Kuala Kurun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah terus berupaya menyukseskan salah satu program unggulan daerah yakni smart agro atau pembangunan pertanian didukung pemanfaatan teknologi.
Bupati Gunung Mas Jaya S Monong di Kuala Kurun, Kamis, mengatakan, ada sejumlah tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan program smart agro.
“Tantangan dan kendala yang dimaksud antara lain masyarakat belum terbiasa pertanian lahan tanpa bakar, kemandirian petani dalam penyediaan bibit dan pupuk, serta minimnya minat petani milenial,” sambungnya.
Oleh sebab itu, pemerintah daerah terus berupaya mengatasi kendala tersebut, antara lain melalui dukungan alat mesin pertanian (alsintan) bagi petani untuk mengolah tanah tanpa bakar.
Kemudian secara aktif, bersama-sama unsur forum koordinasi pimpinan daerah, menyosialisasikan Peraturan Gubernur Kalteng Nomor 4 Tahun 2018 tentang pembukaan dan pengolahan lahan non gambut bagi masyarakat hukum adat.
Upaya lainnya yakni pengembangan pertanian terpadu di lahan demplot pertanian seluas 25 hektare, untuk melakukan uji coba beberapa variatif padi MSP yang bersifat komposit, yang mampu digunakan sampai 10 kali pemakaian. Lalu mendorong beberapa kelompok petani milenial untuk mau melakukan budi daya perikanan.
“Apabila dilihat dari indikator makro, maka kontribusi sektor pertanian dan perikanan meningkat 5,75 persen dari tahun sebelumnya,” jelasnya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Pj Sekda Richard saat rapat paripurna.
Baca juga: Fraksi Nasdem-Hanura: Gunakan SILPA untuk program pro kerakyatan
Lebih lanjut, smart agro bertujuan meningkatkan ekonomi kerakyatan serta menjadikan sektor pertanian yang berkelanjutan bagi masyarakat, dengan dampak negatif yang minim bagi lingkungan.
Konsep ini berimbas bagi perekonomian masyarakat berdasarkan telaah di lapangan yakni budi daya padi, baik yang berada di sawah irigasi teknis maupun ladang, pembangunan budi daya jagung hibrida, budi daya sawit, pengembangan perikanan dan peternakan, bisa menjadi penghasilan masyarakat bila ditekuni.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Gunung Mas, Untung Jaya Bangas menilai program smart agro belum terlihat hasil dan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat di wilayah setempat.
“Sampai saat ini usaha masyarakat masih bergantung kepada usaha tambang tradisional, seperti tahun-tahun sebelumnya,” demikian Untung Jaya Bangas.
Baca juga: Demokrat DPRD Gumas tekankan pentingnya sinkronisasi dukung PLN
Baca juga: Pemkab ajukan enam raperda ke DPRD Gumas, berikut daftarnya
Baca juga: Edyson gantikan Sri Yeni sebagai anggota DPRD Gunung Mas periode 2019-2024