Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor menegaskan komitmennya untuk terus mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena sektor ini terbukti mampu bertahan, bahkan terus tumbuh meski di tengah pandemi COVID-19.
"UMKM menghadapi berbagai macam tantangan, namun sebanyak 42.770 UMKM yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur mampu bertahan, bahkan tumbuh di Tengah pandemi dan krisis keuangan yang melanda. Sektor UMKM sudah teruji," kata Halikinnor di Palangka Raya, Selasa.
Pendapat itu disampaikan Halikinnor ketika diminta memberikan testimoni terkait UMKM dalam kegiatan sinergi pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu Kalimantan Tengah di Palangka Raya.
Menurut Halikinnor, sektor UMKM perlu mendapat perhatian semua pihak. Selain mampu bertahan dan tumbuh di tengah situasi sulit, sektor UMKM juga bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Sektor UMKM yang identik dengan ekonomi kerakyatan, berdampak langsung terhadap masyarakat. Jika sektor ini terus tumbuh dan kuat, maka akan membawa dampak yang sangat baik terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menempatkan UMKM dalam program strategis daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu berbagai upaya terus dilakukan untuk mendorong peningkatan sektor UMKM.
Dia juga berterima kasih atas perhatian Kementerian Keuangan melalui program Sinergi Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu Kalimantan Tengah. Program ini diharapkan akan memacu pertumbuhan perekonomian, khususnya melalui sektor UMKM di Kalimantan Tengah, terlebih di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pemprov Kalteng laksanakan pasar penyeimbang bersubsidi di Kotim
"Pemerintah kabupaten Kotawaringin Timur mendukung kegiatan sinergi pemberian bantuan UMKM Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kalimantan Tengah tahun 2023. Semoga program ini dapat mewujudkan kesejahteraan pelaku UMKM di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur," demikian Halikinnor
Sementara itu, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Tengah turut membantu memfasilitasi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam pengembangan usaha, termasuk pemasaran produk melalui kegiatan Sinergi Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu Kalimantan Tengah.
"Kami menekankan kepada seluruh elemen Kemenkeu untuk memastikan kehadiran Kemenkeu di daerah dalam satu layanan yang komprehensif. Salah satu bentuk dari kehadiran Kemenkeu Satu tersebut adalah layanan masyarakat kepada para UMKM," kata Staf Ahli Menkeu Bidang Kebijakan Penerimaan Negara, Oza Olavia.
Dalam kegiatan Sinergi Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu Kalimantan Tengah yang terselenggara berkolaborasi bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ini, disediakan sejumlah stan bagi UMKM binaan DJPb Kalimantan Tengah untuk memasarkan produk, juga beberapa gelar wicara dengan tema strategis, sosialisasi, serta lainnya.
Sampai saat ini terdapat 47 UMKM di wilayah Kalimantan Tengah yang telah dibina Kemenkeu Satu lingkup provinsi setempat dengan rincian 23 UMKM Binaan DJBC, 10 UMKM Binaan DJKN, 10 UMKM Binaan DJP, dan 4 UMKM Binaan DJPb.
Para pelaku UMKM tersebut terdiri dari 35 UMKM mandiri, 6 UMKM rintisan, dan 6 UMKM siap ekspor. Produk yang ditawarkan UMKM Kalimantan Tengah juga beragam, di antaranya produk kuliner seperti aneka olahan jamur, keripik kelakai, amplang, stik, dan lainnya, produk kayu gaharu atau akar laka, kerajinan rotan atau purun, obat herbal, maupun aksesoris khas daerah.
Baca juga: BNK Kotim perluas tes urine menyasar sekolah
Baca juga: Pemkab Kotim siap intervensi pasar cegah lonjakan harga selama Ramadhan
Baca juga: Kemendagri puji inisiatif Disdamkarmat Kotim tingkatkan kapasitas pegawai