'Blackout challenge' TikTok diduga telah tewaskan tujuh anak

id tiktok,Blackout challenge,Amerika Serikat ,Tantangan pingsan

'Blackout challenge' TikTok diduga telah tewaskan tujuh anak

Logo TikTok yang dicetak terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada Selasa (15/2/2022). ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/am.

Jakarta (ANTARA) - TikTok di Amerika Serikat menghadapi sejumlah tuntutan hukum dari para orang tua yang anaknya tewas karena mengikuti blackout challenge di platform tersebut.

Disiarkan The Verge pada Kamis (7/7), gugatan terbaru berasal dari orang tua Lalani Walton (8 tahun) dan Arriani Arroyo (9 tahun), sekitar Juni kemarin.

Tantangan pingsan atau blackout challenge sempat populer di TikTok beberapa waktu lalu. Dalam tantangan itu, terlihat pengguna mencekik leher mereka sampai pingsan.

Gugatan itu menyebutkan TikTok "mendorong pengguna mencekik diri mereka menggunakan ikat pinggang, tali tas atau benda serupa lainnya sampai pingsan".

Selain Arroyo dan Walton, lima korban lainnya meninggal sepanjang 2021 karena mengikuti "blackout challenge", yaitu dari Italia (10 tahun), Colorado, AS (12 tahun), Australia (14 tahun), Oklahoma, AS (12 tahun) dan Pennsylvania, AS (10 tahun).

Baca juga: Tips dan trik pelaku UMKM jadi kreator dengan manfaatkan TikTok

Orang tua korban yang berasal dari Pennsylvania, Nylah Anderson, menggugat TikTok dengan tuduhan "mendorong tantangan yang sagat berbahaya dan tidak bisa diterima".

Menanggapi tuduhan Anderson, Tiktok mengatakan sudah memblokir pencarian "blackout challenge". Pengguna melihat notifikasi yang memberi tahu sejumlah tantangan berbahaya atau bahkan bohongan dan dialihkan ke peringatan soal mengikuti tantangan.

Dalam berkas gugatan mereka, perwakilan Walton dan Arroyo mengatakan mendiang anak mereka tidak pernah mencari tantangan tersebut. Video tersebut terpampang di laman utama TikTok.

Mereka menuduh TikTok mengkurasi video tersebut dan menganggap konten tersebut sesuai untuk anak-anak.

Berkaitan dengan kasus tersebut, juru bicara TikTok menyatakan tantangan tersebut diketahui berasal dari luar TikTok. Kemunculannya terjadi sebelum TikTok dan tidak pernah menjadi trend di platform tersebut.

"Kami tetap waspada dan berkomitmen atas keamanan pengguna kami. Kami akan segera menghapus konten yang dimaksud jika ditemukan. Duka cinta yang mendalam bagi keluarga atas kehilangan tragis ini," kata juru bicara TikTok.

Walton dan Arroyo dalam berkas tuntutan berargumen platform memiliki tugas mengawasi video dan tantangan yang ada di platform tersebut dan memastikan tidak ada tantangan yang berbahaya.

Baca juga: TikTok hadirkan 'Follow Me', program khusus UKM

Baca juga: Google dan Apple didesak untuk singkirkan TikTok

Baca juga: TikTok pindahkan data penggunanya ke penyimpanan Oracle