Direktur desain program Nissan Giovanny Arroba, yang mengerjakan konsep Tokyo Motor Show baru-baru ini serta empat konsep lainnya yang dibintanginya, mengatakan kepada Autocar bahwa supercar listrik tersebut sebagian besar sudah layak untuk diproduksi sebelum tahun 2030, meskipun memiliki gaya yang ekstrem.
“Bentuk, proporsi dan pendiriannya tidak didasarkan pada fantasi murni. Ini cukup berani namun merupakan mimpi nyata yang ingin dicapai pada akhir dekade ini," kata dia seperti yang beritakan AutoCar, Selasa.
Mobil konsep Nissan Hyper Force adalah “mimpi nyata” yang sedang diupayakan perusahaan untuk mewujudkan GT-R generasi berikutnya , yang mungkin siap sebelum akhir dekade ini.
Baca juga: Nissan ubah tampilan Leaf generasi ketiga
Hyper Force sejatinya akan dibekali dengan penggerak empat roda dan output sebesar 1341bhp. Ia memiliki baterai solid-state, yang sedang dikembangkan Nissan untuk produksi massal pada tahun 2028 dan GT-R baru dapat menjadi model pernyataan untuk memperkenalkan teknologi baru yang mengubah permainan ini.
Meski begitu, Arroba tidak menyebutkan secara spesifik nama dari GT-R tersebut ketika membahas apa yang dimaksud dengan konsep Hyper Force, ia hanya menekankan bahwa logo tersebut sengaja diburamkan pada mobil konsep tersebut.
Sebenarnya, mobil konsep dramatis ini terungkap pada ajang Tokyo Motor Show 2023 dan disebut oleh Nissan sebagai “visinya untuk supercar performa tinggi serba listrik generasi berikutnya”.
CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan bahwa pihaknya akan menjadi pionir kendaraan listrik dan inilah yang ingin mereka lakukan. Harapan masyarakat berubah dan mereka tidak memandang kendaraan seperti sebelumnya dan sebagai kebutuhan serta kehidupan mereka.
"Kami akan mendengar dari pelanggan apa pendapat mereka tentang konsep tersebut. Ini memberikan gambaran tentang rencana masa depan kita. Semua konsep yang ingin kami sampaikan. Kami membutuhkan pelanggan untuk setuju," ujar dia.
Baca juga: Nissan pamerkan mobil konsep nan mewah masa depannya
Mobil listrik sport ini hadir dengan dua mode berkendara seperti R dan GT, yang masing-masing merupakan singkatan dari racing dan grand touring.
Pencahayaan interior dan tampilan berubah warna berdasarkan mode yang dipilih (merah untuk R dan biru untuk GT) dan informasi berbeda ditampilkan kepada pengemudi. Grafik di dalamnya telah dikembangkan bersama Polyphony Digital Inc, pembuat waralaba video game Gran Turismo - yang merancang grafis untuk infotainment di GT-R masa kini.
Tata letak interior, yang menampilkan jok serat karbon, juga berubah dalam berbagai mode berkendara. Pada mode R, panel interior bergerak mendekati pengemudi untuk memberikan nuansa kokpit balap dengan empat layar yang memberikan informasi berkendara yang berbeda seperti tekanan dan suhu.
Sedangkan pengemudi yang menekan tombol mode GT, pengendara akan diberikan tampilan infotainment yang lebih tradisional.
Rangkaian lengkap fungsi mengemudi otomatis ditawarkan pada mobil konsep ini, dan Nissan mengatakan bahwa fungsi tersebut telah “disesuaikan untuk berkendara sport” dan bahkan akan memberikan fungsi keselamatan tambahan di sirkuit.
Baca juga: Nissan akan hadirkan 19 model EV baru sampai 2030
Baca juga: Nissan tingkatkan target penjualan mobil listrik
Baca juga: Mobil listrik Nissan berbaterai 'solid-state' akan rilis 2028