Percepatan SDGs, Jokowi minta UNESCAP perkuat pendanaan

id Jokowi,Presiden Jokowi,Jokowi minta UNESCAP perkuat pendanaan,Percepatan SDGs

Percepatan SDGs, Jokowi minta UNESCAP perkuat pendanaan

Tangkapan layar - Presiden Jokowi dalam Sidang Komisi ke-78 Komite Ekonomi Sosial PBB untuk Asia-Pasifik (United Nation ESCAP/UNESCAP) yang disaksikan secara virtual di Jakarta, Senin (23/5). (ANTARA/Indra Arief)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta Komite Ekonomi Sosial PBB untuk Asia-Pasifik (United Nation ESCAP/UNESCAP) dapat memperkuat pendanaan agar pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dapat dipercepat.

Presiden menjelaskan akibat tantangan global, seperti pandemi COVID-19, perubahan iklim dan perang, pencapaian SDGs di kawasan Asia Pasifik tertunda. Pencapaian SDGs diperkirakan paling cepat pada tahun 2065.

"Pendanaan untuk akselerasi SDGs harus diperkuat. ADB memperkirakan kebutuhan 1,5 triliun dolar AS setiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik," kata Presiden dalam sambutannya saat Pembukaan Sidang Komisi ke-78 UNESCAP yang disaksikan secara virtual, Senin.

Baca juga: Jokowi terima kunjungan kehormatan Menlu Serbia di Istana Merdeka

Presiden Jokowi memaparkan kebutuhan pendanaan setiap tahunnya berkisar 1,5 triliun dolar AS guna memastikan program SDGs di negara kawasan Asia Pasifik tercapai pada 2030.

Namun di sisi lain, ketersediaan pendanaan global hanya mencapai 1,4 triliun dolar AS.

Oleh karenanya, Kepala Negara meminta investasi sektor swasta harus didorong, mengingat nilai investasi ke kawasan Asia Pasifik masih terbilang kecil.

Baca juga: Pengamat nilai Jokowi memiliki pengaruh menangkan Capres 2024

Baca juga: Jokowi: Masyarakat boleh lepas masker di area terbuka


UNESCAP dinilai perlu mendorong penguatan investasi intrakawasan, mendukung kemudahan berusaha, promosi dan keterkaitan usaha (business matching) di antara negara anggota, untuk mengatasi kesenjangan pendanaan tersebut.

"Meskipun Asia Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, 'inbound' dan 'outbound', namun nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil," kata Presiden Jokowi.

Selain penguatan investasi, Jokowi juga memandang perlunya pendanaan inovatif, baik melalui kolaborasi UNESCAP dengan Asian Development Bank, maupun dari lembaga pendanaan lainnya.

RI sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif untuk melakukan percepatan SDGs, yakni SDG Indonesia One, green sukuk dan ekonomi karbon.

Baca juga: Harga minyak dunia tinggi, Jokowi terus tahan harga Pertalite agar tidak naik

Baca juga: Jokowi umumkan ekspor minyak goreng dibuka kembali 23 Mei 2022

Baca juga: Jokowi: Jangan ada yang bermain-main soal minyak goreng