Berikut penjelasan BPBD tentang 'hotspot' di Seruyan
Kuala Pembuang (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seruyan, Kalimantan Tengah Agung Sulistiyono menyebut jika saat ini wilayah setempat masih aman dari titik panas atau 'hotspot', dikarenakan sebagian besar wilayah sering terjadi hujan dan menyebabkan lahan basah dan sulit terbakar.
“Saat ini masih belum terpantau untuk titik hotspot, dikarenakan sebagian besar wilayah kita panas sekitar dua atau tiga hari sudah diguyur hujan. Jadi masih aman karena lahan yang ada basah dan sulit terbakar,” kata Agung di Kuala Pembuang, Jumat.
Maka dari itu, dirinya juga merasa bersyukur karena bencana karhutla di Seruyan pada tahun ini tidak terlalu parah. Kejadian tersebut pada tahun ini hanya sering terjadi pada awal Mei-Juni lalu dan juga tidak seberapa.
“Memang saat Mei-Juni itu ada terpantau hotspot namun tidak begitu parah dan bisa kami tangani,” ungkapnya.
Pihaknya di tahun ini merasa sangat terbantu dan berbanding terbalik dengan yang terjadi pada 2019 silam yang mana memang kebakaran hutan dan lahan terjadi cukup parah. Pihaknya cukup kesulitan untuk menangani masalah tersebut.
“Jadi untuk karhutla dalam skala luas hingga saat ini hampir tidak ada, bahkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kita waspada terhadap bencana banjir,” jelasnya.
Dia menambahkan walau pun saat ini di Seruyan masih terbilang aman terhadap ancaman bencana karhutla, namun upaya meningkatkan pemahaman masyarakat harus terus dilakukan sehingga karhutla bisa dicegah dan ditangani bersama-sama.
“Hal ini jangan sampai membuat kita lengah. Upaya pencegahan harus kita maksimalkan agar karhutla tidak terjadi di Seruyan,” demikian Agung.
“Saat ini masih belum terpantau untuk titik hotspot, dikarenakan sebagian besar wilayah kita panas sekitar dua atau tiga hari sudah diguyur hujan. Jadi masih aman karena lahan yang ada basah dan sulit terbakar,” kata Agung di Kuala Pembuang, Jumat.
Maka dari itu, dirinya juga merasa bersyukur karena bencana karhutla di Seruyan pada tahun ini tidak terlalu parah. Kejadian tersebut pada tahun ini hanya sering terjadi pada awal Mei-Juni lalu dan juga tidak seberapa.
“Memang saat Mei-Juni itu ada terpantau hotspot namun tidak begitu parah dan bisa kami tangani,” ungkapnya.
Pihaknya di tahun ini merasa sangat terbantu dan berbanding terbalik dengan yang terjadi pada 2019 silam yang mana memang kebakaran hutan dan lahan terjadi cukup parah. Pihaknya cukup kesulitan untuk menangani masalah tersebut.
“Jadi untuk karhutla dalam skala luas hingga saat ini hampir tidak ada, bahkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kita waspada terhadap bencana banjir,” jelasnya.
Dia menambahkan walau pun saat ini di Seruyan masih terbilang aman terhadap ancaman bencana karhutla, namun upaya meningkatkan pemahaman masyarakat harus terus dilakukan sehingga karhutla bisa dicegah dan ditangani bersama-sama.
“Hal ini jangan sampai membuat kita lengah. Upaya pencegahan harus kita maksimalkan agar karhutla tidak terjadi di Seruyan,” demikian Agung.