Sampit (ANTARA) - Menjelang malam pergantian tahun 2023 ke 2024, harga jagung manis di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah melonjak dan para pedagang jagung pun meraup omzet hingga jutaan rupiah.
“Kalau hari biasa harga jagung di kisaran Rp6.000 hingga Rp8.000 per kilogram, tapi menjelang tahun baru ini harganya tembus Rp10.000 per kilogram,” kata salah seorang pedagang jagung di Jalan Tjilik Riwut Sampit, Misnadin, Minggu.
Misnadin menyampaikan, ia mulai berjualan jagung sejak Sabtu (30/12) kemarin. Saat itu, permintaan masyarakat akan jagung manis sudah cukup tinggi.
Hal ini berhubungan dengan kebiasaan sebagian besar masyarakat yang merayakan malam tahun baru dengan menggelar acara bakar-bakar jagung dan makan bersama.
Awalnya, ia menjual jagung hasil panen pribadi, namun karena tingginya permintaan masyarakat ia sampai harus mencari pasokan jagung pada petani lainnya.
Untuk satu karung jagung ia dikenakan harga Rp8.000 per kilogram, tapi menurutnya dalam setiap karung banyak jagung yang kondisinya tidak layak jual. Sehingga, setelah dipilah kemudian ia menjual jagung tersebut dengan harga Rp10.000 per kilogram.
Dalam sehari ia bisa menjual hingga 5 kwintal atau 500 kilogram jagung manis. Dari penjualan jagung tersebut ia bisa meraup omzet Rp4 juta hingga Rp5 juta sehari.
Baca juga: Bupati Kotim berupaya keras wujudkan penambahan maskapai di Bandara Haji Asan
“Kalau momentum seperti ini omzetnya lumayan, bisa sampai jutaan sehari. Tapi kondisi seperti ini biasanya tidak lama, setelah tahun baru akan kembali normal,” ujarnya.
Ia menyampaikan, tingginya harga jagung kali ini bukan hanya karena momentum pergantian tahun, tapi juga disebabkan kurangnya pasokan jagung.
Misnadin menyebutkan, tak sedikit lahan pertanian jagung yang rusak akibat terendam air pasca diguyur hujan, sehingga hasil panen pun berkurang.
Sebagai petani jagung ia pun ikut merasakan hal tersebut. Menurutnya, dari 8 bungkus bibit jagung yang ia tanam, hanya 3 bungkus yang akhirnya bisa dipanen.
“Makanya, meskipun harga jagung kali ini lebih mahal, tapi belum tentu memberikan banyak keuntungan. Minimal untuk balik modal dulu,” pungkasnya.
Walau harga jagung terbilang tinggi, tapi tidak langsung menurunkan minat pembeli.
Salah seorang warga, Lita mengaku tak terlalu mempermasalahkan kenaikan harga jagung selama barangnya ada, untuk merayakan tahun baru bersama keluarga.
“Memang harga jagung agak mahal tahun ini, tahun kemarin paling mahal Rp8.000, sekarang sampai Rp10.000. Tapi tidak apa-apa, toh jarang-jarang juga beli jagung. Mumpung ada momen kumpul keluarga, keluar budget lebih bukan masalah,” ucap Lita.
Baca juga: Bawaslu Kotim antisipasi tindak pidana di masa kampanye Pemilu 2024
Baca juga: KPU ajak perempuan di Kotim jadi teladan pemilih cerdas
Baca juga: Perumdam Sampit siapkan 1.200 sambungan baru