Hasil tes urine 15 sopir bus di Palangka Raya bebas narkotika
Palangka Raya (ANTARA) - Sebanyak 15 orang sopir bus yang ada di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menjalani tes urine yang dilaksanakan oleh Kantor Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Kalimantan Tengah bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Tengah.
Dari hasil tes urine yang dilakukan di Terminal Antar Kota Antar Kabupaten (AKAP) WA Gara PalangkaRaya, 15 sopir bus tersebut dinyatakan negatif narkotika, kata Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat BNNP Kalimantan Tengah, Abdul Kadir, usai meninjau tes urine, Jumat.
"Kami bersyukur seluruh sopir bus yang ada ini aman dari penyalahgunaan narkotika," ujarnya.
Dia mengatakan, tes urine ini dilakukan sebagai langkah deteksi dini penyalahgunaan narkotika pada awak transportasi.
Menjelang libur Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, terjadi peningkatan jumlah penumpang. Untuk itu, pihaknya tidak ingin terjadi kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh armada bus, terlebih akibat kelalaian manusia.
"Tujuannya untuk keselamatan bersama. Bisa dibayangkan kalau awak transportasi terutama sopir ini terlibat narkotika, itu bisa bersifat fatal dan menyebabkan kecelakaan," ucapnya.
Dia mengapresiasi seluruh sopir yang menjalani tes urine dan dinyatakan bebas narkotika. Hal tersebut menandakan jika para sopir taat akan hukum dan kewajibannya untuk memberikan keselamatan bagi penumpang.
Sebab, dia berharap jangan sampai keinginan penumpang untuk bertemu keluarga di kampung halaman, justru pupus karena kecelakaan akibat sopir yang menggunakan narkotika.
"Kami juga melakukan tes urine mendadak dengan target masyarakat yang ada di objek vital," ujarnya.
Kepala Seksi Prasarana Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan BPTD Kelas II Kalimantan Tengah, Yohanes Andhika Suryo Nugoro mengungkapkan, jika tes urine ini dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang yang menggunakan angkutan umum.
Menurutnya, pengemudi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam perjalanan. Bahkan, sopir kerap menjadi faktor utama pada saat terjadinya kecelakaan.
Baca juga: PLN Palangka Raya siagakan 227 personel pastikan keandalan kelistrikan
"Untuk itu tes urine ini sangat membantu kami dalam mencegah terjadinya kecelakaan," jelasnya.
Dia mengungkapkan, tes urine rutin dilakukan tidak hanya pada saat perayaan Idul Fitri saja. Melainkan juga pada hari raya besar keagamaan lainnya, seperti Natal maupun pada peningkatan pengunjung pada tahun baru.
"Intinya kami selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik kepada penumpang, agar dapat mudik dengan aman dan nyaman," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang sopir bus PO Logos, Ari Setya Budianta, mendukung dan mengapresiasi langkah BNNP Kalimantan Tengah dan Terminal AKAP WA Gara dalam melakukan tes urine.
Bahkan sebelumnya, dirinya juga telah menjalani tes urine yang sama pada saat dirinya mengantar penumpang di Terminal Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kalau di Banjarmasin itu bahkan sampai dilakukan tes buta warna. Ada satu orang di sana yang dinyatakan tidak layak mengemudi," katanya.
Dia menyadari, di tengah meningkatnya arus lalu lintas akibat pelaksanaan mudik ini. Kesehatan kondisi fisik maupun mental bagi sopir sangat diperlukan.
Sebab, hal tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman, tidak hanya bagi penumpang, namun juga bagi keselamatan pengguna jalan lainnya.
"Jadi demi keselamatan dan kelancaran mudik," bebernya.
Dia menyarankan, pelaksanaan tes urine ini tidak hanya dilakukan pada saat pelaksanaan arus mudik hari raya besar keagamaan. Namun dapat dilakukan dalam tiga bulan sekali.
"Ini dilakukan agar memastikan kalau sopir bus itu bersih dari narkoba," demikian Ari Setya Budianta.
