Masyarakat Kotim diedukasi tingkatkan pencegahan TBC
Sampit (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diajak untuk berpartisipasi dalam mencegah peningkatan kasus penyakit tuberkulosis atau TBC dengan meningkatkan pemahaman terhadap penyakit menular tersebut.
"Masyarakat beranggapan bila penyakit ini hanya untuk masyarakat yang di kalangan bawah yang tinggal di kawasan kumuh. Padahal siapapun mempunyai risiko terpapar penyakit TBC," kata Koordinator Program STPI-Penabulu IU Kotawaringin Timur, Nana Handayana di Sampit, Rabu.
Hal inilah yang menjadi keprihatinan relawan sehingga gencar membantu pemerintah dengan cara mengedukasi masyarakat terkait bahaya TBC. Masyarakat perlu memahami penularan dan cara pencegahan penyakit yang bisa berujung pada kematian.
Nana mengatakan, setiap 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) secara global. Setiap tahunnya, HTBS menjadi momen untuk semua pihak menunjukkan komitmennya kembali dalam mendukung eliminasi TBC di dunia, termasuk di Indonesia.
Tuberkulosis atau biasa disebut TBC adalah penyakit menular yang masih menjadi momok di masyarakat lantaran penyakit ini mudah menular. Penularannya melalui kontak udara, serta melalui percikan droplet pasien TBC ketika sedang bersin dan batuk.
Bila ditinjau dari gejala utama nya yaitu batuk dan gejala lain seperti, sesak nafas, berkeringat malam hari, demam meriang lebih dari 1 bulan, dan faktor resiko seperti ibu hamil, lansia berusia lebih dari 60 tahun, diabetes melitus dan perokok.
Baca juga: BBPOM perkuat hasil pemeriksaan keracunan kue di Sampit
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam Global Tuberculosis Report 2022 menyatakan bahwa TBC masih menjadi salah satu ancaman kesehatan dunia. Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan beban TBC tertinggi di dunia setelah India.
Terkait Tema TB Day Global, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama dengan para mitra sepakat untuk menggunakan tema “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa!”, untuk Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2023.
Tema tersebut dikeluarkan dengan harapan seluruh komponen dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, swasta, perusahaan dan masyarakat dapat bergotong royong mencapai Indonesia Bebas TBC 2030.
Nana menambahkan, PR Konsorsium Komunitas Penabulu -STPI hadir untuk membantu pemerintah dalam eliminasi TBC di Indonesia melalui dana hibah The Global Fund .
Di Kalimantan Tengah jejaring dengan wilayah kerja mereka yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya. Program yang dilaksanakan adalah investigasi kontak, merujuk terduga TBC ke layanan kesehatan, mendukung pemberian TPT kepada balita serta merujuk dan mendampingi kasus TBC Resisten Obat ( RO).
Dalam serangkaian kegiatan Hari TBC sedunia tahun 2023, STPI -Penabulu IU Kotawaringin Timur melaksanakan serangkaian kegiatan yaitu workshop pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) TBC di Congregate Settings pada tanggal 7-8 Maret di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan dihadiri oleh PR STPI-Penabulu, SR Kalteng, Dinas Kesehatan Kotim, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Puskesmas Bagendang, serta RSUD dr Murjani Sampit.
Baca juga: Kesulitan dapat BBM subsidi Angsuspel Kotim mengadu ke bupati
Organisasi ini juga mengadakan pertemuan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, pengelola TBC puskesmas dan kader. Agendanya membahas dan memvalidasi kegiatan penanggulangan TBC yang dilakukan kader komunitas.
Mengadakan pertemuan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, pemegang program TBC puskesmas dan pendamping sebaya/kader dalam pendampingan kepada pasien TB RO. Kolaborasi dengan Puskesmas Ketapang I dengan melakukan Penyuluhan, Screning di Lapas Kelas II B Sampit
Kolaborasi dengan Puskesmas Ketapang II dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan mantoux atau deteksi awal TBC pada balita. Kolaborasi juga dengan Puskesmas Baamang II melakukan penyuluhan kepada pelajar SD tentang bahaya coba-coba merokok dan TBC pada anak.
"Kami juga memberikan paket/tali asih ke beberapa pasien TB anak, pasien TB resisten obat dan pasien TB sensitif obat. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat tentang penularan, pemeriksaan dan pengobatan TBC," kata Nana.
Nana menambahkan, pihaknya mendorong peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat atas pentingnya terapi pencegahan TBC (TPT) terutama untuk balita dalam pencegahan TBC. Selain itu, terdistribusinya KIE TBC komunitas kepada masyarakat umum untuk meningkatkan literasi terkait dengan TBC.
“Yes We Can End TB menggambarkan optimisme bahwa perjuangan, kerja keras kegigihan dan investasi yang sudah diberikan dan komitmen yang sudah dibangun untuk mengakhiri TBC bisa diwujudkan agar jutaan nyawa bisa diselamatkan," demikian Nana.
