Panen perdana padi MSP-08 jadi awal pelaksanaan integrated farming di Gumas
Kuala Kurun (ANTARA) - Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Jaya S Monong melakukan panen perdana padi Mari Sejahterakan Petani (MSP)-08 di demplot pengembangan hijauan pakan ternak Dinas Pertanian kabupaten setempat, di jalan menuju Desa Tumbang Tambirah, Kecamatan Kurun, Selasa.
"Panen perdana ini merupakan awal dari pelaksanaan integrated farming atau pertanian yang terintegrasi, guna mendorong optimalisasi produksi dan efisiensi harga pangan," kata Jaya disela-sela melakukan panen perdana.
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Gunung Mas ini menyebut, dalam jangka menengah dan jangka panjang hal itu diharap dapat turut mendukung ketahanan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Panen perdana ini juga menjadi langkah awal dalam pengembangan klaster padi-beras pada sawah dan ladang di Gunung Mas, dengan memanfaatkan potensi lahan baik pada daerah sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, dan lading.
"Dengan model pembangunan pertanian terpadu, selain mengoptimalkan luasan pertanaman padi, nantinya juga akan dioptimalkan penanganan pascapanen dengan pembangunan Rice Milling Unit (RMU)," kata Jaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Gunung Mas, Yohanes Tuah menyampaikan, kegiatan pertanaman padi dan jagung yang dipanen saat ini merupakan wujud upaya diseminasi benih Padi Unggul Nasional.
Baca juga: Bupati Gunung Mas dorong siswa maksimalkan masa magang
Uji coba terhadap pertanaman benih padi MSP 08 dan benih jagung MSP telah dilakukan, yang diprakarsai oleh Perkumpulan Bangun Nusa Berkelanjutan (BNB). Para pakar secara aktif dan efektif melakukan uji coba mulai Oktober 2022.
Dia menyebut, output dari kegiatan ini akan terdesiminasi penyebaran bibit unggul nasional, yang bisa dipakai sampai 10 kali masa tanam. Dengan demikian terjadi efisien biaya produksi.
Padi MSP-08 telah ditanam di lokasi seluas 1,2 hektare. Berdasarkan ubinan swakarsa yang telah dilakukan, produksi gabah kering panen sekitar 6,7 ton per hektare.
"Hasil benih padi MSP-08 ini nanti akan diuji di Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih (BPSB) Kalteng. Jika benih ini telah lolos sertifikasi, maka akan digunakan untuk benih padi musim tanam April – September dan Oktober – Maret," demikian Yohanes.
Baca juga: Bupati Gumas ingatkan PNS baru tidak minta pindah
Baca juga: Selesai dibangun, Bupati Gumas resmikan Gereja Barita Salamat
Baca juga: LT III dan Raimuna menjadi upaya memajukan kepramukaan di Gunung Mas
"Panen perdana ini merupakan awal dari pelaksanaan integrated farming atau pertanian yang terintegrasi, guna mendorong optimalisasi produksi dan efisiensi harga pangan," kata Jaya disela-sela melakukan panen perdana.
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Gunung Mas ini menyebut, dalam jangka menengah dan jangka panjang hal itu diharap dapat turut mendukung ketahanan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Panen perdana ini juga menjadi langkah awal dalam pengembangan klaster padi-beras pada sawah dan ladang di Gunung Mas, dengan memanfaatkan potensi lahan baik pada daerah sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, dan lading.
"Dengan model pembangunan pertanian terpadu, selain mengoptimalkan luasan pertanaman padi, nantinya juga akan dioptimalkan penanganan pascapanen dengan pembangunan Rice Milling Unit (RMU)," kata Jaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Gunung Mas, Yohanes Tuah menyampaikan, kegiatan pertanaman padi dan jagung yang dipanen saat ini merupakan wujud upaya diseminasi benih Padi Unggul Nasional.
Baca juga: Bupati Gunung Mas dorong siswa maksimalkan masa magang
Uji coba terhadap pertanaman benih padi MSP 08 dan benih jagung MSP telah dilakukan, yang diprakarsai oleh Perkumpulan Bangun Nusa Berkelanjutan (BNB). Para pakar secara aktif dan efektif melakukan uji coba mulai Oktober 2022.
Dia menyebut, output dari kegiatan ini akan terdesiminasi penyebaran bibit unggul nasional, yang bisa dipakai sampai 10 kali masa tanam. Dengan demikian terjadi efisien biaya produksi.
Padi MSP-08 telah ditanam di lokasi seluas 1,2 hektare. Berdasarkan ubinan swakarsa yang telah dilakukan, produksi gabah kering panen sekitar 6,7 ton per hektare.
"Hasil benih padi MSP-08 ini nanti akan diuji di Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih (BPSB) Kalteng. Jika benih ini telah lolos sertifikasi, maka akan digunakan untuk benih padi musim tanam April – September dan Oktober – Maret," demikian Yohanes.
Baca juga: Bupati Gumas ingatkan PNS baru tidak minta pindah
Baca juga: Selesai dibangun, Bupati Gumas resmikan Gereja Barita Salamat
Baca juga: LT III dan Raimuna menjadi upaya memajukan kepramukaan di Gunung Mas