Apkasi Kalteng komitmen atasi kesenjangan pendidikan

id Koordinator Apkasi Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Halikinnor, kalteng, Bupati Kotim, kotim, Apkasi kalteng

Apkasi Kalteng komitmen atasi kesenjangan pendidikan

Korwil Apkasi Kalteng sekaligus Bupati Kotim Halikinnor memberikan cinderamata kepada Staf Ahli Apkasi Bidang Pendidikan Himmatul Hasanah dalam rakor Apkasi Wilayah Kalteng, Senin (5/2/2024). ANTARA/HO-Diskominfo.

Sampit (ANTARA) - Koordinator Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Wilayah Kalimantan Tengah, Halikinnor menyatakan bahwa pihaknya mengadakan rapat koordinasi (rakor), guna membahas upaya mengatasi kesenjangan pendidikan di Indonesia, khususnya di provinsi ini.

"Kita ketahui bersama bahwa di negara kita terdapat permasalahan krusial terkait bidang pendidikan yang mempengaruhi sumber daya manusia (SDM). Di sini Apkasi ingin mewujudkan pemerataan pendidikan," kata Halikinnor di Sampit, Senin.

Dikatakan, rakor Apkasi Wilayah Kalteng tersebut dilaksanakan di aula rumah jabatan bupati Kotim, Jalan Achmad Yani, Sampit. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Staf Ahli Apkasi Bidang Pendidikan Himmatul Hasanah, Dewan Penasihat dan Tim Konsorsium Program Beasiswa Indonesia Emas-Daerah, serta perwakilan kabupaten yang ada di Kalteng.

Halikinnor menuturkan, Apkasi sebagai organisasi pimpinan daerah senantiasa aktif berkolaborasi dengan pemerintah dan organisasi non pemerintah untuk mewujudkan pembangunan daerah melalui serangkaian agenda program, terutama bidang pendidikan.

"Eksistensi Apkasi sejauh ini setidaknya telah menjadi main resource (sumber daya utama) bagi sejumlah lembaga dalam memahami perkembangan dan pembangunan daerah seluruh Indonesia," lanjutnya.

Dalam hal ini, Apkasi menyoroti masalah krusial terkait kesenjangan pendidikan, baik karena faktor sosial, ekonomi, maupun geografi yang mempengaruhi kualitas SDM daerah, khususnya wilayah luar Jawa. Banyak hal yang mempengaruhi kesenjangan tersebut, diantaranya kesempatan masyarakat untuk menempuh pendidikan yang belum sepenuhnya merata.

Di sisi lain, proses pendidikan ini merupakan manifestasi pembangunan dalam membekali keterampilan dasar SDM daerah untuk berkembang dan memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional.

Pria yang juga menjabat Bupati Kotim ini menyampaikan, sebagai komitmen memajukan pendidikan di Indonesia, Apkasi telah meluncurkan Program Beasiswa Indonesia Emas-Daerah (BIE-D) berkolaborasi dengan 21 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia dan Program Beasiswa Luar Negeri bekerja sama dengan Pemerintah Tiongkok, Cina.

"Peluang ini perlu kita memaksimalkan melalui bantuan beasiswa daerah pada APBD tahun 2024 dengan mengacu pada kemampuan di daerah masing-masing, itulah salah satu tujuan rapat hari ini agar menjadi perhatian setiap kabupaten," ujarnya.

Halikinnor juga menyampaikan dalam Program BIE-D, Kalteng mendapat kuota 500 mahasiswa, jumlah tersebut tergolong besar dibanding Provinsi lainnya yang rata-rata hanya mendapat 200 kuota. Kuota tersebut kemudian dibagi untuk 13 kabupaten yang ada di Kalteng, adapun Kotim mendapat 50 kuota. Program BIE-D membuka peluang bagi putra-putri daerah yang ingin berkuliah di PTN melalui jalur khusus.

Apkasi telah menjalin kerjasama dengan 21 PTN unggulan, yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Brawijaya (Unibraw).

Baca juga: Pimpin peletakan batu pertama pembangunan gereja, Wabup Kotim minta jaga kerukunan

Kemudian Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Politeknik Keuangan Negara STAN, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Pattimura, UPN Veteran Yogyakarta, dan Universitas Malikussaleh Aceh.

Dia menambahkan, program beasiswa dalam maupun luar negeri ini diharapkan menjadi agenda jangka panjang menuju Indonesia emas tahun 2045 untuk mempersiapkan siswa-siswi terdidik yang siap menjadi Agent of Change atau agen perubahan bagi pembangunan di daerah.

"Marilah bersama kita bersinergi dalam mendukung program-program yang positif dalam memberikan kontribusi bagi percepatan pembangunan daerah," demikian Halikinnor.

Baca juga: Pemkab Kotim buka lowongan direksi dan komisaris BUMD

Baca juga: Bupati Kotim apresiasi warga bangun masjid Al-Kautsar secara swadaya

Baca juga: Peningkatan bangunan Puskesmas Kota Besi diharap semakin optimalkan yankesmas