Palangka Raya (ANTARA) - Anggota MPR RI Agustin Teras Narang mengajak pemuda dan mahasiswa di Kalimantan Tengah, terkhusus di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), memahami dan turut terlibat menghadapi tantangan kebangsaan Indonesia di masa kini dan mendatang.
Tantangan kebangsaan dari internal yang dihadapi adalah lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman agama secara keliru, kata Teras Narang saat mensosialisasikan empat pilar secara dari kepada para mahasiswa UMPR di Palangka Raya, Senin.
"Semakin abai terhadap kepentingan daerah dan fanatisme kedaerahan, kurang berkembangnya penghargaan atas kebhinnekaan, kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin serta tokoh bangsa, dan tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal," ucapnya.
Sedangkan dari sisi eksternal, lanjut Anggota DPD RI itu, tantangan kebangsaan Indonesia yakni perang antara Ukraina dan Rusia, serta ketegangan China dan Taiwan yang memiliki dampak terhadap situasi dunia, termasuk pandemi COVID-19 terjadi di seluruh dunia.
Teras Narang mengatakan, khusus untuk pandemi COVID-19, terjadi lompatan dan berdampak besar terhadap cara hidup masyarakat Indonesia. Di mana, pandemi membuat nyaris seluruh masyarakat Indonesia semakin mengoptimalkan keberadaan teknologi, termasuk diantaranya terbiasa menggelar acara secara virtual.
"Secara eksternal ada lagi tantangan terkait kapitalisme yang nyata kita hadapi hingga saat ini, terlebih bagaimana negara besar melalui kekuatan kapital untuk menguasai negara lain," kata dia.
Baca juga: Penghapusan tekon berdampak ke pendidikan dan kesehatan di Lamandau
Dengan berbagai tantangan yang masih relevan hingga hari ini, Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu pun mengajak agar seluruh mahasiswa UMPR dan seluruh generasi muda lainnya, agar berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan Indonesia.
Dia mengatakan, empat pilar yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, telah terbukti mampu menjaga Indonesia dari kekacauan sebagaimana terjadi di negara luar yang terpecah.
"Banyak tantangan tentu membuat kita juga kadang mengalami kekhawatiran, kerisauan. Tetapi, kita tidak boleh pesimis. Jangan juga terlalu optimis. Kita perlu menjadi realistis dengan memahami apa yang menjadi tantangan kita dan memperkuat peran Pancasila dalam menghadapi tantangan yang ada," demikian Teras Narang.
Baca juga: Pusat diminta isi kekosongan aturan terkait pengelolaan plasma sawit
Baca juga: Pusat diminta evaluasi penyederhanaan birokrasi dan penghapusan tenaga kontrak