Manajemen Kalteng Putra bantah tunggakan gaji pemain yang viral di medsos

id Sigit Widodo,Kalteng Putra ,Palangka Raya ,kalteng,Gaji pemain

Manajemen Kalteng Putra bantah tunggakan gaji pemain yang viral di medsos

Manajer Kalteng Putra Sigit Widodo. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Palangka Raya (ANTARA) - Manajemen Kalteng Putra membantah terkait isu menunggaknya gaji pemain yang saat ini viral di media sosial karena disebarkan oleh pemain Kalteng Putra sendiri.

Pemilik Klub Kalteng Putra Agustiar Sabran melalui Manajer Tim Sigit Widodo di Palangka Raya, Rabu, mengatakan kabar menunggaknya gaji pemain selama dua bulan itu tidak benar. Dia juga menegaskan jika kondisi finansial dari klub kebanggaan masyarakat Kalteng tersebut baik-baik saja.

"Saya jelaskan sebenarnya gaji pemain bukan menunggak, melainkan ada keterlambatan saja selama 15 hari, bukan dua bulan," katanya.

Dia menuturkan, Kalteng Putra tetap akan bertanggung jawab terkait hal tersebut. Bahkan pembayaran gaji tersebut tetap akan dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah mereka tekan sejak awal mereka di rekrut.

Terlambatnya pembayaran gaji pemain, tambah Sigit, merupakan hukuman dari pemilik  Klub Kalteng Putra Agustiar Sabran karena menilai para pemain tidak bermain dengan sepenuh hati. Dengan harapan para pemain bisa mengevaluasi dan tampil maksimal ke depannya.

Bahkan Manajemen Kalteng Putra juga sangat menyayangkan tindakan para pemain yang dianggap tak sesuai. Salah satunya menuntut bonus tinggi, padahal Kalteng Putra sudah memberikan gaji yang cukup besar.

"Gaji pemain Kalteng Putra ini paling besar dibandingkan klub-klub Liga 2 Indonesia lainnya," ucapnya.

Sigit melanjutkan, manajemen juga kecewa dengan pemain yang mengancam mogok bertanding. Sebab, hal itu sama saja menyalahi aturan yang tertuang di dalam kontrak.

"Di dalam kontrak mereka itu, sudah disepakati apa saja aturan yang harus dilaksanakan. Kalau ada yang menyalahi ketentuan tersebut, tentunya ada punishment kepada manajemen atau pemain," tegasnya.

Terkait kekecewaan dari Agustiar Sabran, karena musim ini para pemain dinilai belum memenuhi target yang diinginkan. Padahal manajemen sudah sangat profesional dapat mempersiapkan tim.

"Ya wajar saja jika pemilik klub kecewa dan ingin para pemain berlaku profesional. Hak dan kewajiban semua sudah diatur di dalam kontrak. Jadi tugas pemain ya bermain sebaik mungkin," demikian Sigit Widodo.