Coto Manggala Kobar jadi makanan terpopuler di tingkat nasional
Pangkalan Bun (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Nurhidayah merasa sangat senang atas terpilihnya Coto Manggala, kuliner khas kabupaten setempat sebagai nomor dua terpopuler makanan tradisional di Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2020.
"Penetapan itu semakin menjadikan Kobar tak hanya dikenal wisata alam dan budaya, tapi juga kuliner," kata Nurhidayah saat memimpin syukuran terpilihnya Coto Manggala sebagai makanan terpopuler tingkat nasioal di Halaman Kantor Bupati Kobar, Jumat.
Syukuran yang diadakan Pemkab Kobar itu dengan melakukan santap atau sarapan Coto Manggala secara bersamaan. Santap yang dipimpin Bupati itu diikuti Sekda, Asisten I, Kepala Dispar dan para Kabag di lingkungan Pemkab Kobar, serta diikuti secara virtual oleh Camat, Kades, puluhan komunitas, pegiat seni, ketua paguyuban dan unsur masyarakat lainnya.
Nurhidayah pun berharap seluruh lapisan masyarakat di kabupaten setempat, agar terus mendukung dan mempopulerkan Coto Manggala, yang menjadi kuliner khas Kobar dan telah mendapat prestasi di tingkat nasional.
Dia mengatakan Pemkab Kobar juga akan membuat regulasi atau aturan yang mewajibkan seluruh pengusaha dibidang kuliner, agar menyediakan menu sarapan Coto Manggala.
"Jadi, setiap Restoran, warung makan dan seluruh pengusaha kuliner tergabung di perhimpunan hotel dan restoran di Kobar, menyediakan menu Coto Manggala," ucapnya.
Baca juga: Pemkab canangkan dua desa di Kobar percontohan Kampung Reforma Agraria
Orang nomor satu di Kabupaten Kotawaringin Barat itu menyebut, langkah tersebut dilakukan bukan hanya mempromosikan dan mempopulerkan kuliner khas Kobar, tapi juga agar dapat menjadi menjadi ikon bagi wilayah ini.
"Jadi, pada prinsipnya harus didpopulerkan di dalam daerah terlebih dahulu. Nantinya secara tak langsung akan semakin dikenal di daerah lain dan menjadi kuliner Nusantara," tukas Nurhidayah.
Kepala Dinas Pariwisata Wahyudi menambahkan, Coto Manggala tidak hanya memiliki cita rasa yang khas, tapi juga bergizi tinggi dan rendah kalori karena berbahan dasar singkong.
"Mari kita jaga dan terus populerkan makan khas Kobar ini. Jadi, tidak hanya wisata alam dan budaya yang populer, tetapi kuliner juga semakin terkenal dan jadi menjadi ikon," demikian Wahyudi.
Baca juga: Pemkab Kobar salurkan bantuan belasan mesin kapal ke nelayan
"Penetapan itu semakin menjadikan Kobar tak hanya dikenal wisata alam dan budaya, tapi juga kuliner," kata Nurhidayah saat memimpin syukuran terpilihnya Coto Manggala sebagai makanan terpopuler tingkat nasioal di Halaman Kantor Bupati Kobar, Jumat.
Syukuran yang diadakan Pemkab Kobar itu dengan melakukan santap atau sarapan Coto Manggala secara bersamaan. Santap yang dipimpin Bupati itu diikuti Sekda, Asisten I, Kepala Dispar dan para Kabag di lingkungan Pemkab Kobar, serta diikuti secara virtual oleh Camat, Kades, puluhan komunitas, pegiat seni, ketua paguyuban dan unsur masyarakat lainnya.
Nurhidayah pun berharap seluruh lapisan masyarakat di kabupaten setempat, agar terus mendukung dan mempopulerkan Coto Manggala, yang menjadi kuliner khas Kobar dan telah mendapat prestasi di tingkat nasional.
Dia mengatakan Pemkab Kobar juga akan membuat regulasi atau aturan yang mewajibkan seluruh pengusaha dibidang kuliner, agar menyediakan menu sarapan Coto Manggala.
"Jadi, setiap Restoran, warung makan dan seluruh pengusaha kuliner tergabung di perhimpunan hotel dan restoran di Kobar, menyediakan menu Coto Manggala," ucapnya.
Baca juga: Pemkab canangkan dua desa di Kobar percontohan Kampung Reforma Agraria
Orang nomor satu di Kabupaten Kotawaringin Barat itu menyebut, langkah tersebut dilakukan bukan hanya mempromosikan dan mempopulerkan kuliner khas Kobar, tapi juga agar dapat menjadi menjadi ikon bagi wilayah ini.
"Jadi, pada prinsipnya harus didpopulerkan di dalam daerah terlebih dahulu. Nantinya secara tak langsung akan semakin dikenal di daerah lain dan menjadi kuliner Nusantara," tukas Nurhidayah.
Kepala Dinas Pariwisata Wahyudi menambahkan, Coto Manggala tidak hanya memiliki cita rasa yang khas, tapi juga bergizi tinggi dan rendah kalori karena berbahan dasar singkong.
"Mari kita jaga dan terus populerkan makan khas Kobar ini. Jadi, tidak hanya wisata alam dan budaya yang populer, tetapi kuliner juga semakin terkenal dan jadi menjadi ikon," demikian Wahyudi.
Baca juga: Pemkab Kobar salurkan bantuan belasan mesin kapal ke nelayan