Pengembang perumahan di Sampit diminta turut antisipasi banjir
Sampit (ANTARA) - Perusahaan pengembang perumahan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diminta mengantisipasi potensi banjir dengan membuat saluran air yang baik sehingga terhindar dari banjir saat hujan deras.
"Kasihan warga yang menempati kalau perumahan banjir. Saluran air harus diperhatikan betul-betul. Sesuaikan dengan program pemerintah supaya air mengalir dengan baik ke saluran induk atau anak sungai," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Selasa.
Saat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, tepatnya Kamis (13/5) lalu, banjir melanda sejumlah kawasan di Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang. Beberapa perumahan juga terendam sehingga saat hari raya, warga disibukkan membersihkan rumah.
Banjir dipicu hujan deras dalam waktu lama, ditambah kondisi Sungai Mentaya yang saat itu sedang pasang sehingga air di kawasan permukiman mengalir lambat ke sungai.
Pemerintah kabupaten langsung melakukan penanganan darurat dengan mengeruk parit baru di beberapa titik, serta mengeruk saluran yang dangkal akibat endapan lumpur.
Untuk di kawasan perumahan, penataan saluran air atau parit dalam perumahan serta saluran induk di sekitar perumahan juga berpengaruh. Jika saluran berfungsi maksimal, banjir diharapkan tidak sampai parah.
Pengembang perumahan disarankan mempertimbangkan secara matang kondisi geografis di sekitar perumahan sehingga banjir bisa diantisipasi. Masyarakat juga diimbau rutin bergotong-royong membersihkan parit agar air mengalir lancar ke saluran induk.
Baca juga: DPRD Kotim dukung penguatan Satpol PP untuk penegakan peraturan daerah
"Nanti saya minta TKPRD (Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah) dan saat pembahasan tata ruang untuk memperhitungkan drainase. Akan dibuat klausul kewajiban bagi pengembang membuat drainase yang baik sehingga tidak banjir," ujar Halikinnor.
Sementara itu untuk penanganan banjir di Sampit, pemerintah akan membuat sejumlah drainase baru di beberapa lokasi. Tujuannya agar air semakin cepat mengalir ke saluran induk sehingga tidak sampai permukiman.
Normalisasi sungai juga akan dilakukan dengan mengeruk lumpur serta membersihkan sampah dan rumput yang menyumbat aliran sungai. Masyarakat juga diimbau tidak mendirikan bangunan di badan sungai atau saluran air karena akan menghambat kelancaran aliran air.
"Kita benahi semuanya. Jadi kalaupun curah hujannya sangat tinggi dan meluap, maka genangan tidak terlalu lama dan cepat surut sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat," demikian Halikinnor.
Baca juga: Pemkab Kotim upayakan setiap bayi diberi akta kelahiran
"Kasihan warga yang menempati kalau perumahan banjir. Saluran air harus diperhatikan betul-betul. Sesuaikan dengan program pemerintah supaya air mengalir dengan baik ke saluran induk atau anak sungai," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Selasa.
Saat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, tepatnya Kamis (13/5) lalu, banjir melanda sejumlah kawasan di Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang. Beberapa perumahan juga terendam sehingga saat hari raya, warga disibukkan membersihkan rumah.
Banjir dipicu hujan deras dalam waktu lama, ditambah kondisi Sungai Mentaya yang saat itu sedang pasang sehingga air di kawasan permukiman mengalir lambat ke sungai.
Pemerintah kabupaten langsung melakukan penanganan darurat dengan mengeruk parit baru di beberapa titik, serta mengeruk saluran yang dangkal akibat endapan lumpur.
Untuk di kawasan perumahan, penataan saluran air atau parit dalam perumahan serta saluran induk di sekitar perumahan juga berpengaruh. Jika saluran berfungsi maksimal, banjir diharapkan tidak sampai parah.
Pengembang perumahan disarankan mempertimbangkan secara matang kondisi geografis di sekitar perumahan sehingga banjir bisa diantisipasi. Masyarakat juga diimbau rutin bergotong-royong membersihkan parit agar air mengalir lancar ke saluran induk.
Baca juga: DPRD Kotim dukung penguatan Satpol PP untuk penegakan peraturan daerah
"Nanti saya minta TKPRD (Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah) dan saat pembahasan tata ruang untuk memperhitungkan drainase. Akan dibuat klausul kewajiban bagi pengembang membuat drainase yang baik sehingga tidak banjir," ujar Halikinnor.
Sementara itu untuk penanganan banjir di Sampit, pemerintah akan membuat sejumlah drainase baru di beberapa lokasi. Tujuannya agar air semakin cepat mengalir ke saluran induk sehingga tidak sampai permukiman.
Normalisasi sungai juga akan dilakukan dengan mengeruk lumpur serta membersihkan sampah dan rumput yang menyumbat aliran sungai. Masyarakat juga diimbau tidak mendirikan bangunan di badan sungai atau saluran air karena akan menghambat kelancaran aliran air.
"Kita benahi semuanya. Jadi kalaupun curah hujannya sangat tinggi dan meluap, maka genangan tidak terlalu lama dan cepat surut sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat," demikian Halikinnor.
Baca juga: Pemkab Kotim upayakan setiap bayi diberi akta kelahiran