Penyuluh KB dan Agama berkolaborasi optimalkan pencegahan stunting di Kalteng

id Bkkbn kalteng, badan kependudukan dan keluarga berencana nasional, stunting, kemenag kalteng, kekerdilan, gagal tumbuh, kalteng, kalimantan tengah, no

Penyuluh KB dan Agama berkolaborasi optimalkan pencegahan stunting di Kalteng

Jajaran Kantor Perwakilan BKKBN-Kanwil Kemenag Kalteng bertemu untuk meningkatkan sinergi, program dan kegiatan di lapangan, Palangka Raya, (5/1/2023). (ANTARA/HO-BKKBN Kalteng)

Palangka Raya (ANTARA) - BKKBN bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Provinsi Kalimantan Tengah terus bersinergi dalam program pembangunan daerah, salah satunya dengan meningkatkan kolaborasi antara Penyuluh Keluarga Berencana (KB) dengan Penyuluh Agama dalam upaya pencegahan stunting.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalimantan Tengah Noor Fahmi di Palangka Raya, Jumat, mengatakan, pihaknya bersama BKKBN terus meningkatkan kolaborasi khususnya dalam kegiatan di lapangan antara Penyuluh Agama dan Penyuluh KB.

"Kolaborasi ini khususnya dalam memberikan edukasi kepada calon pengantin, agar dari sisi kesehatan mereka siap untuk hamil dan siap melahirkan seorang bayi yang sehat, tentunya bayi yang terhindar dari risiko stunting," tegasnya.

Penyuluhan dan peningkatan pengetahuan calon pengantin yang akan menikah sangatlah penting, sebagai salah satu langkah pencegahan sejak dini kasus bayi yang mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan.

Penyuluhan maupun peningkatan pengetahuan tersebut, terutama berkaitan dengan kondisi kesehatan yang harus bisa dipenuhi atau berbagai kebutuhan gizi yang harus bisa didapat ibu maupun anak dalam suatu keluarga.

Baca juga: Suka Makmur menjadi desa dengan nol stunting di Kalteng

Pihaknya telah melaksanakan pertemuan bersama Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Tengah yang di antaranya adalah membahas peningkatan kolaborasi tersebut.

Selain itu juga berkaitan pemanfaatan Aplikasi Elsimil untuk mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kondisi calon pengantin, di antaranya tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan anemia.

Kepada perempuan calon pengantin yang memiliki anemia melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, TP-PKK dan kader KB akan mendapatkan modul pemberitahuan untuk mendapatkan tablet tambah darah dari fasilitas kesehatan untuk diminum selama 90 hari.

Sedangkan bagi perempuan calon pengantin yang terdeteksi mengalami kekurangan gizi akan memperoleh edukasi cara-cara meningkatkan indeks masa tubuh, sehingga ia dapat memenuhi syarat untuk hamil dan tidak melahirkan bayi dalam kondisi stunting.

Pelaksana Tugas Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi menyampaikan terima kasih kepada Kepala Kemeneg setempat beserta jajaran dalam upaya peningkatan jalinan sinergi bersama.

"Kami berharap edukasi dan sosialisasi tentang bahaya stunting tidak hanya disampaikan oleh Penyuluh Agama, namun juga bisa disampaikan melalui khotbah Jumat atau ceramah-ceramah agama," ucapnya.

Baca juga: BKKBN Kalteng optimalkan peran Satgas Stunting intervensi seluruh kabupaten/kota