Baca juga: BPK beri opini WTP pertanggungjawaban bantuan parpol di Kotim
Baca juga: Masih ditemukan pangan kedaluwarsa di Sampit
Baca juga: Posko arus mudik di Pelabuhan Sampit dibuka lebih awal
"Masyarakat beranggapan bila penyakit ini hanya untuk masyarakat yang di kalangan bawah yang tinggal di kawasan kumuh. Padahal siapapun mempunyai risiko terpapar penyakit TBC," kata Koordinator Program STPI-Penabulu IU Kotawaringin Timur, Nana Handayana di Sampit, Rabu.
Hal inilah yang menjadi keprihatinan relawan sehingga gencar membantu pemerintah dengan cara mengedukasi masyarakat terkait bahaya TBC. Masyarakat perlu memahami penularan dan cara pencegahan penyakit yang bisa berujung pada kematian.
Nana mengatakan, setiap 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) secara global. Setiap tahunnya, HTBS menjadi momen untuk semua pihak menunjukkan komitmennya kembali dalam mendukung eliminasi TBC di dunia, termasuk di Indonesia.
Tuberkulosis atau biasa disebut TBC adalah penyakit menular yang masih menjadi momok di masyarakat lantaran penyakit ini mudah menular. Penularannya melalui kontak udara, serta melalui percikan droplet pasien TBC ketika sedang bersin dan batuk.
Bila ditinjau dari gejala utama nya yaitu batuk dan gejala lain seperti, sesak nafas, berkeringat malam hari, demam meriang lebih dari 1 bulan, dan faktor resiko seperti ibu hamil, lansia berusia lebih dari 60 tahun, diabetes melitus dan perokok.
Baca juga: BBPOM perkuat hasil pemeriksaan keracunan kue di Sampit
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam Global Tuberculosis Report 2022 menyatakan bahwa TBC masih menjadi salah satu ancaman kesehatan dunia. Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan beban TBC tertinggi di dunia setelah India.
Terkait Tema TB Day Global, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama dengan para mitra sepakat untuk menggunakan tema “Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa!”, untuk Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2023.
Tema tersebut dikeluarkan dengan harapan seluruh komponen dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil, swasta, perusahaan dan masyarakat dapat bergotong royong mencapai Indonesia Bebas TBC 2030.
Nana menambahkan, PR Konsorsium Komunitas Penabulu -STPI hadir untuk membantu pemerintah dalam eliminasi TBC di Indonesia melalui dana hibah The Global Fund .
Di Kalimantan Tengah jejaring dengan wilayah kerja mereka yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya. Program yang dilaksanakan adalah investigasi kontak, merujuk terduga TBC ke layanan kesehatan, mendukung pemberian TPT kepada balita serta merujuk dan mendampingi kasus TBC Resisten Obat ( RO).
Dalam serangkaian kegiatan Hari TBC sedunia tahun 2023, STPI -Penabulu IU Kotawaringin Timur melaksanakan serangkaian kegiatan yaitu workshop pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) TBC di Congregate Settings pada tanggal 7-8 Maret di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan dihadiri oleh PR STPI-Penabulu, SR Kalteng, Dinas Kesehatan Kotim, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Puskesmas Bagendang, serta RSUD dr Murjani Sampit.
Baca juga: Kesulitan dapat BBM subsidi Angsuspel Kotim mengadu ke bupati
Organisasi ini juga mengadakan pertemuan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, pengelola TBC puskesmas dan kader. Agendanya membahas dan memvalidasi kegiatan penanggulangan TBC yang dilakukan kader komunitas.
Mengadakan pertemuan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, pemegang program TBC puskesmas dan pendamping sebaya/kader dalam pendampingan kepada pasien TB RO. Kolaborasi dengan Puskesmas Ketapang I dengan melakukan Penyuluhan, Screning di Lapas Kelas II B Sampit
Kolaborasi dengan Puskesmas Ketapang II dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan mantoux atau deteksi awal TBC pada balita. Kolaborasi juga dengan Puskesmas Baamang II melakukan penyuluhan kepada pelajar SD tentang bahaya coba-coba merokok dan TBC pada anak.
"Kami juga memberikan paket/tali asih ke beberapa pasien TB anak, pasien TB resisten obat dan pasien TB sensitif obat. Kegiatan-kegiatan ini diharapkan
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat tentang penularan, pemeriksaan dan pengobatan TBC," kata Nana.
Nana menambahkan, pihaknya mendorong peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat atas pentingnya terapi pencegahan TBC (TPT) terutama untuk balita dalam pencegahan TBC. Selain itu, terdistribusinya KIE TBC komunitas kepada masyarakat umum untuk meningkatkan literasi terkait dengan TBC.
“Yes We Can End TB menggambarkan optimisme bahwa perjuangan, kerja keras kegigihan dan investasi yang sudah diberikan dan komitmen yang sudah dibangun untuk mengakhiri TBC bisa diwujudkan agar jutaan nyawa bisa diselamatkan," demikian Nana.
Baca juga: BPK beri opini WTP pertanggungjawaban bantuan parpol di Kotim
Baca juga: Masih ditemukan pangan kedaluwarsa di Sampit
Baca juga: Posko arus mudik di Pelabuhan Sampit dibuka lebih awal