Hoaks turut picu peningkatan kasus COVID-19 di Kotim
Sampit (ANTARA) - Informasi bohong atau hoaks diduga menjadi salah satu faktor pemicu kembali melonjaknya penularan COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
"Saat ini penularan COVID-19 memang meningkat. Pemicunya, masyarakat mulai abai protokol kesehatan. Seolah-olah seperti tidak ada kasus COVID-19. Juga dipengaruhi hoaks," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Minggu.
Umar menjelaskan, banyak beredar hoaks terkait COVID-19 dan vaksin. Dampaknya ternyata cukup terasa dan menimbulkan hal yang kurang baik bagi penanganan COVID-19 di daerah ini.
Umar menyebut, beberapa hoaks yang marak beredar di antaranya menyebutkan bahwa setiap orang yang dirawat di rumah sakit pasti hasilnya positif COVID-19. Selain itu ada pula hoaks yang menyebutkan bahwa setiap orang yang diperiksa dengan swab PCR maka hasilnya pasti positif COVID-19.
Hoaks tersebut dampaknya cukup terasa dan menghambat upaya pemerintah menangani COVID-19. Akibat hoaks itu, tidak sedikit warga yang enggan dirawat di rumah sakit maupun menjalani pemeriksaan swab PCR.
Dampak ini terasa cukup menghambat petugas kesehatan dalam memeriksa pemeriksaan warga yang diduga terpapar COVID-19 serta melakukan pelacakan terhadap siapa saja yang mengalami kontrak erat dengan pasien COVID-19.
Akibatnya, bukan tidak mungkin mereka yang sudah terpapar tetap beraktivitas sehingga menyebabkan penularan. Kondisi ini jelas merugikan diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Pemuda ini diamankan polisi karena berlarian di atap
Hal ini membuat petugas harus bekerja ekstra untuk meyakinkan masyarakat dan meluruskan informasi yang salah tersebut. Padahal, tugas tenaga kesehatan saat ini sudah cukup berat dalam menangani pasien dan melaksanakan vaksinasi COVID-19.
"Kami meminta masyarakat jangan percaya dengan hoaks. Kalau ada hal yang kurang jelas, silakan menanyakan kepada petugas kesehatan atau Satgas Penanganan COVID-19," ujar Umar Kaderi.
Umar menyebutkan, peningkatan penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur kembali terjadi sejak pekan ketiga Juni lalu. Perlu dilakukan pelacakan secara masif agar bisa mengetahui secara cepat siapa saja yang terpapar sehingga bisa dengan cepat pula langkah penanganan untuk memutus mata rantai penularan virus mematikan tersebut.
Sementara itu berdasarkan data Minggu siang, terjadi penambahan warga yang terpapar COVID-19 sebanyak 39 orang dan pasien sembuh 13 orang. Secara keseluruhan, kasus COVID-19 di daerah ini sebanyak 3.322 kasus terdiri dari 2.859 kasus, 370 orang masih ditangani dan 93 orang meninggal dunia.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi dukungan Forkopimda terhadap pengembangan olahraga
"Saat ini penularan COVID-19 memang meningkat. Pemicunya, masyarakat mulai abai protokol kesehatan. Seolah-olah seperti tidak ada kasus COVID-19. Juga dipengaruhi hoaks," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Minggu.
Umar menjelaskan, banyak beredar hoaks terkait COVID-19 dan vaksin. Dampaknya ternyata cukup terasa dan menimbulkan hal yang kurang baik bagi penanganan COVID-19 di daerah ini.
Umar menyebut, beberapa hoaks yang marak beredar di antaranya menyebutkan bahwa setiap orang yang dirawat di rumah sakit pasti hasilnya positif COVID-19. Selain itu ada pula hoaks yang menyebutkan bahwa setiap orang yang diperiksa dengan swab PCR maka hasilnya pasti positif COVID-19.
Hoaks tersebut dampaknya cukup terasa dan menghambat upaya pemerintah menangani COVID-19. Akibat hoaks itu, tidak sedikit warga yang enggan dirawat di rumah sakit maupun menjalani pemeriksaan swab PCR.
Dampak ini terasa cukup menghambat petugas kesehatan dalam memeriksa pemeriksaan warga yang diduga terpapar COVID-19 serta melakukan pelacakan terhadap siapa saja yang mengalami kontrak erat dengan pasien COVID-19.
Akibatnya, bukan tidak mungkin mereka yang sudah terpapar tetap beraktivitas sehingga menyebabkan penularan. Kondisi ini jelas merugikan diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Pemuda ini diamankan polisi karena berlarian di atap
Hal ini membuat petugas harus bekerja ekstra untuk meyakinkan masyarakat dan meluruskan informasi yang salah tersebut. Padahal, tugas tenaga kesehatan saat ini sudah cukup berat dalam menangani pasien dan melaksanakan vaksinasi COVID-19.
"Kami meminta masyarakat jangan percaya dengan hoaks. Kalau ada hal yang kurang jelas, silakan menanyakan kepada petugas kesehatan atau Satgas Penanganan COVID-19," ujar Umar Kaderi.
Umar menyebutkan, peningkatan penularan COVID-19 di Kotawaringin Timur kembali terjadi sejak pekan ketiga Juni lalu. Perlu dilakukan pelacakan secara masif agar bisa mengetahui secara cepat siapa saja yang terpapar sehingga bisa dengan cepat pula langkah penanganan untuk memutus mata rantai penularan virus mematikan tersebut.
Sementara itu berdasarkan data Minggu siang, terjadi penambahan warga yang terpapar COVID-19 sebanyak 39 orang dan pasien sembuh 13 orang. Secara keseluruhan, kasus COVID-19 di daerah ini sebanyak 3.322 kasus terdiri dari 2.859 kasus, 370 orang masih ditangani dan 93 orang meninggal dunia.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi dukungan Forkopimda terhadap pengembangan olahraga