Wabup minta korban kebakaran di kawasan Inhutani segera didata
Sampit (ANTARA) - Kebakaran cukup besar terjadi di kawasan PT Inhutani, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Wakil Bupati (Wabup) setempat Irawati langsung memantau kondisi di TKP dan meminta aparat terkait segera mendata korban agar segera disalurkan bantuan dari pemerintah daerah.
"Kami sedang menunggu datanya, nanti akan segera diberi bantuan, yang pertama bantuan sembako dulu. Saya juga minta data kalau ada anak sekolah supaya cepat dibantu seragam dan keperluan sekolahnya," kata Irawati di Sampit, Selasa.
Adapun kebakaran itu tepatnya terjadi di RT 30 RW 14 Jalan Biak, Kelurahan Kelurahan Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kejadian sekira pukul 13:00 WIB. Di mana kebakaran melanda sebuah kos-kosan atau barak 7 pintu, dengan kondisi 6 habis terbakar dan 1 tersisa sebagian bangunan. Bangunan ini merupakan bekas mess atau tempat tinggal karyawan PT Inhutani yang kini disewakan kepada warga.
Irawati pun menginstruksikan RT untuk segera mendata korban yang terdampak kebakaran dan segera diteruskan ke kelurahan lalu kecamatan kemudian instansi terkait agar segera disiapkan bantuan yang dibutuhkan. Jika warga yang terdampak kebakaran tidak mempunyai kerabat atau keluarga untuk tempat mengungsi, maka pemerintah daerah siap membangun tenda dan dapur umum sementara.
"Saya juga meminta kepolisian, agar segera memasang Police Line agar tidak sembarang warga masuk ke bekas lokasi kebakaran, tapi bagi warga yang tempat tinggalnya terbakar biarlah jika mereka ingin mencari sisa barang berharga mereka yang mungkin masih selamat," tuturnya.
Wabup Kotim ini juga meminta pihak PT Inhutani sebagai pemilik kawasan tersebut ikut memberikan bantuan kepada warga sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Sementara itu, salah seorang warga yang terdampak kebakaran, Rina mengaku api bermula dari barak yang ia tempati. Di mana kala itu, ia sedang memasak menggunakan kompor gas, namun di tengah memasak api tiba-tiba menyambar. Wanita berusia 30 tahun itu sempat berupaya memadamkan api, namun gagal, kemudian ia yang panik pun kemudian berlari keluar dan memberitahu tetangga.
"Saya lari keluar untuk memanggil warga, tapi api sudah membesar dan saya tidak tahu mau bagaimana lagi," ujarnya.
Saat kejadian, suami dari Rina sedang tidur di dalam barak, sedangkan anak bungsunya sedang bermain di rumah keluarga dan anak sulung sedang berlibur ke pantai. Ketika api mulai membesar sang suami pun lari dengan panik memberitahu para tetangga. Warga yang tinggal di barak yang sama dan sekitarnya pun segera menyelamatkan diri, karena api dengan cepat melahap bangunan kayu itu.
Sementara itu, Kasi Operasional Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kotim Hery Wahyudi menyampaikan pihaknya menerima laporan kebakaran pukul 13:07 WIB, hanya butuh waktu 4 menit tim pemadam tiba di TKP. Akan tetapi, saat pemadam tiba di lokasi api sudah membesar dan membakar setengah bangunan barak.
"Untuk penyebab pasti kebakaran masih kami investigasi, kami ada tim dari dinas dan juga dari kepolisian, tapi dugaan sementara kebakaran akibat kebocoran gas elpiji," kata Hery.
Baca juga: BPBD Kotim sisir Pantai Ujung Pandaran ingatkan wisatawan
Dalam upaya pemadam ini, Disdamkarkan Kotim mengerahkan 4 armada dan 2 pleton yang terdiri dari 30 orang. Selain itu, ada bantuan 2 armada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 3 mobil relawan pemadam kebakaran, dan 2 ambulan.
Disamping bangunan kayu semi permanen, kondisi bangunan yang sudah cukup tua dan lapuk membuat api cepat menyebar. Butuh waktu 1 jam 15 menit hingga akhirnya si jago merah bisa dikendalikan.
"Bangunan ini sudah cukup tua, perkiraan 30-40 tahunan, kayunya sudah lapuk jadi memudahkan api menyebar," ujarnya.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dari kejadian ini. Namun, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp300 juta. Tidak ada kendala berarti dalam upaya pemadaman, namun pihaknya sempat kesulitan untuk memasuki jalan menuju TKP karena banyaknya warga yang menyaksikan kebakaran.
