"Kita juga ingin saudara-saudara di desa-desa turut merasakan suasana peringatan Hari Pahlawan. Ini juga sebagai bentuk upaya kita mengenang jasa pahlawan, termasuk pendahulu di daerah kita ini," kata Bupati Halikinnor, Rabu.
Perlu perjuangan untuk mencapai Desa Tumbang Gagu. Dibutuhkan waktu tempuh lebih dari lima jam untuk mencapai desa tersebut, terlebih saat musim hujan ini jalan menjadi becek dan licin sehingga perjalanan semakin berat dan lama.
Terbukanya jalan darat ke desa ini pada tahun ini sangat disyukuri warga setempat. Sebelumnya, desa ini harus dicapai melalui jalur sungai dengan melewati riam-riam berbahaya.
Meski berada di pelosok dan aksesnya sangat terbatas, Desa Tumbang Gagu sudah dikenal luas. Di desa ini terdapat rumah khas suku Dayak yaitu huma betang yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Situs budaya ini banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Hal ini pula yang menjadi tujuan lainnya sehingga upacara peringatan Hari Pahlawan kali ini dilaksanakan di desa ini. Pemerintah daerah ingin Desa Tumbang Gagu dengan potensi besar di bidang pariwisatanya bisa semakin dikenal luas.
Sementara itu upacara peringatan Hari Pahlawan digelar dengan sederhana dipimpin Komandan Kodim 1015/Spt Letkol Czi Akhmad Safari. Hadir dalam kegiatan itu Bupati Halikinnor, Ketua DPRD Rinie, Wakil Bupati Irawati, Sekretaris Daerah Fajrurrahman serta pejabat lainnya.
Meski digelar sederhana, peserta mengikuti upacara tersebut dengan khidmat. Sejumlah pesan Menteri Sosial dalam peringatan Hari Pahlawan ini dibacakan saat upacara tersebut.
Bupati Halikinnor menambahkan, kegiatan ini juga sekaligus napak tilas sejarah untuk mengenang jasa leluhur masyarakat Dayak yang membangun daerah ini di masa lalu. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus membangun desa-desa di kawasan pelosok dengan harapan terbukanya keterisolasian akan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kegiatan ini pemerintah daerah juga ingin menghargai para pahlawan, bagaimana perjuangan para pahlawan kita dulu merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara dan wilayah ini.
"Dalam kesempatan ini kita juga meninjau kondisi hutan yang masih perawan. Kita ingin menetapkan dan bekerjasama dengan DAD terkait kawasan hutan adat, untuk menjaga pohon besi atau ulin jangan sampai punah, karena hanya di sana yang benar-benar masih terjaga. Jangan sampai anak cucu kita hanya melihat di museum bahwa ada kayu besar semacam itu," demikian Halikinnor.
Baca juga: Legislator Kotim dukung wujudkan Smart City
Baca juga: Pemkab Kotim bebaskan PBB bagi veteran