BKSDA Sampit buru buaya yang masuk kawasan permukiman

id BKSDA Sampit buru buaya yang masuk kawasan permukiman, kalteng, Sampit, kotim, konservasi

BKSDA Sampit buru buaya yang masuk kawasan permukiman

BKSDA Sampit bersama tim gabungan berupaya menangkap seekor buaya yang masuk kawasan permukiman, Jumat (21/6/2024). ANTARA/HO-BKSDA Sampit.

Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Konservasi Wilayah (RKW) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memantau dan mencari keberadaan seekor buaya yang masuk kawasan permukiman. 

“Kami berupaya mengevakuasi seekor buaya yang masuk kawasan permukiman di sekitar Sungai Mentawa, namun setelah tiga setengah jam pencari kami belum berhasil menemukan buaya tersebut,” kata Polhut pada RKW Sampit Riska Chairani Yuka di Sampit, Sabtu. 

Ia menjelaskan, pada Jumat (21/6) pihaknya menerima laporan dari warga terkait kemunculan seekor buaya berukuran kurang lebih satu meter di Sungai Mentawa, Jalan Insinyur Haji Juanda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. 

Kemunculan buaya tersebut pada Kamis (20/6) malam dan berhasil terekam kamera amatir. Hal ini membuat warga setempat resah, terutama di lokasi tersebut banyak anak-anak yang kerap bermain di sungai. 

Menanggapi laporan tersebut, BKSDA RKW Sampit dibantu Babinsa, BPBD dan Komunitas Pecinta Reptil pada Jumat malam terjun ke lokasi untuk menangkap buaya tersebut. 

Setelah dilakukan penyisiran di Sungai Mentawa dari pukul 18:00 WIB hingga 21:30 WIB menggunakan perahu motor, khususnya di beberapa titik yang dilaporkan kemunculan buaya, keberadaan reptil tersebut tak kunjung ditemukan. 

“Ketika kami melakukan observasi di lokasi belum ada tanda-tanda keberadaan buaya tersebut, sehingga upaya pencarian pun dihentikan,” ujarnya. 

Ia menambahkan, meskipun upaya pencarian dihentikan namun pihaknya tetap memantau jika sewaktu-waktu buaya tersebut kembali muncul. 

Baca juga: Pemkab Kotim upayakan perbaikan Jembatan Sapihan

Pihaknya juga meminta warga segera melapor apabila satwa yang dilindungi Undang-Undang tersebut kembali terlihat. Serta mengimbau agar lebih berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di sungai, terlebih pada situasi gelap. 

Sementara itu, warga setempat Suhaini mengatakan cicilan buaya di Sungai Mentawa bukan pertama kali terjadi, awalnya buaya yang sering muncul berukuran kecil hingga sekarang ukurannya lebih dari satu meter. 

“Kemungkinan itu buaya dari Sungai Mentaya yang nyasar sampai sini untuk mencari makan,” duganya. 

Mulanya, warga tidak terlalu memperdulikan keberadaan satwa tersebut karena ukurannya yang kecil, namun semakin besar buaya tersebut warga pun semakin resah. Warga takut buaya itu dapat menyerang manusia, terutama anak-anak yang sering mandi di sungai itu.

“Kami berharap buaya itu bisa segera ditangkap dan diamankan oleh pihak berwenang. Walaupun warga disini belum ada yang melaporkan serangan buaya itu tapi kami disini tetap waswas,” demikian Suhaini. 

Baca juga: Bupati Kotim optimistis MTQ ke 55 dilaksanakan tepat waktu

Baca juga: Bupati Kotim tegaskan penggunaan dana BOSP harus tepat sasaran

Baca juga: PemkabKotim bersiap hadapi evaluasi Smart City