Guru Penggerak didorong kembangkan kompetensi
Sampit (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mendorong guru yang menyandang gelar Guru Penggerak untuk terus mengembangkan kompetensinya dalam membantu dunia pendidikan di daerah ini.
"Keberadaan Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak patut kita apresiasi dan dukung secara penuh dalam rangka mengembangkan kompetensi kepala sekolah dan dewan guru dalam pengelolan sekolah dan proses belajar mengajar di kelas," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Muhammad Irfansyah di Sampit, Senin.
Dukungan terhadap guru penggerak, kata dia, tentu untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan program Merdeka Mengajar.
Irfansyah menyampaikan gambaran tentang keberadaan sekolah penggerak di Kotawaringin Timur. Saat ini di daerah ini ada 38 Sekolah Penggerak angkatan 2 dan 6 Sekolah Penggerak Angkatan 3. Untuk angkatan 2 sudah berjalan dua tahun, sedangkan angkatan 3 baru mulai di tahun ini.
Berdasarkan perencanaan dari Kemendikbudristek bahwa pada tahun keempat nanti Sekolah Penggerak ini akan diserahkan pengelolaannya secara penuh ke daerah masing masing.
Hal ini tentu menjadi "pekerjaan rumah" dan tantangan bagi Dinas Pendidikan selaku pemangku kepentingan serta Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur secara umum.
Selain Sekolah Penggerak di Kabupaten Kotawaringin Timur juga ada Guru Penggerak. Berdasarkan data pada angkatan 4 berjumlah 28 orang Guru Penggerak.
Baca juga: Kepala DPMD Kotim perkenalkan inovasi CGV cegah korupsi di desa
"Mereka ini semua sudah lulus dan alhamdulillah beberapa dari mereka sudah dipromosikan menjadi kepala sekolah berdasarkan regulasi Permendikbud Nomor 26 tahun 2022. Sedangkan angkatan 7 berjumlah 41 orang dan sampai saat ini masih berjalan lokakarya memasuki bulan ke 5," demikian Irfansyah.
Diketahui, Guru Penggerak adalah guru-guru terpilih dari seluruh penjuru Indonesia yang telah lulus dari Program Pendidikan Guru Penggerak. Guru Penggerak yang siap menjadi pemimpin pembelajaran dan berperan sebagai agen pendorong transformasi pendidikan di Indonesia.
Guru Penggerak harus lulus seleksi dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.
Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri. Guru Penggerak diharapkan memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
Guru Penggerak merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua.
Mereka berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.
Guru Penggerak juga diharapkan mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Baca juga: Pelajar putus sekolah diharapkan mengikuti pendidikan nonformal
Baca juga: Disdik Kotim serukan ciptakan suasana menyenangkan bagi peserta didik baru
Baca juga: 8.175 siswa SD di Kotim dinyatakan lulus
"Keberadaan Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak patut kita apresiasi dan dukung secara penuh dalam rangka mengembangkan kompetensi kepala sekolah dan dewan guru dalam pengelolan sekolah dan proses belajar mengajar di kelas," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Muhammad Irfansyah di Sampit, Senin.
Dukungan terhadap guru penggerak, kata dia, tentu untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan program Merdeka Mengajar.
Irfansyah menyampaikan gambaran tentang keberadaan sekolah penggerak di Kotawaringin Timur. Saat ini di daerah ini ada 38 Sekolah Penggerak angkatan 2 dan 6 Sekolah Penggerak Angkatan 3. Untuk angkatan 2 sudah berjalan dua tahun, sedangkan angkatan 3 baru mulai di tahun ini.
Berdasarkan perencanaan dari Kemendikbudristek bahwa pada tahun keempat nanti Sekolah Penggerak ini akan diserahkan pengelolaannya secara penuh ke daerah masing masing.
Hal ini tentu menjadi "pekerjaan rumah" dan tantangan bagi Dinas Pendidikan selaku pemangku kepentingan serta Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur secara umum.
Selain Sekolah Penggerak di Kabupaten Kotawaringin Timur juga ada Guru Penggerak. Berdasarkan data pada angkatan 4 berjumlah 28 orang Guru Penggerak.
Baca juga: Kepala DPMD Kotim perkenalkan inovasi CGV cegah korupsi di desa
"Mereka ini semua sudah lulus dan alhamdulillah beberapa dari mereka sudah dipromosikan menjadi kepala sekolah berdasarkan regulasi Permendikbud Nomor 26 tahun 2022. Sedangkan angkatan 7 berjumlah 41 orang dan sampai saat ini masih berjalan lokakarya memasuki bulan ke 5," demikian Irfansyah.
Diketahui, Guru Penggerak adalah guru-guru terpilih dari seluruh penjuru Indonesia yang telah lulus dari Program Pendidikan Guru Penggerak. Guru Penggerak yang siap menjadi pemimpin pembelajaran dan berperan sebagai agen pendorong transformasi pendidikan di Indonesia.
Guru Penggerak harus lulus seleksi dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.
Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri. Guru Penggerak diharapkan memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
Guru Penggerak merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua.
Mereka berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.
Guru Penggerak juga diharapkan mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Baca juga: Pelajar putus sekolah diharapkan mengikuti pendidikan nonformal
Baca juga: Disdik Kotim serukan ciptakan suasana menyenangkan bagi peserta didik baru
Baca juga: 8.175 siswa SD di Kotim dinyatakan lulus