OJK: Sektor jasa keuangan di Kalteng dalam kondisi baik
Palangka Raya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah menyampaikan, pada masa pandemi ini, kondisi sektor jasa keuangan masih cenderung terjaga walau terdapat beberapa indikator yang mengalami kontraksi.
"Namun kami masih bisa dibilang kondisi sektor jasa keuangan di Kalimantan Tengah masih dalam kondisi yang baik," kata Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy dalam kegiatan media update di Palangka Raya, Selasa.
Dijabarkannya, data keuangan sektor perbankan, terdiri dari penyaluran kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta total aset, yakni masing-masing capaiannya adalah Rp35,38 triliun tumbuh 8,41 persen (yoy), Rp33,26 triliun tumbuh 7,11 persen (yoy), serta Rp52,46 triliun tumbuh 7,06 persen (yoy).
Data keuangan perasuransian, yakni premi asuransi umum Rp411,52 miliar, klaim asuransi umum Rp28,80 miliar, premi asuransi jiwa Rp115,47 miliar, serta klaim asuransi jiwa Rp196,54 miliar.
Data keungan perusahaan pembiayaan hingga September 2021, pembiayaan motor Rp967,60 miliar, pembiayaan mobil Rp2,72 triliun, serta total piutang pembiayaan Rp3,69 triliun.
Lebih lanjut ia mengatakan, di masa pandemi COVID-19 yang telah terjadi selama hampir dua tahun ini memiliki dampak sangat signifikan terhadap kehidupan sehari-hari. Ruang gerak masyarakat menjadi sangat terbatas dan pada akhirnya sangat memengaruhi perekonomian.
Untuk itu berbagai upaya dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk meningkatkan dan mendorong pemulihan ekonomi secara tetapi dengan tetap memerhatikan perkembangan penyebaran COVID-19.
"Intervensi bidang kesehatan telah dilakukan, diantaranya melalui vaksinasi gratis dan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan," terangnya.
Kemudian disampaikannya, kebijakan-kebijakan stimulus perekonomian telah dikeluarkan dengan harapan dapat meningkatkan geliat usaha di masyarakat, termasuk pada pelaku usaha informal dan UMKM maupun IKM yang merupakan salah satu sektor paling terdampak.
Sinergi antara lembaga jasa keuangan, pemerintah daerah serta instansi vertikal lainnya, menjadi hal yang sangat penting agar kebijakan stimulus yang telah ditetapkan dapat berjalan secara optimal.
Disampaikannya, satu tahun sudah dilalui pada 2021 ini, dengan tantangan dan kondisi yang bisa dibilang cukup berat, tetapi semua bisa dilalui dengan sangat baik.
"Semoga kondisi ini dapat terus berjalan hingga ekonomi bisa pulih dengan sepenuhnya," harap Otto.
"Namun kami masih bisa dibilang kondisi sektor jasa keuangan di Kalimantan Tengah masih dalam kondisi yang baik," kata Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy dalam kegiatan media update di Palangka Raya, Selasa.
Dijabarkannya, data keuangan sektor perbankan, terdiri dari penyaluran kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta total aset, yakni masing-masing capaiannya adalah Rp35,38 triliun tumbuh 8,41 persen (yoy), Rp33,26 triliun tumbuh 7,11 persen (yoy), serta Rp52,46 triliun tumbuh 7,06 persen (yoy).
Data keuangan perasuransian, yakni premi asuransi umum Rp411,52 miliar, klaim asuransi umum Rp28,80 miliar, premi asuransi jiwa Rp115,47 miliar, serta klaim asuransi jiwa Rp196,54 miliar.
Data keungan perusahaan pembiayaan hingga September 2021, pembiayaan motor Rp967,60 miliar, pembiayaan mobil Rp2,72 triliun, serta total piutang pembiayaan Rp3,69 triliun.
Lebih lanjut ia mengatakan, di masa pandemi COVID-19 yang telah terjadi selama hampir dua tahun ini memiliki dampak sangat signifikan terhadap kehidupan sehari-hari. Ruang gerak masyarakat menjadi sangat terbatas dan pada akhirnya sangat memengaruhi perekonomian.
Untuk itu berbagai upaya dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk meningkatkan dan mendorong pemulihan ekonomi secara tetapi dengan tetap memerhatikan perkembangan penyebaran COVID-19.
"Intervensi bidang kesehatan telah dilakukan, diantaranya melalui vaksinasi gratis dan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan," terangnya.
Kemudian disampaikannya, kebijakan-kebijakan stimulus perekonomian telah dikeluarkan dengan harapan dapat meningkatkan geliat usaha di masyarakat, termasuk pada pelaku usaha informal dan UMKM maupun IKM yang merupakan salah satu sektor paling terdampak.
Sinergi antara lembaga jasa keuangan, pemerintah daerah serta instansi vertikal lainnya, menjadi hal yang sangat penting agar kebijakan stimulus yang telah ditetapkan dapat berjalan secara optimal.
Disampaikannya, satu tahun sudah dilalui pada 2021 ini, dengan tantangan dan kondisi yang bisa dibilang cukup berat, tetapi semua bisa dilalui dengan sangat baik.
"Semoga kondisi ini dapat terus berjalan hingga ekonomi bisa pulih dengan sepenuhnya," harap Otto.