Baca juga: Bupati Kotim berupaya keras wujudkan penambahan maskapai di Bandara Haji Asan
Baca juga: Bupati Kotim beri peringatan dua perusahaan sawit
Baca juga: Bupati berharap pengembangan terminal penumpang Pelabuhan Sampit kembali diprogramkan
"Kami sedang menunggu datanya, nanti akan segera diberi bantuan, yang pertama bantuan sembako dulu. Saya juga minta data kalau ada anak sekolah supaya cepat dibantu seragam dan keperluan sekolahnya," kata Irawati di Sampit, Selasa.
Adapun kebakaran itu tepatnya terjadi di RT 30 RW 14 Jalan Biak, Kelurahan Kelurahan Mentawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Kejadian sekira pukul 13:00 WIB. Di mana kebakaran melanda sebuah kos-kosan atau barak 7 pintu, dengan kondisi 6 habis terbakar dan 1 tersisa sebagian bangunan. Bangunan ini merupakan bekas mess atau tempat tinggal karyawan PT Inhutani yang kini disewakan kepada warga.
Irawati pun menginstruksikan RT untuk segera mendata korban yang terdampak kebakaran dan segera diteruskan ke kelurahan lalu kecamatan kemudian instansi terkait agar segera disiapkan bantuan yang dibutuhkan. Jika warga yang terdampak kebakaran tidak mempunyai kerabat atau keluarga untuk tempat mengungsi, maka pemerintah daerah siap membangun tenda dan dapur umum sementara.
"Saya juga meminta kepolisian, agar segera memasang Police Line agar tidak sembarang warga masuk ke bekas lokasi kebakaran, tapi bagi warga yang tempat tinggalnya terbakar biarlah jika mereka ingin mencari sisa barang berharga mereka yang mungkin masih selamat," tuturnya.
Wabup Kotim ini juga meminta pihak PT Inhutani sebagai pemilik kawasan tersebut ikut memberikan bantuan kepada warga sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Sementara itu, salah seorang warga yang terdampak kebakaran, Rina mengaku api bermula dari barak yang ia tempati. Di mana kala itu, ia sedang memasak menggunakan kompor gas, namun di tengah memasak api tiba-tiba menyambar. Wanita berusia 30 tahun itu sempat berupaya memadamkan api, namun gagal, kemudian ia yang panik pun kemudian berlari keluar dan memberitahu tetangga.
"Saya lari keluar untuk memanggil warga, tapi api sudah membesar dan saya tidak tahu mau bagaimana lagi," ujarnya.
Saat kejadian, suami dari Rina sedang tidur di dalam barak, sedangkan anak bungsunya sedang bermain di rumah keluarga dan anak sulung sedang berlibur ke pantai. Ketika api mulai membesar sang suami pun lari dengan panik memberitahu para tetangga. Warga yang tinggal di barak yang sama dan sekitarnya pun segera menyelamatkan diri, karena api dengan cepat melahap bangunan kayu itu.
Sementara itu, Kasi Operasional Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kotim Hery Wahyudi menyampaikan pihaknya menerima laporan kebakaran pukul 13:07 WIB, hanya butuh waktu 4 menit tim pemadam tiba di TKP. Akan tetapi, saat pemadam tiba di lokasi api sudah membesar dan membakar setengah bangunan barak.
"Untuk penyebab pasti kebakaran masih kami investigasi, kami ada tim dari dinas dan juga dari kepolisian, tapi dugaan sementara kebakaran akibat kebocoran gas elpiji," kata Hery.
Baca juga: BPBD Kotim sisir Pantai Ujung Pandaran ingatkan wisatawan
Dalam upaya pemadam ini, Disdamkarkan Kotim mengerahkan 4 armada dan 2 pleton yang terdiri dari 30 orang. Selain itu, ada bantuan 2 armada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 3 mobil relawan pemadam kebakaran, dan 2 ambulan.
Disamping bangunan kayu semi permanen, kondisi bangunan yang sudah cukup tua dan lapuk membuat api cepat menyebar. Butuh waktu 1 jam 15 menit hingga akhirnya si jago merah bisa dikendalikan.
"Bangunan ini sudah cukup tua, perkiraan 30-40 tahunan, kayunya sudah lapuk jadi memudahkan api menyebar," ujarnya.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dari kejadian ini. Namun, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp300 juta. Tidak ada kendala berarti dalam upaya pemadaman, namun pihaknya sempat kesulitan untuk memasuki jalan menuju TKP karena banyaknya warga yang menyaksikan kebakaran.
Baca juga: Bupati Kotim berupaya keras wujudkan penambahan maskapai di Bandara Haji Asan
Baca juga: Bupati Kotim beri peringatan dua perusahaan sawit
Baca juga: Bupati berharap pengembangan terminal penumpang Pelabuhan Sampit kembali diprogramkan