Warga binaan Lapas Sampit sukses membudidayakan sayuran hidroponik

id lapas sampit, warga binaan, budi daya hidroponik, kotim, kotawaringin timur

Warga binaan Lapas Sampit sukses membudidayakan sayuran hidroponik

Warga binaan Lapas Sampit merawat sayuran hidroponik yang dibudidayakan di lingkungan lapas, Sabtu (29/6/2024). (ANTARA/HO-Lapas Sampit)

Sampit (ANTARA) -
Warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berhasil membudidayakan sayuran hidroponik dengan memanfaatkan lahan kosong di dalam lapas. 
 
“Budi daya sayuran hidroponik ini merupakan salah satu pelaksanaan program pembinaan kemandirian yang kami laksanakan melalui Seksi Kegiatan Kerja (Giatja),” kata Kepala Lapas Kelas IIB Sampit Meldy Putera di Sampit, Sabtu. 
 
Ia menjelaskan, sistem pemasyarakatan adalah membina warga binaan agar sadar akan perbuatannya yang melanggar hukum dan memperbaiki diri, sehingga ketika selesai menjalani masa pidana nantinya tidak mengulangi perbuatannya dan dapat berguna di masyarakat. 
 
Salah satunya cara pembinaan tersebut ialah dengan mengasah kemampuan dan memberikan keterampilan bagi warga binaan, yang dapat menjadi bekal menghadapi dunia luar ketika selesai menjalani masa pidana dan kembali hidup bermasyarakat.
 
Ada beberapa Program Pembinaan Kemandirian yang dilaksanakan Lapas Kelas IIB Sampit, mulai dari pertukangan, kerajinan tangan, tata boga hingga budidaya sayuran. 
 
Memanfaatkan lahan kosong, setiap hari sekitar 20 orang warga binaan di bawah pengawasan Pengelola Pembinaan Kemandirian Lapas Kelas IIB Sampit Setyo Sukismo dan Staf Kegiatan Kerja dibimbing menanam sayuran dengan metode hidroponik. 
 
“Pagi hari sebelum bercocok tanam mereka diberikan arahan dan bimbingan langsung, juga berdiskusi seputar bercocok tanam sayuran hidroponik,” ujarnya. 

Baca juga: Bupati Kotim perjuangkan keberlanjutan jalan Seranau-Pulau Hanaut
 
Metode hidroponik adalah teknik pertanian modern menggunakan air dan nutrisi sebagai pengganti tanah untuk menumbuhkan tanaman. 
 
Teknik ini dianggap lebih efisien dan produktif karena dapat menghasilkan panen yang lebih besar dengan penggunaan sumber daya yang terbatas. 
 
Dalam kegiatan tersebut, warga binaan aktif terlibat dalam perawatan tanaman sayur selada hidroponik. 
 
Mulai dari menjaga kualitas air, mengukur larutan nutrisi terhadap tanaman tersebut, memperhatikan pertumbuhan tanaman, seperti warna daun dan tanda penyakit untuk mencegah gagalnya penanaman selada hidroponik. 
 
Hingga membuang tanaman yang sakit serta memastikan lingkungan tempat menanam selalu bersih dan tidak terkontaminasi hama atau penyakit. Dengan begitu warga binaan bisa menghabiskan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. 
 
“Berkat kerja keras warga binaan kini area brandgang bagian dalam Lapas Sampit tampak hijau segar dipenuhi dengan tanaman sayur-sayuran dari yang baru tumbuh sampai dengan yang sudah siap dipanen,” lanjutnya. 
 
Ia menambahkan, sayuran hidroponik yang sudah dewasa akan dipanen untuk dijual. Kemudian, uang hasil penjualan tersebut sebagian disetorkan ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);dan sebagian diberikan untuk premi bagi warga binaan yang ikut membudidayakan.

Baca juga: Masyarakat Kotim sangat terbantu program khitanan massal

Baca juga: Bupati Kotim permudah teknis pembayaran TPP

Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, PT Bumi Makmur Waskita gelar penanaman pohon dan edukasi lingkungan