DPRD minta Pemkab Bartim segera bayar insentif tenaga kesehatan

id Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Adolina Sendol, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Barito Timur

DPRD minta Pemkab Bartim segera bayar insentif tenaga kesehatan

Ketua Komisi II DPRD Bartim, Adolina Sendol. ANTARA/HO-DPRD Bartim

Tamiang Layang (ANTARA) - Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Barito Timur, Kalimantan Tengah, Adolina Sendol terus mendorong dan meminta pemerintah kabupaten setempat, agar segera membayar insentif tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan COVID-19 

"Rapat kerja sudah kita laksanakan. Kita berupaya agar insentif tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19 bisa direalisasikan," kata Adolina Sendol di Tamiang Layang, Minggu.

Menurutnya, pada awal Juli 2021 sudah dibayarkan insentif penanganan COVID-19 untuk tenaga kesehatan selama empat bulan yakni periode September hingga Desember 2020 dengan besaran Rp5 juta per bulan per orang.

Wakil rakyat Bartim itu mengatakan, biaya insentif ini sesuai dengan kemampuan daerah, karena kebijakan dari Pemerintah Pusat bahwa tidak mengakomodasi biaya insentif penanganan COVID-19 tenaga kesehatan.

"Yang kami sangat sayangkan, kenapa sampai menunggak pembayaran insentif tenaga kesehatan hingga berbulan-bulan. Seharusnya segera dibayarkan," ucap Adolina.

Saat itu, kata politisi Partai Nasional Demokrat itu, DPRD Bartim sangat mengharapkan pembayarannya tetap Rp7 juta per bulan per orang untuk insentif tenaga kesehatan tahun 2020. Untuk tahun anggaran 2021, disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

Sementara saat ini, ungkap dia, DPRD Bartim telah menerima informasi berkaitan insentif penanganan COVID-19 tenaga kesehatan Kabupaten Barito Timur selama enam bulan, yang belum yakni Januari – Juni 2021.

"Kami di DPRD Bartim akan mendorong pemerintah daerah agar bisa membayarkan insentif tenaga kesehatan selama enam bulan tersebut," kata wanita yang menjadi Ketua Kaukus Perempuan  Parlemen Bartim itu.

Adolina menilai, tenaga kesehatan juga manusia yang memiliki kemampuan terbatas, serta ada sebagian yang sudah berkeluarga sehingga sangat memerlukan juga dana insentif penanganan COVID-19. Tenaga kesehatan juga berjuang di garda terdepan dalam penanggulangan dan penanganan COVID-19, terkhusus dalam perawatan pasien COVID-19. 

"Mereka juga memiliki resiko tinggi atau rentan tertular COVID-19. Kita juga hendaknya melihat dari sisi kemanusiaan dan sosialnya," kata Adolina.

Baca juga: Kades di Kecamatan Benua Lima diminta matangkan rencana pembangunan

Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bartim merilis data sebaran COVID-19 terbaru dan menunjukkan adanya penambahan kasus terkonfirmasi dalam beberapa hari terakhir. Hingga Sabtu (24/7) pukul 12.00 WIB menyebutkan kasus konfirmasi 1.157 orang, dalam perawatan 21 orang, sembuh 1.114 orang, meninggal dunia 22 orang, probable nihil dan suspek 16 orang.

Dia juga menghimbau masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak karena pandemi COVID-19 masih belum berakhir.

"Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Bartim masih ada. Cegah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan,"  demikian Adolina Sendol.

Baca juga: DP3AKB Bartim minta orang tua jaga psikis anak di tengah pandemi COVID-19

Baca juga: Bupati Apresiasi Kejari Bartim gelar vaksinasi massal di Kejari Bartim