Tujuh venue berteknologi canggih Papua menelan anggaran sebesar Rp1,5 triliun
Papua (ANTARA) - Tujuh venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XX berteknologi "canggih" di Papua dibangun dengan alokasi dana pemerintah pusat Rp1,5 triliun kata pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Investasi pemerintah dari APBN untuk pembangunan tujuh venue total Rp1,5 triliun, terdiri Rp1 triliun untuk fisik venue, Rp200 miliar penataan kawasan serta Rp300 miliar untuk rumah susun," kata Direktur Prasarana Strategis Direktorat Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Suprijanto di Jayapura, Sabtu.
Menurut Iwan pembangunan tujuh venue lebih efisien dari pengajuan Pemerintah Provinsi Papua sebesar Rp1,7 triliun untuk empat venue.
Baca juga: Ratusan tenaga medis disiagakan saat upacara pembukaan PON Papua
"Kami sesuaikan budgetnya, bukan jadi murah sehingga tidak memenuhi syarat, Dengan efisiensi biaya, kami tetap penuhi standar," katanya.
Tujuh venue tersebut di antaranya Istora Papua Bangkit di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, venue akuatik dan panahan di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, venue kriket dan hoki di Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, venue sepatu roda di Bumi Perkemahan Waena, Kota Jayapura, serta venue dayung di Teluk Youtefa, Kota Jayapura.
Iwan mengatakan pembangunan venue mengacu pada standar kebutuhan olahraga yang dibuktikan oleh sertifikasi internasional dari masing-masing organisasi cabang olahraga serta mengacu pada persyaratan teknis pembangunan gedung.
Baca juga: Berkunjung ke masjid tertua hingga terbesar di Merauke
Contohnya seperti Istora Papua Bangkit yang menggunakan konstruksi berteknologi tinggi pengendali udara tekstil ducting sehingga memungkinkan pertandingan yang sensitif terhadap angin tidak akan terganggu.
Proses pembangunan venue dikatakan Iwan juga memanfaatkan aspek alam Papua yang eksotis seperti yang kini ada di venue dayung dan akuatik.
"Karena ini dibangun di Papua kita berharap alam Papua yang eksotis jadi salah satu hal yang kita manfaatkan. Penonton di venue dayung bisa asik menonton lomba di Teluk Youtefa," katanya.
Pada venue akuatik, kata Iwan, penonton di tribun juga disajikan pemandangan pegunungan Cycloop yang indah.
"Pemeliharaan juga sudah kami pertimbangan dengan menerapkan bangunan ramah lingkungan sehingga beban pengelolaan gedung tidak membebani keuangan daerah," katanya.
Baca juga: Dayung sumbang medali pertama Kalteng di PON XX Papua
"Investasi pemerintah dari APBN untuk pembangunan tujuh venue total Rp1,5 triliun, terdiri Rp1 triliun untuk fisik venue, Rp200 miliar penataan kawasan serta Rp300 miliar untuk rumah susun," kata Direktur Prasarana Strategis Direktorat Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Suprijanto di Jayapura, Sabtu.
Menurut Iwan pembangunan tujuh venue lebih efisien dari pengajuan Pemerintah Provinsi Papua sebesar Rp1,7 triliun untuk empat venue.
Baca juga: Ratusan tenaga medis disiagakan saat upacara pembukaan PON Papua
"Kami sesuaikan budgetnya, bukan jadi murah sehingga tidak memenuhi syarat, Dengan efisiensi biaya, kami tetap penuhi standar," katanya.
Tujuh venue tersebut di antaranya Istora Papua Bangkit di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, venue akuatik dan panahan di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, venue kriket dan hoki di Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, venue sepatu roda di Bumi Perkemahan Waena, Kota Jayapura, serta venue dayung di Teluk Youtefa, Kota Jayapura.
Iwan mengatakan pembangunan venue mengacu pada standar kebutuhan olahraga yang dibuktikan oleh sertifikasi internasional dari masing-masing organisasi cabang olahraga serta mengacu pada persyaratan teknis pembangunan gedung.
Baca juga: Berkunjung ke masjid tertua hingga terbesar di Merauke
Contohnya seperti Istora Papua Bangkit yang menggunakan konstruksi berteknologi tinggi pengendali udara tekstil ducting sehingga memungkinkan pertandingan yang sensitif terhadap angin tidak akan terganggu.
Proses pembangunan venue dikatakan Iwan juga memanfaatkan aspek alam Papua yang eksotis seperti yang kini ada di venue dayung dan akuatik.
"Karena ini dibangun di Papua kita berharap alam Papua yang eksotis jadi salah satu hal yang kita manfaatkan. Penonton di venue dayung bisa asik menonton lomba di Teluk Youtefa," katanya.
Pada venue akuatik, kata Iwan, penonton di tribun juga disajikan pemandangan pegunungan Cycloop yang indah.
"Pemeliharaan juga sudah kami pertimbangan dengan menerapkan bangunan ramah lingkungan sehingga beban pengelolaan gedung tidak membebani keuangan daerah," katanya.
Baca juga: Dayung sumbang medali pertama Kalteng di PON XX Papua