Kebutuhan oksigen tabung Kalteng per hari capai 2.700 m3
Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan data Provinsi Kalimantan Tengah per 26 Agustus 2021, total kebutuhan oksigen tabung per hari mencapai hingga 2.700 m3 dan penggunaan liquid sebanyak 6.300 m3 per hari.
Adapun angka ketersediaan oksigen hingga saat ini, terdiri dari liquid untuk 5,6 hari atau 135 jam dan total volume oksigen tabung mencapai 3,6 hari atau 85 jam, kata Penjabat Sekda Kalteng Nuryakin mewakili Gubernur Sugianto Sabran saat menerima CSR oksigen cair dari pihak swasta, Palangka Raya, Sabtu.
"Dari data tersebut terlihat terjadi perbaikan kondisi oksigen yang kemungkinan disebabkan suplai yang lancar, banyaknya bantuan dan upaya pemda bekerja sama dengan penyedia," jelasnya.
Selain itu menurunnya penggunaan oksigen juga sehubungan dengan keterisian tempat tidur atau 'bed occupancy ratio' (BOR) rumah sakit yang semakin membaik.
Untuk itu pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua yang tetap berjuang dan mengupayakan pengendalian pandemi COVID-19 di Kalteng. Seperti diketahui upaya mengatasi pandemi terus berlangsung dan telah berhasil melewati puncak penularan pada Juli 2021 dan mulai menurun pada Agustus 2021.
Adapun dalam kegiatan tersebut pihaknya juga menyampaikan, diterimanya bantuan berupa oksigen cair sebanyak 18 ribu liter tahap II dari swasta, merupakan bukti baiknya kolaborasi dan dukungan pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penanganan pandemi.
Sementara itu berdasarkan data terbaru yang disampaikan Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalteng pada Sabtu (28/8), konfirmasi positif bertambah sebanyak 166 orang, yaitu di Palangka Raya 35 orang, Katingan 18 orang, Kotim 5 orang, Kobar 11 orang, Lamandau 5 orang, Sukamara 7 orang, Seruyan 5 orang, Pulpis 4 orang, Kapuas 16 orang, Gumas 14 orang, Barsel 5 orang, Bartim 11 orang dan Mura 30 orang.
Sembuh bertambah sebanyak 358 orang, yaitu di Palangka Raya 64 orang, Katingan 28 orang, Kotim 31 orang, Kobar 8 orang, Sukamara 6 orang, Seruyan 5 orang, Pulpis 2 orang, Kapuas 57 orang, Gumas 13 orang, Barsel 71 orang, Barut 60 orang dan Mura 13 orang.
Kemudian meninggal ada penambahan sebanyak 9 orang, yaitu di Palangka Raya 4 orang, Kobar 1 orang, Kapuas 1 orang dan Barsel 3 orang, sehingga tingkat kematian atau 'case fatality rate' (CFR) menjadi 3,4 persen.
Adapun angka ketersediaan oksigen hingga saat ini, terdiri dari liquid untuk 5,6 hari atau 135 jam dan total volume oksigen tabung mencapai 3,6 hari atau 85 jam, kata Penjabat Sekda Kalteng Nuryakin mewakili Gubernur Sugianto Sabran saat menerima CSR oksigen cair dari pihak swasta, Palangka Raya, Sabtu.
"Dari data tersebut terlihat terjadi perbaikan kondisi oksigen yang kemungkinan disebabkan suplai yang lancar, banyaknya bantuan dan upaya pemda bekerja sama dengan penyedia," jelasnya.
Selain itu menurunnya penggunaan oksigen juga sehubungan dengan keterisian tempat tidur atau 'bed occupancy ratio' (BOR) rumah sakit yang semakin membaik.
Untuk itu pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua yang tetap berjuang dan mengupayakan pengendalian pandemi COVID-19 di Kalteng. Seperti diketahui upaya mengatasi pandemi terus berlangsung dan telah berhasil melewati puncak penularan pada Juli 2021 dan mulai menurun pada Agustus 2021.
Adapun dalam kegiatan tersebut pihaknya juga menyampaikan, diterimanya bantuan berupa oksigen cair sebanyak 18 ribu liter tahap II dari swasta, merupakan bukti baiknya kolaborasi dan dukungan pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penanganan pandemi.
Sementara itu berdasarkan data terbaru yang disampaikan Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalteng pada Sabtu (28/8), konfirmasi positif bertambah sebanyak 166 orang, yaitu di Palangka Raya 35 orang, Katingan 18 orang, Kotim 5 orang, Kobar 11 orang, Lamandau 5 orang, Sukamara 7 orang, Seruyan 5 orang, Pulpis 4 orang, Kapuas 16 orang, Gumas 14 orang, Barsel 5 orang, Bartim 11 orang dan Mura 30 orang.
Sembuh bertambah sebanyak 358 orang, yaitu di Palangka Raya 64 orang, Katingan 28 orang, Kotim 31 orang, Kobar 8 orang, Sukamara 6 orang, Seruyan 5 orang, Pulpis 2 orang, Kapuas 57 orang, Gumas 13 orang, Barsel 71 orang, Barut 60 orang dan Mura 13 orang.
Kemudian meninggal ada penambahan sebanyak 9 orang, yaitu di Palangka Raya 4 orang, Kobar 1 orang, Kapuas 1 orang dan Barsel 3 orang, sehingga tingkat kematian atau 'case fatality rate' (CFR) menjadi 3,4 persen.