Setelah sidak tim gabungan, antrean di beberapa SPBU di Palangka Raya mulai normal
Palangka Raya (ANTARA) - Pasca di sidak oleh tim gabungan dari Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, beserta Satpol PP Kota Palangka Raya dan Pertamina, antrean di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota setempat, mulai terlihat normal.
Tiara Anggraini warga Jalan Tjilik Riwut Km 8 Palangka Raya, Jumat, mengatakan dengan turunnya tim gabungan tentunya sangat membantu masyarakat, terkhusus mengurai adanya dugaan oknum-oknum yang melangsir BBM di sejumlah SPBU.
"Saya sangat mendukung tim gabungan tersebut melakukan pengawasan terhadap aktivitas SPBU, pengawasan itu dilakukan agar persoalan seperti ini segera terselesaikan," katanya.
Perempuan berparas cantik itu juga menuturkan, persoalan seperti ini terjadi sudah hampir tiga minggu lebih. Maka dari itu dengan adanya pengawasan seperti ini, instansi terkait dapat memonitor apa saja benang merah dari persoalan itu.
"Kalau ada oknum operator SPBU bermain dengan pelangsir, kami harap hal tersebut harus ditertibkan sebab BBM di SPBU itu untuk rakyat, bukan untuk pribadi peruntukannya," ucapnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager 1 Kalselteng Pertamina M Abdillah Rorke saat mengikuti kegiatan sidak bersama tim gabungan di Palangka Raya mengatakan, apabila ada SPBU melanggar aturan yang sudah ada maka akan tahapan awal adalah dilakukan pembinaan.
Kemudian melakukan teguran keras hingga sampai sanksi penghentian suplai BBM SPBU tersebut, namun sifatnya hanya sementara atau beberapa waktu saja.
"Pembuktian pemberian teguran dan sanksi itu tentunya kami harus melakukan penyelidikan mendalam, karena kami tidak bisa langsung memutuskan jadi perlu penyelidikan lebih lanjut terkait hal itu," ungkapnya.
Baca juga: Tim gabungan awasi aktivitas SPBU di Kota Palangka Raya
Ditegaskannya, terkait kuota Pertalite di Palangka Raya sama sekali tidak ada pengurangan kuota. Bahkan selama ini kuota di triwulan dua tahun ini, sudah melebihi triwulan satu. Sebab, seharusnya kebutuhan BBM untuk masyarakat di Kota Palangka Raya, sudah terpenuhi. Memang saat ini ada pergeseran disparitas (ketimpangan) harga dari Pertamax ke Pertalite.
"Sehingga menyebabkan masyarakat banyak beralih membeli Pertalite dibandingkan Pertamax karena ada pergeseran harga yang cukup timpang," demikian M Abdillah.
Dari pantauan ANTARA di lapangan, hingga pukul 18.00 WIB sejumlah SPBU menutup jalur penjualan BBM jenis Pertalite. Sedangkan BBM jenis Pertamax masih buka dan antriannya normal tidak ada antrean yang panjang sampai ke jalan raya.
Baca juga: Diduga curang, SPBU di Serang disanksi tutup 6 bulan
Baca juga: Legislator: Selidiki penyebab antrean panjang di SPBU
Baca juga: Pasokan Pertalite ke Kalteng sudah ditambah, masyarakat mampu diimbau gunakan Pertamax
Tiara Anggraini warga Jalan Tjilik Riwut Km 8 Palangka Raya, Jumat, mengatakan dengan turunnya tim gabungan tentunya sangat membantu masyarakat, terkhusus mengurai adanya dugaan oknum-oknum yang melangsir BBM di sejumlah SPBU.
"Saya sangat mendukung tim gabungan tersebut melakukan pengawasan terhadap aktivitas SPBU, pengawasan itu dilakukan agar persoalan seperti ini segera terselesaikan," katanya.
Perempuan berparas cantik itu juga menuturkan, persoalan seperti ini terjadi sudah hampir tiga minggu lebih. Maka dari itu dengan adanya pengawasan seperti ini, instansi terkait dapat memonitor apa saja benang merah dari persoalan itu.
"Kalau ada oknum operator SPBU bermain dengan pelangsir, kami harap hal tersebut harus ditertibkan sebab BBM di SPBU itu untuk rakyat, bukan untuk pribadi peruntukannya," ucapnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager 1 Kalselteng Pertamina M Abdillah Rorke saat mengikuti kegiatan sidak bersama tim gabungan di Palangka Raya mengatakan, apabila ada SPBU melanggar aturan yang sudah ada maka akan tahapan awal adalah dilakukan pembinaan.
Kemudian melakukan teguran keras hingga sampai sanksi penghentian suplai BBM SPBU tersebut, namun sifatnya hanya sementara atau beberapa waktu saja.
"Pembuktian pemberian teguran dan sanksi itu tentunya kami harus melakukan penyelidikan mendalam, karena kami tidak bisa langsung memutuskan jadi perlu penyelidikan lebih lanjut terkait hal itu," ungkapnya.
Baca juga: Tim gabungan awasi aktivitas SPBU di Kota Palangka Raya
Ditegaskannya, terkait kuota Pertalite di Palangka Raya sama sekali tidak ada pengurangan kuota. Bahkan selama ini kuota di triwulan dua tahun ini, sudah melebihi triwulan satu. Sebab, seharusnya kebutuhan BBM untuk masyarakat di Kota Palangka Raya, sudah terpenuhi. Memang saat ini ada pergeseran disparitas (ketimpangan) harga dari Pertamax ke Pertalite.
"Sehingga menyebabkan masyarakat banyak beralih membeli Pertalite dibandingkan Pertamax karena ada pergeseran harga yang cukup timpang," demikian M Abdillah.
Dari pantauan ANTARA di lapangan, hingga pukul 18.00 WIB sejumlah SPBU menutup jalur penjualan BBM jenis Pertalite. Sedangkan BBM jenis Pertamax masih buka dan antriannya normal tidak ada antrean yang panjang sampai ke jalan raya.
Baca juga: Diduga curang, SPBU di Serang disanksi tutup 6 bulan
Baca juga: Legislator: Selidiki penyebab antrean panjang di SPBU
Baca juga: Pasokan Pertalite ke Kalteng sudah ditambah, masyarakat mampu diimbau gunakan Pertamax