"Kedekatan sama anak itu sebenarnya sangat berharga. Sebenarnya itu, kita akan merasa begitu saat anak-anak mulai beranjak dewasa. Dan hubungan itu tidak dipaksa. Maksudnya, enggak bisa ketika kecil enggak dekat, begitu besar kita maksa anak-anak untuk dekat sama kita tuh enggak bisa. Karena itu tuh dibangun," kata Rosdiana saat dihubungi ANTARA, Jumat.
"Jadi menurut saya, apa kerugiannya kalau ayah enggak dekat sama anak? (Ruginya) enggak cuma dimiliki oleh si anak, tpi sebenarnya bapaknya juga rugi banget gitu," lanjut psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.
Di sisi lain, psikolog Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto juga mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, figur ayah sangat penting karena ayah adalah sosok pelindung dan pemberi contoh bagi anak.
Baca juga: Benarkah para ayah tak mengerti urus anak?
"Sangat penting (figur ayah). Dalam keluarga, ayah berperan sebagai pemberi nafkah, pemimpin, pelindung dan pendidik keterampilan anak sebagai seorang pemberi contoh," ujar Kasandra.
Lebih lanjut, Kasandra juga menjelaskan bahwa akan timbul perbedaan dampak psikologis antara anak yang dekat dengan ayahnya dan yang tidak. Dia menjelaskan bahwa anak yang tidak dekat dengan sosok ayahnya akan mengalami krisis identitas.
"Dampak buruk yang mungkin dapat terjadi akibat tidak ada kehadiran ayah dalam kehidupannya adalah terjadinya krisis identitas dan perkembangan seksual anak. Lalu gangguan psikologis pada anak di masa dewasa. Misalnya anak akan merasa kesepian, kecemburuan, rendahnya harga diri, rasa malu, dan rendahnya kontrol diri," jelas Kasandra.
"Dampak lain anak yang tidak dekat dengan sosok ayah adalah mengalami ketidakmampuan memecahkan masalah yang membuat dirinya sering memberontak dan adanya perasaan marah yang sulit di kontrol," lanjutnya.
Baca juga: Empat cara rayakan Hari Ayah di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Google ajak bikin kartu ucapan untuk rayakan Hari Ayah
Baca juga: Benarkah ayah berperan besar dalam pengasuhan anak?