Sampit (ANTARA) - Fenomena mudik lebaran lebih awal pada Ramadhan 1444 Hijriah ini kembali terjadi di Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, seperti terlihat hari ini ada 532 penumpang yang bertolak menuju Surabaya menggunakan KM Kirana I.
"Saya berangkat lebih awal supaya bisa lebih lama kumpul dengan keluarga, khususnya ibu saya di sana. Rencananya kembali ke Sampit setelah lebaran," kata Syahrani, salah seorang penumpang di Pelabuhan Sampit, Rabu.
Syahrani yang tinggal di Desa Cempaka Mulia Kecamatan Cempaga ini mudik bersama anaknya. Pria yang berprofesi sebagai tukang ini mengaku sudah delapan tahun tidak pulang kampung.
Dia sengaja pulang menggunakan kapal laut karena harga tiketnya jauh lebih murah dibanding dengan tiket pesawat. Selain itu, suasana mudik menggunakan kapal laut juga nyaman karena jumlah maksimal penumpang dibatasi sehingga tidak sampai berdesakan.
"Alhamdulillah harga tiketnya terjangkau sehingga bisa mudik. Suasananya juga nyaman dan tidak berdesakan seperti dulu," kata Syahrani.
Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Hendrik Sugiharto menyebutkan, KM Kirana I tujuan Surabaya hari ini mengangkut 532 penumpang, 16 sepeda motor, 5 mobil keluarga dan 6 kendaraan besar.
"Ada peningkatan dibanding biasanya, tapi masih di bawah kapasitas angkut kami. Kapasitas KM Kirana I ini sebanyak 570 penumpang. Sekitar 98 persen dari kapasitas angkut," ujar Hendrik.
Baca juga: RSUD Murjani Sampit raih akreditasi Paripurna, DPRD berharap pelayanan meningkat
Menurutnya, fenomena mudik lebih awal memang selalu terjadi. Bahkan sebelum bulan suci Ramadhan, empat call atau keberangkatan kapal mereka terisi 100 persen dari kapasitas yang tersedia.
KM Kirana I dijadwalkan melayani tujuh kali keberangkatan terhitung sejak H-30 sampai H-2 Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah. Hingga hari ini sudah ada dua kali keberangkatan sehingga tersisa lima kali keberangkatan.
Lonjakan penumpang diperkirakan akan kembali terjadi mulai H-15 mendatang. Untuk itu Hendrik mengimbau masyarakat yang hendak mudik segera membeli tiket agar tidak kehabisan.
Sementara itu terkait harga tiket, Hendrik menjelaskan bahwa tarif dasarnya Rp290.000 per penumpang. Terhitung mulai H-20 sampai H-10 lebaran ada kenaikan harga tiket sebesar 30 persen, sedangkan H-9 sampai H-2 ada kenaikan sebesar 40 persen dari tarif dasar.
Hendrik menambahkan, saat ini aturan keberangkatan penumpang sudah jauh lebih longgar dan tidak ada pembatasan. Meski begitu, pihaknya tetap mengimbau kepada calon penumpang untuk menjalani vaksinasi sesuai ketentuan demi kesehatan dan mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Pemkab Kotim gencarkan pasar murah kendalikan inflasi
Baca juga: DPRD Kotim sebut galian C ilegal juga akan dikenakan pajak
Baca juga: Pemkab Kotim bertekad pertahankan predikat Zona Hijau pelayanan publik