Kejati Kalteng tahan dua tersangka kasus korupsi BOK Dinkes Barsel
Palangka Raya (ANTARA) - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalteng menahan dua tersangka dugaan kasus korupsi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Barito Selatan (Barsel) pada 2020-2021 kini memasuki babak baru.
Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Kalteng, Douglas Pamino Nainggolan di Palangka Raya, Selasa, mengatakan dua tersangka yang dilakukan penahanan tersebut berinisial MJR sebagai pengelola BOK Kabupaten dan pengelola BOK Puskesmas pada 2020-2021 pada Dinkes Barsel, sedangkan ICD sebagai Kepala Bidang Kesmas Selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada 2020-2021 pada Dinkes Barsel.
"Keduanya dilakukan penahanan setelah memenuhi syarat-syarat penahanan yang sebagaimana diatur dalam pasal 21 ayat (1) KUHAP. Tersangka MJR dan tersangka ICD dilakukan Penahanan di Rutan Klas II A Palangka Raya, Kota Palangka Raya masing – masing selama dua puluh hari terhitung mulai tanggal 16 Januari 2024- tanggal 04 Februari 2024," katanya.
Baca juga: Kejati Kalteng geledah kantor Dinkes Barsel
Dia menuturkan, untuk MJR disangkakan Pasal Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.
Kemudian untuk ICD melanggar Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.
"Dilakukan penahanan selama 20 hari dan dititipkan di Rutan Kelas II A Palangka Raya tentunya ada alasan subjektif dari penyidik. Mengingat agar yang bersangkutan tidak melarikan diri, dan juga menghilangkan barang bukti. Pasal yang disangkakan terhadap tersangka memenuhi syarat untuk dilakukan penahanan," bebernya.
Baca juga: Kejati Kalteng geledah Kantor BPKAD Barsel terkait korupsi BOK Dinkes 2020-2021
Ia mengungkapkan, setelah dilakukan penahanan tentunya akan segera dilakukan pemberkasan, guna merampungkan penyidikan dan segera dilimpahkan perkara tersebut ke Pengadilan Tipikor Palangka Raya.
Kapasitas ICD selaku PPTK, kemudian MJR selaku pengelola. Dinas kesehatan Barsel menerima dana alokasi khusus non fisik dari Kemenkes dalam dua tahun anggaran, masing-masing dengan total Rp30 miliar.
Namun pelaksanaannya oleh para tersangka bersama mencairkan secara tunai dana tersebut dari rekening Dinkes dan mengirimkan serta menampung ke rekening pribadi ke beberapa oknum di pegawai Dinkes.
Baca juga: Kejati Kalteng tetapkan lima pejabat Barsel tersangka korupsi dana BOK
"Terkait dari rekening pribadi, kami memperoleh bukti akurat, dibantu disampaikan lewat analisis transaksi keuangan. Kemudian dana tersebut mengalir ke oknum-oknum terkait yang tidak terkait dengan kegiatan," tegasnya.
Douglas Pamino juga menambahkan, sebelum diberikan kementerian berdasar usulan kepala daerah selaku penanggungjawab. Namun setelah dana sampai ke kabupaten tidak dijalankan sebagaimana mestinya, maka itu pihaknya penggunaan nanti masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami segera kembangkan kepada tersangka lainnya. Kami juga cari dua alat bukti, jika ada barang buktinya, maka tidak akan ragu-ragu menahan para tersangka dalam perkara tersebut," demikian Douglas Pamino.
Baca juga: Lima pejabat Dinkes Barsel ditetapkan tersangka korupsi dana BOK
Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Kalteng, Douglas Pamino Nainggolan di Palangka Raya, Selasa, mengatakan dua tersangka yang dilakukan penahanan tersebut berinisial MJR sebagai pengelola BOK Kabupaten dan pengelola BOK Puskesmas pada 2020-2021 pada Dinkes Barsel, sedangkan ICD sebagai Kepala Bidang Kesmas Selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada 2020-2021 pada Dinkes Barsel.
"Keduanya dilakukan penahanan setelah memenuhi syarat-syarat penahanan yang sebagaimana diatur dalam pasal 21 ayat (1) KUHAP. Tersangka MJR dan tersangka ICD dilakukan Penahanan di Rutan Klas II A Palangka Raya, Kota Palangka Raya masing – masing selama dua puluh hari terhitung mulai tanggal 16 Januari 2024- tanggal 04 Februari 2024," katanya.
Baca juga: Kejati Kalteng geledah kantor Dinkes Barsel
Dia menuturkan, untuk MJR disangkakan Pasal Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.
Kemudian untuk ICD melanggar Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.
"Dilakukan penahanan selama 20 hari dan dititipkan di Rutan Kelas II A Palangka Raya tentunya ada alasan subjektif dari penyidik. Mengingat agar yang bersangkutan tidak melarikan diri, dan juga menghilangkan barang bukti. Pasal yang disangkakan terhadap tersangka memenuhi syarat untuk dilakukan penahanan," bebernya.
Baca juga: Kejati Kalteng geledah Kantor BPKAD Barsel terkait korupsi BOK Dinkes 2020-2021
Ia mengungkapkan, setelah dilakukan penahanan tentunya akan segera dilakukan pemberkasan, guna merampungkan penyidikan dan segera dilimpahkan perkara tersebut ke Pengadilan Tipikor Palangka Raya.
Kapasitas ICD selaku PPTK, kemudian MJR selaku pengelola. Dinas kesehatan Barsel menerima dana alokasi khusus non fisik dari Kemenkes dalam dua tahun anggaran, masing-masing dengan total Rp30 miliar.
Namun pelaksanaannya oleh para tersangka bersama mencairkan secara tunai dana tersebut dari rekening Dinkes dan mengirimkan serta menampung ke rekening pribadi ke beberapa oknum di pegawai Dinkes.
Baca juga: Kejati Kalteng tetapkan lima pejabat Barsel tersangka korupsi dana BOK
"Terkait dari rekening pribadi, kami memperoleh bukti akurat, dibantu disampaikan lewat analisis transaksi keuangan. Kemudian dana tersebut mengalir ke oknum-oknum terkait yang tidak terkait dengan kegiatan," tegasnya.
Douglas Pamino juga menambahkan, sebelum diberikan kementerian berdasar usulan kepala daerah selaku penanggungjawab. Namun setelah dana sampai ke kabupaten tidak dijalankan sebagaimana mestinya, maka itu pihaknya penggunaan nanti masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami segera kembangkan kepada tersangka lainnya. Kami juga cari dua alat bukti, jika ada barang buktinya, maka tidak akan ragu-ragu menahan para tersangka dalam perkara tersebut," demikian Douglas Pamino.
Baca juga: Lima pejabat Dinkes Barsel ditetapkan tersangka korupsi dana BOK