Selain itu, menstruasi pada usia dini, terutama sebelum usia 10 tahun, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena stroke sebelum usia 65 tahun pada penderita diabetes, demikian temuan para peneliti setelah menganalisis data lebih dari 17.000 wanita berusia antara 20 dan 65 tahun.
Dikutip laman Hindustan Times, Kamis, para peneliti dari Universitas Tulane dan Rumah Sakit Brigham dan Wanita di AS mengatakan bahwa penelitian ini bersifat observasional, mereka tidak dapat menentukan penyebab di balik hubungan ini.
“Usia yang lebih dini pada [siklus menstruasi pertama] mungkin menjadi salah satu indikator awal kehidupan dari lintasan penyakit kardiometabolik pada wanita,” saran mereka dalam penelitian mereka.
Dari wanita yang diteliti, sekitar 10 persen, atau 1.773, melaporkan diagnosis diabetes tipe 2. Lebih jauh lagi, 11,5 persen dari jumlah tersebut, atau 203, melaporkan beberapa jenis penyakit kardiovaskular, demikian temuan para peneliti.
Mereka menghitung peningkatan risiko diabetes tipe 2 karena mulai menstruasi pada awal kehidupan sebesar 32 persen (periode pada usia 10 tahun atau sebelumnya), 14 persen pada usia 11 tahun dan hingga 29 persen yang menstruasi di usia 12 tahun.
Baca juga: Perempuan dianjurkan ganti pembalut empat jam sekali saat menstruasi
Baca juga: Perempuan dianjurkan ganti pembalut empat jam sekali saat menstruasi
"Salah satu penjelasan potensial adalah bahwa perempuan terpapar estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama, dan menstruasi dini dikaitkan dengan kadar estrogen yang lebih tinggi,” jelas para peneliti.
Mereka juga mengatakan berat badan bisa menjadi faktor penting lain yang mempengaruhi hasil, karena ketika mereka menyesuaikan data dengan berat badan, hubungan yang diamati antara usia pertama kali siklus menstruasi dan komplikasi stroke sedikit melemah, meski tetap signifikan.
Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini mendukung kemungkinan bahwa usia menstruasi pertama dapat dimasukkan ke dalam strategi awal kehidupan untuk mencegah diabetes dan perkembangan komplikasi diabetes.
“Temuan ini menambah dimensi lain terhadap faktor-faktor penentu risiko kardiometabolik yang kurang dipahami, khususnya pada wanita yang relatif kurang terwakili dalam bidang penelitian ini,” kata Sumantra Ray, Direktur Eksekutif NNEdPro Global Center for Nutrition & Health, yang turut serta dalam penelitian ini.
Baca juga: Obesitas bisa jadi penyebab pola haid tidak teratur
Baca juga: Haid pertama datang lebih awal tak berarti menopause lebih cepat
Baca juga: Rekomendasi makanan dan minuman untuk atasi nyeri saat haid
Baca juga: Obesitas bisa jadi penyebab pola haid tidak teratur
Baca juga: Haid pertama datang lebih awal tak berarti menopause lebih cepat
Baca juga: Rekomendasi makanan dan minuman untuk atasi nyeri saat haid