Baca juga: Palangka Raya luncurkan program PEP untuk tanggulangi kemiskinan
Baca juga: Pemkot Palangka Raya-Bank Kalteng kerja sama kredit pemerintah
Baca juga: DPRD Kalteng dukung penuh Paskah Nasional di Palangka Raya
Dari hasil tes urine yang dilakukan di Terminal Antar Kota Antar Kabupaten (AKAP) WA Gara PalangkaRaya, 15 sopir bus tersebut dinyatakan negatif narkotika, kata Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat BNNP Kalimantan Tengah, Abdul Kadir, usai meninjau tes urine, Jumat.
"Kami bersyukur seluruh sopir bus yang ada ini aman dari penyalahgunaan narkotika," ujarnya.
Dia mengatakan, tes urine ini dilakukan sebagai langkah deteksi dini penyalahgunaan narkotika pada awak transportasi.
Menjelang libur Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, terjadi peningkatan jumlah penumpang. Untuk itu, pihaknya tidak ingin terjadi kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh armada bus, terlebih akibat kelalaian manusia.
"Tujuannya untuk keselamatan bersama. Bisa dibayangkan kalau awak transportasi terutama sopir ini terlibat narkotika, itu bisa bersifat fatal dan menyebabkan kecelakaan," ucapnya.
Dia mengapresiasi seluruh sopir yang menjalani tes urine dan dinyatakan bebas narkotika. Hal tersebut menandakan jika para sopir taat akan hukum dan kewajibannya untuk memberikan keselamatan bagi penumpang.
Sebab, dia berharap jangan sampai keinginan penumpang untuk bertemu keluarga di kampung halaman, justru pupus karena kecelakaan akibat sopir yang menggunakan narkotika.
"Kami juga melakukan tes urine mendadak dengan target masyarakat yang ada di objek vital," ujarnya.
Kepala Seksi Prasarana Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan BPTD Kelas II Kalimantan Tengah, Yohanes Andhika Suryo Nugoro mengungkapkan, jika tes urine ini dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang yang menggunakan angkutan umum.
Menurutnya, pengemudi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam perjalanan. Bahkan, sopir kerap menjadi faktor utama pada saat terjadinya kecelakaan.
Baca juga: PLN Palangka Raya siagakan 227 personel pastikan keandalan kelistrikan
"Untuk itu tes urine ini sangat membantu kami dalam mencegah terjadinya kecelakaan," jelasnya.
Dia mengungkapkan, tes urine rutin dilakukan tidak hanya pada saat perayaan Idul Fitri saja. Melainkan juga pada hari raya besar keagamaan lainnya, seperti Natal maupun pada peningkatan pengunjung pada tahun baru.
"Intinya kami selalu siap memberikan pelayanan yang terbaik kepada penumpang, agar dapat mudik dengan aman dan nyaman," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang sopir bus PO Logos, Ari Setya Budianta, mendukung dan mengapresiasi langkah BNNP Kalimantan Tengah dan Terminal AKAP WA Gara dalam melakukan tes urine.
Bahkan sebelumnya, dirinya juga telah menjalani tes urine yang sama pada saat dirinya mengantar penumpang di Terminal Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Kalau di Banjarmasin itu bahkan sampai dilakukan tes buta warna. Ada satu orang di sana yang dinyatakan tidak layak mengemudi," katanya.
Dia menyadari, di tengah meningkatnya arus lalu lintas akibat pelaksanaan mudik ini. Kesehatan kondisi fisik maupun mental bagi sopir sangat diperlukan.
Sebab, hal tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman, tidak hanya bagi penumpang, namun juga bagi keselamatan pengguna jalan lainnya.
"Jadi demi keselamatan dan kelancaran mudik," bebernya.
Dia menyarankan, pelaksanaan tes urine ini tidak hanya dilakukan pada saat pelaksanaan arus mudik hari raya besar keagamaan. Namun dapat dilakukan dalam tiga bulan sekali.
"Ini dilakukan agar memastikan kalau sopir bus itu bersih dari narkoba," demikian Ari Setya Budianta.
Baca juga: Palangka Raya luncurkan program PEP untuk tanggulangi kemiskinan
Baca juga: Pemkot Palangka Raya-Bank Kalteng kerja sama kredit pemerintah
Baca juga: DPRD Kalteng dukung penuh Paskah Nasional di Palangka Raya