Pemprov Kalteng berencana siapkan GeNose
Palangka Raya (ANTARA) - Guna mengoptimalkan upaya penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berencana menyiapkan alat tes GeNose sekitar satu atau dua unit terlebih dahulu.
"Ada rencana memesan beberapa, sambil menunggu juga bukti-bukti yang lebih ilmiah terkait alat ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul saat dihubungi dari Palangka Raya, Kamis.
Dijelaskannya alasan sembari menunggu bukti-bukti ilmiah, dikarenakan hingga saat ini berdasarkan aturan yang ada GeNose belum bisa menjadi alat diagnostik.
Suyuti memaparkan, GeNose masih sebatas untuk alat skrining dan tingkat akurasinya seperti apa, tentu pihaknya juga masih membutuhkan data-data ilmiah.
"Kita tidak bisa berdasarkan pengakuan orang per orang. Karena kita inikan bekerja berdasarkan pendekatan ilmiah, tapi memang ada rencana untuk pengadaan meskipun tidak banyak," ungkapnya.
Nantinya apabila GeNose telah diadakan, diperkirakan peralatan tersebut akan ditempatkan di lingkungan perkantoran maupun sarana dan prasarana milik pemprov, sedangkan seperti halnya bandara merupakan kewenangan dari pihak pengelola.
"Kita menunggu bukti-bukti yang lebih valid, tentang akurasi, kemudian validitas dari datanya, sekali lagi kita harus bekerja berdasarkan tuntunan ilmu pengetahuan yang valid," tegas Suyuti.
Ia pun menjelaskan, pembelian sarana dan prasarana kesehatan guna menunjang penanganan COVID-19, tentu akan dilakukan secara hati-hati serta mengacu pada asas manfaat yakni efektif dan efisien.
Lebih lanjut Kadinkes Kalteng ini mengatakan, estimasi harga GeNose informasinya sekitar Rp70 jutaan, namun harga pastinya ia pun terus terang belum tahu karena juga belum ada penawaran kepada pihaknya sampai saat ini.
Sementara itu Eksekutif General Manager (EGM) Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Tjilik Riwut, Siswanto saat dihubungi menjelaskan, sesuai keputusan Kementerian Perhubungan baru ada empat bandara untuk uji coba layanan GeNose.
Empat bandara dimaksud, yakni Bandara Kualanamu, Husein Sastranegara, Juanda dan Sultan Hasanuddin, sedangkan untuk bandara lainnya diperkirakan akan menyusul nantinya.
"Palangka Raya juga belum, semoga segera, agar bisa lebih efektif dan efisien lagi," terangnya.
"Ada rencana memesan beberapa, sambil menunggu juga bukti-bukti yang lebih ilmiah terkait alat ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul saat dihubungi dari Palangka Raya, Kamis.
Dijelaskannya alasan sembari menunggu bukti-bukti ilmiah, dikarenakan hingga saat ini berdasarkan aturan yang ada GeNose belum bisa menjadi alat diagnostik.
Suyuti memaparkan, GeNose masih sebatas untuk alat skrining dan tingkat akurasinya seperti apa, tentu pihaknya juga masih membutuhkan data-data ilmiah.
"Kita tidak bisa berdasarkan pengakuan orang per orang. Karena kita inikan bekerja berdasarkan pendekatan ilmiah, tapi memang ada rencana untuk pengadaan meskipun tidak banyak," ungkapnya.
Nantinya apabila GeNose telah diadakan, diperkirakan peralatan tersebut akan ditempatkan di lingkungan perkantoran maupun sarana dan prasarana milik pemprov, sedangkan seperti halnya bandara merupakan kewenangan dari pihak pengelola.
"Kita menunggu bukti-bukti yang lebih valid, tentang akurasi, kemudian validitas dari datanya, sekali lagi kita harus bekerja berdasarkan tuntunan ilmu pengetahuan yang valid," tegas Suyuti.
Ia pun menjelaskan, pembelian sarana dan prasarana kesehatan guna menunjang penanganan COVID-19, tentu akan dilakukan secara hati-hati serta mengacu pada asas manfaat yakni efektif dan efisien.
Lebih lanjut Kadinkes Kalteng ini mengatakan, estimasi harga GeNose informasinya sekitar Rp70 jutaan, namun harga pastinya ia pun terus terang belum tahu karena juga belum ada penawaran kepada pihaknya sampai saat ini.
Sementara itu Eksekutif General Manager (EGM) Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Tjilik Riwut, Siswanto saat dihubungi menjelaskan, sesuai keputusan Kementerian Perhubungan baru ada empat bandara untuk uji coba layanan GeNose.
Empat bandara dimaksud, yakni Bandara Kualanamu, Husein Sastranegara, Juanda dan Sultan Hasanuddin, sedangkan untuk bandara lainnya diperkirakan akan menyusul nantinya.
"Palangka Raya juga belum, semoga segera, agar bisa lebih efektif dan efisien lagi," terangnya.