku usaha terancam bangkrut.
Produk kerajinan Baduy yang dipasarkan di permukiman kawasan Baduy tidak laku akibat sepinya wisatawan.
Saat ini, jumlah masyarakat Badui di atas 4.000 KK atau 14.600 jiwa tersebar di 68 Kampung Baduy Luar dan Baduy Dalam.
"Kami berharap program bantuan sosial itu semua KK warga Baduy menerimanya," katanya menjelaskan.
Kudil (45) warga Baduy di Kampung Kadukeug I Desa Kanekes Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya kini menerima bantuan sosial sehingga kehidupan keluarga cukup sejahtera.
Penyaluran bantuan itu sangat dirasakan masyarakat setempat,sehingga jangan sampai Kemensos menghentikan program sosial. Sebab, dirinya hingga sebulan tidak membeli beras karena pembagian beras dari Kemensos itu.
"Kami merasa senang menerima bantuan yang diluncurkan Kemensos itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan, Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Kabupaten Lebak Endin mengatakan tahun ini sekitar 36 ribu dari 107.894 KPM,termasuk masyarakat Baduy tidak menerima bantuan sosial.
Mereka warga yang tidak menerima bantuan itu setelah Kemensos melakukan validasi data KPM.
Karena itu, pihaknya meminta aparat desa dan kelurahan setempat dapat mengoptimalkan infut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada Kemensos agar mereka menerima bantuan sosial tersebut.
"Kami mengapresiasi sampai awal Februari 2021 kembali naik yang mendapat bantuan sosial menjadi 90 ribu KPM lebih setelah dilakukan DTKS itu," katanya menjelaskan.
Tetua Adat Badui jaro Saija yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sabtu, mengatakan masyarakat adat sangat merasakan terbantu dengan berbagai program yang digulirkan Kemensos.
Penyaluran bantuan itu di antaranya program keluarga harapan (PKH), program pembagian beras sebanyak 10 kilogram/bulan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) dan dana bantuan langsung tunai (BLT) COVID-19 sebesar Rp300 ribu/bulan.
Selama ini, kata Jaro, penyaluran bantuan sosial akibat Corona itu berjalan lancar dan dapat mensejahterakan masyarakat Baduy.
Masyarakat Baduy menerima bantuan sosial itu tidak melalui Kantor Desa Kanekes, namun dibagikan kepada tokoh adat setempat yang ditunjuk. Dengan model pembagian bantuan sosial dengan cara seperti itu tidak terjadi kerumunan, terlebih saat ini pandemi COVID-19.
"Kami sangat menerima program sosial itu karena tidak melanggar adat, namun untuk Dana Desa yang dialokasikan Rp2,5 miliar ditolak," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kehidupan masyarakat Baduy kini sejahtera dengan adanya bantuan berbagai program dari Kemensos dan terus dilanjutkan untuk mengurangi beban ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
Masyarakat Baduy terpukul karena pandemi COVID-19 yang mengakibatkan sekitar 2.000 pelaku usaha terancam bangkrut.
Produk kerajinan Baduy yang dipasarkan di permukiman kawasan Baduy tidak laku akibat sepinya wisatawan.
Saat ini, jumlah masyarakat Badui di atas 4.000 KK atau 14.600 jiwa tersebar di 68 Kampung Baduy Luar dan Baduy Dalam.
"Kami berharap program bantuan sosial itu semua KK warga Baduy menerimanya," katanya menjelaskan.
Kudil (45) warga Baduy di Kampung Kadukeug I Desa Kanekes Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya kini menerima bantuan sosial sehingga kehidupan keluarga cukup sejahtera.
Penyaluran bantuan itu sangat dirasakan masyarakat setempat,sehingga jangan sampai Kemensos menghentikan program sosial. Sebab, dirinya hingga sebulan tidak membeli beras karena pembagian beras dari Kemensos itu.
"Kami merasa senang menerima bantuan yang diluncurkan Kemensos itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan, Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Kabupaten Lebak Endin mengatakan tahun ini sekitar 36 ribu dari 107.894 KPM,termasuk masyarakat Baduy tidak menerima bantuan sosial.
Mereka warga yang tidak menerima bantuan itu setelah Kemensos melakukan validasi data KPM.
Karena itu, pihaknya meminta aparat desa dan kelurahan setempat dapat mengoptimalkan infut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada Kemensos agar mereka menerima bantuan sosial tersebut.
"Kami mengapresiasi sampai awal Februari 2021 kembali naik yang mendapat bantuan sosial menjadi 90 ribu KPM lebih setelah dilakukan DTKS itu," katanya menjelaskan.