Sampit (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menganjurkan pemerintah daerah melakukan pengadaan mesin pengolah jagung untuk membantu para petani.
“Kami mendorong pemerintah daerah untuk pengadaan mesin pengolah jagung pipilan menjadi beras jagung, agar nilai ekonomisnya bisa meningkat dan petani bisa merasakan manfaat lebih besar,” kata Kepala Perum Bulog KC Kotim Muhammad Azwar Fuad di Sampit, Senin.
Seperti yang diketahui, pemerintah tengah menggalakkan pertanian jagung serentak untuk mendukung swasembada pangan nasional. Program ini melibatkan kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), dan berbagai pihak terkait.
Fuad menjelaskan, dalam rangka mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional tersebut, Bulog berperan sebagai standby buyer untuk komoditas pertanian, termasuk jagung.
Dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung Rp.5.500 per kilogram sesuai ketentuan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan syarat jagung yang diserap Bulog adalah jagung dalam bentuk pipilan dan kadar air maksimal hanya 14 persen.
Namun, idealnya yang pertama menyerap hasil pertanian tersebut adalah industri maupun pasar, sedangkan Bulog hanya menyerap ketika terjadi surplus atau kelebihan panen.
Sementara saat ini, belum ada pihak industri yang bisa menyerap hasil pertanian jagung tersebut, sedangkan jika ingin dijual ke pasaran harus diolah terlebih dahulu menjadi beras jagung dan itu memerlukan mesin khusus.
“Kalau diolah jadi beras jagung harganya juga bisa meningkat. Kalau HPP Bulog kan Rp5.500 per kilogram, sedangkan kalau sudah jadi beras jagung informasinya bisa naik Rp9.000 - Rp10.000 per kilogram. Artinya petani jua bisa mendapat nilai tambah yang cukup besar,” jelasnya.
Fuad menambahkan, pada dasarnya Bulog Kotim siap menyerap hasil pertanian jagung baik itu yang dikelola masyarakat, pemerintah daerah maupun Polri, serta menjamin tidak ada panen jagung yang tidak terserap. Dengan catatan memenuhi syarat di atas.
Baca juga: Marak kebakaran, DPRD Kotim imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan
Bulog Kotim juga telah menyiapkan dua gudang untuk menampung hasil pertanian jagung, yakni di Jalan MT Haryono No.88 dan Jalan Jenderal Sudirman Km 9.
Selain itu, pihaknya juga punya solusi cadangan apabila gudang yang ada sudah penuh, yakni dengan menyewa bangunan untuk dijadikan gudang sementara.
Namun, perlu diketahui, masa simpan jagung tidak begitu lama, yakni maksimal enam sampai delapan bulan. Oleh karena itu, dengan mengolah jagung pipilan menjadi beras jagung diharapkan penyerapan hasil panen bisa lebih optimal sebab sebagian diserap oleh pasar.
“Kalau itu bisa diwujudkan, maka tentu penyerapan hasil pertanian jagung bisa lebih baik. Para petani pun nanti menjualnya sudah dalam bentuk beras jagung yang nilai ekonomisnya lebih tinggi,” demikian Fuad.
Baca juga: DPRD ingatkan ASN Kotim tak tambah libur Lebaran
Baca juga: Wabup Kotim imbau masyarakat di bantaran sungai lebih waspada
Baca juga: Bulog Kotim pastikan hasil pertanian jagung terserap optimal