Palangka Raya (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah bersama Korem 102 Panju Panjung terus meningkatkan sinergi dalam upaya percepatan penurunan stunting di wilayah setempat.
Angka stunting di Kalimantan Tengah menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 adalah 27,4 persen dan jumlah keluarga berisiko stunting 58.923, keluarga yang tidak memiliki air minum layak 22.758 serta jumlah keluarga yang tidak memiliki jamban layak 23.215, kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi di Palangka Raya, Sabtu.
"Dengan kondisi ini kami harapkan melalui kunjungan sekaligus silaturahmi dengan Korem 102 Panju Panjung, bersedia bersama-sama BKKBN Kalimantan Tengah melakukan upaya percepatan penurunan stunting hingga pada level kabupaten, kota, kecamatan, desa dan kelurahan," jelasnya.
Adapun pada Jumat (13/1) kemarin, Dadi beserta jajaran melakukan kunjungan kerja sekaligus silaturahmi dengan Komandan Korem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Yudianto Putrajaya.
Sementara itu, Brigjen TNI Yudianto Putrajaya menyatakan kesiapan pihaknya mendukung BKKBN untuk bersama-sama melaksanakan upaya percepatan penurunan stunting di Kalimantan Tengah.
"Kami akan terbitkan surat tugas kepada Babinsa melalui Kodim, Pabung dan Koramil untuk bersama BKKBN melakukan percepatan penurunan stunting," terangnya.
Baca juga: BKKBN Kalteng berkolaborasi tingkatkan penggunaan Elsimil
Lebih lanjut diketahui BKKBN terus meningkatkan sinergi bersama berbagai pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting. Selain bersama jajaran Korem 102 Panju Panjung, maupun pemerintah kabupaten dan kota, sinergi juga ditingkatkan bersama jajaran perguruan tinggi.
Sebelumnya Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan pertemuan virtual Coaching Clinic Matcing Fund Kedaireka 2023 yang dihadiri 13 utusan dari beberapa perguruan tinggi di provinsi setempat.
Pelaksanaan Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari surat Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Nomor 062/PD.04/D3/2023 tanggal 10 Januari 2023 tentang Coaching Cllinic Macatching Fund Kedaireka 2023. Hal ini sebagai upaya BKKBN dalam rangka percepatan penurunan stunting maka konvergensi lintas sektor harus dikembangkan.
Program Matching Fund Kedaireka dari Kemendikbudristek merupakan salah satu solusi strategis dalam upaya menggalang dukungan sumber daya bagi pendampingan keluarga berisiko stunting.
Baca juga: Penyuluh KB dan Agama berkolaborasi optimalkan pencegahan stunting di Kalteng