Legislator: Petani Kotim masih terkendala modal

id Legislator: Petani Kotim terkendala modal, kalteng, DPRD kotim, Sampit, Syahbana, kotim, Kotawaringin Timur

Legislator: Petani Kotim masih terkendala modal

Dokumentasi - Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Syahbana. Foto diambil sebelum pandemi COVID-19. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Syahbana mengatakan petani di daerah ini semakin bersemangat mengembangkan pertanian namun masih terkendala terbatasnya modal. 

"Pemerintah harus membantu petani agar bisa berkembang. Dari aspirasi yang disampaikan kepada kami selama ini, petani terkendala dalam membuka lahan dan membeli bibit karena terbatasnya modal," kata Syahbana di Sampit, Kamis. 

Syahbana mengapresiasi dan sangat mendukung komitmen Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam mengembangkan sektor pertanian karena potensinya memang masih sangat besar. 

Upaya nyata yang dilakukan pemerintahan pasangan Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati adalah menyediakan secara bertahap alat berat berupa ekskavator multifungsi. 

Pengadaan alat berat yang dimulai dengan tiga unit pada 2021 itu menargetkan segera terpenuhi di 17 kecamatan yang ada di kabupaten ini. 

Syahbana menilai ini merupakan terobosan yang sangat bagus. Selain bisa digunakan untuk menggarap lahan pertanian, ekskavator multifungsi itu juga bisa digunakan untuk merawat jalan di desa-desa. 

Manfaat lainnya yaitu untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi saat musim kemarau. Semakin banyak lahan telantar yang dibuka dan digarap untuk pertanian maka semakin kecil potensi kebakaran hutan dan lahan. 

Baca juga: Pemkab Kotim diminta permudah pembuatan STDB perkebunan

Terobosan itu disambut antusias masyarakat, khususnya para petani karena dirasakan sangat membantu. Selama ini petani harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah menyewa alat berat untuk menyiapkan lahan pertanian, namun kini biaya bisa ditekan karena petani hanya perlu menyediakan biaya untuk pembelian bahan bakar serta operasional operator. 

Meski begitu, kebutuhan yang tinggi membuat tidak semua lahan bisa dibantu penggarapannya lantaran musim tanam berlangsung serentak. 

Jika membuka lahan dengan cara membakar, petani khawatir akan masuk penjara karena pemerintah telah melarang pembukaan lahan dengan cara tersebut. 

Kondisi ini perlu dicarikan solusinya agar semakin banyak petani yang bisa dibantu oleh pemerintah karena cukup berat bagi warga jika harus membuka lahan secara manual menggunakan peralatan tradisional. 

"Bantuan lain yang sangat diharapkan masyarakat adalah bibit dan pupuk karena memang sangat dibutuhkan. Kami mendorong pemerintah terus meningkatkan bantuan di bidang pertanian karena selain untuk peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya petani, ini juga demi menjaga ketahanan pangan daerah kita," demikian Syahbana. 

Baca juga: Legislator ajak petani di Kotim maksimalkan pemanfaatan pupuk alami

Baca juga: Ketua DPRD Kotim khawatir balap liar menimbulkan korban jiwa

Baca juga: DPRD Kotim dorong pemkab segera operasionalkan Mal Pelayanan Publik