Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memperpanjang status transisi pemulihan bencana banjir selama tujuh hari, yakni 1-7 Juni 2024.
“Kami telah melakukan rapat evaluasi kondisi banjir dan hasilnya kami sepakat memperpanjang masa transisi pemulihan selama tujuh hari,” kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kotim Rihel di Sampit, Jumat.
Hal itu ia sampaikan usai memimpin rapat evaluasi kondisi banjir di Kotim bertempat di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Melibatkan pihak-pihak terkait, di antaranya Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, BMKG Kotim, TNI, Polri, Basarnas, Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, dan lainnya.
Sebelumnya Pemkab Kotim telah menetapkan status transisi pemulihan bencana banjir selama 14 hari, yakni 18-31 Mei 2024, yang merupakan penurunan status tanggap darurat banjir dalam rangka menindaklanjuti situasi kebencanaan di Bumi Habaring Hurung.
Setelah masa berlaku status transisi pemulihan pertama habis, kemudian dilaksanakan rapat evaluasi yang pada akhirnya dicapai kesepakatan untuk memperpanjang status tersebut sehubungan dengan banjir yang kembali merendam sebagian wilayah Kotim sejak Sabtu (25/5).
Rihel menuturkan, laporan terakhir banjir di beberapa wilayah telah berangsur-angsur surut. Dari empat kecamatan yang terendam, kini hanya menyisakan dua kecamatan yang terdampak banjir.
Kendati tren banjir sudah mulai surut, atas beberapa pertimbangan pihaknya sepakat untuk tidak langsung menghentikan status transisi pemulihan bencana banjir. Terlebih, data prakiraan BMKG menunjukkan masih ada potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah utara.
“Untuk wilayah yang terdampak banjir saat ini ada di Kecamatan Mentaya Hulu dan Kota Besi, informasi terakhir sudah masuk Desa Hanjalipan dan biasanya banjir di desa ini bisa bertahan sampai sebulan meski kedalaman airnya berfluktuasi,” ujarnya.
Baca juga: NasDem seleksi 14 nama bakal calon untuk Pilkada Kotim
Ia menyebutkan, Desa Hanjalipan merupakan desa yang paling rawan banjir di Kotim. Disamping berada di dataran rendah, Desa Hanjalipan berada di pertemuan dua sungai. Ketika sungai meluap maka desa itu otomatis akan terendam dan durasi banjir di wilayah tersebut biasanya lebih lama dibanding wilayah lainnya di Kotim.
Dengan diperpanjangnya status transisi pemulihan bencana banjir, maka Pemkab Kotim tetap bisa menyalurkan bantuan yang hanya bisa dikeluarkan ketika status penanggulangan kebencanaan diberlakukan.
“Kita punya stok beras cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) sebanyak 42 ton, sekitar 23 ton sudah disalurkan untuk banjir sebelumnya, rencananya ada pengadaan 39 ton lagi jadi mudah-mudahan cukup untuk membantu warga yang terdampak banjir,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam menjelaskan dalam pembahasan rapat evaluasi situasi banjir di Kotim ada dua pilihan yang menjadi pertimbangan, yakni menaikkan kembali status tanggap darurat banjir atau perpanjangan status transisi pemulihan banjir.
“Dari dua pilihan tersebut kami sepakat memperpanjang status pemulihan, karena biasanya kalau banjir sudah sampai Desa Hanjalipan maka daerah lain dalam satu hingga dua hari surut, jadi tidak efektif lagi kalau dinaikkan menjadi tanggap darurat,” jelasnya.
Pertimbangan lainnya adalah banjir yang terjadi di kawasan bantaran sungai sudah sering terjadi sejak dulu, sehingga rata-rata masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut sudah beradaptasi atau berharmonisasi dengan situasi banjir. Namun, antisipasi dan penanganan kedaruratan dari pemerintah daerah tetap dilaksanakan.
Berdasarkan data terbaru yang dihimpun BPBD Kotim Jumat (31/5), tersisa lima desa/kelurahan di dua kecamatan yang terendam banjir. Jumlah ini menurun drastis dari yang sebelumnya 27 desa/kelurahan dari lima kecamatan.
Wilayah yang masih terendam banjir di Kotim antara lain, Kecamatan Mentaya Hulu meliputi Kelurahan Kuala Kuayan, Desa Tanjung Jariangau, Bawan dan Tangkarobah dengan kedalaman berkisar 30-130 sentimeter. Lalu, Kecamatan Kota Besi di Desa Hanjalipan dengan kedalaman tertinggi 60 sentimeter.
Baca juga: Bupati Kotim bantu peralatan operasional Panti Asuhan Annida Qolbu
Baca juga: Kejati Kalteng tetapkan Ketua dan Bendahara KONI Kotim sebagai tersangka korupsi
Baca juga: Bupati Kotim salurkan bantuan ke lokasi kebakaran di panti asuhan