Sampit (ANTARA) - Setelah 11 jam dua menit Satuan Tugas (Satgas) p
Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sempat mengepung tower sutet.
“Perkembangan karhutla di Desa Sungai Paring yang terjadi kemarin secara umum kami nyatakan aman pada pukul 23:27 WIB, setelah upaya pemadaman dari pukul 10:00 WIB,” kata Kepala Pelaksana BPBD Multazam di Sampit, Selasa.
Diberitakan sebelumnya, BPBD Kotim mendapat laporan adanya titik panas atau hot spot di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga pada Minggu (4/8).
Kemudian, pada Senin (5/8) pagi tim patroli Manggala Agni melakukan pengecekan lapangan atau Ground Check (GC) ke lokasi hot spot dan ditemukan adanya kebakaran lahan dengan luasan sekitar dua hektare.
Tim patroli kemudian melapor ke Posko BPBD guna meminta bantuan armada dan personel untuk melakukan pemadaman. Pada pukul 17:00 WIB satgas keluar dari area kebakaran dan dinyatakan pemadam sudah klir.
Namun, tak berapa lama pihaknya menerima informasi bahwa kembali terjadi karhutla di titik yang berbeda namun masih pada kawasan yang sama.
Bahkan, karhutla kali ini mengepung sebuah objek vital berupa tower sutet, sehingga satgas kembali mengumpulkan personel.
Baca juga: DPRD Kotim rekomendasikan status quo lahan kemitraan perusahaan dan koperasi
“Jadi karhutla ada dua kali, pada titik pertama kami padamkan pada pukul 17:00 WIB dan sudah klir. Kemudian, titik kedua di bawah sutet dan itu dinyatakan klir pada 23:27 WIB,” jelasnya.
Berdasarkan laporan petugas yang melakukan GC memang lokasi karhutla dalam kondisi kering, vegetasi berupa semak belukar dan adanya angin kencang membuat api cepat meluas.
Multazam melanjutkan, operasi pemadaman pada titik kedua merupakan operasi krisis karena berdampak pada objek vital berupa tower sutet yang mendistribusikan listrik di lima kabupaten wilayah selatan.
Dalam operasi ini petugas PLN juga turun ke lokasi untuk memandu operasi pemadaman, karena kawasan tersebut merupakan kawasan berisiko atas malfungsinya sutet tersebut.
Sejumlah kendala dihadapi satgas dalam upaya pemadaman. Mulai dari sumber air di lokasi yang tidak cukup, jarak sumber air dengan titik kebakaran yang cukup jauh, yakni 200-300 meter.
Lalu, lokasi karhutla yang tak dapat dijangkau dengan kendaraan roda enam atau mobil tangki sampai dengan kondisi pencahayaan yang hampir tidak ada karena lokasi kebakaran cukup jauh dari permukiman.
Baca juga: Tower sutet terkepung karhutla, Satgas Kotim berjibaku padamkan api
Kendati demikian, dengan kerja keras tim gabungan BPBD, Manggala Agni, PLN, masyarakat dan pihak lainnya akhirnya karhutla berhasil dipadamkan.
“Alhamdulillah, kondisi para petugas cukup baik namun mereka memerlukan istirahat yang cukup setelah operasi ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam operasi ini,” ucapnya.
Ia menambahkan, karena keterbatasan jumlah dan kondisi fisik personel yang masih kelelahan serta jarak yang cukup jauh sementara pihaknya belum bisa melaksanakan GC lanjutan ke lokasi karhutla.
Oleh sebab itu, pihaknya belum bisa menyampaikan data luasan lahan yang terbakar maupun penyebab karhutla.
Data karhutla sementara dari Januari hingga 8 Agustus 2024, tercatat ada 24 kejadian karhutla yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kotim.
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 11 kejadian, Baamang 7 kejadian, Seranau 2 kejadian, Teluk Sampit 2 kejadian, Cempaga 1 kejadian dan Mentaya Hilir Selatan 1 kejadian. Namun, data tersebut belum termasuk kejadian baru-baru ini.
Baca juga: DPRD Kotim dukung upaya bangkitkan kejayaan sepak bola
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Kades Rasau Tumbuh hibahkan tanah pembangunan pustu
Baca juga: Wabup Kotim: Apresiasi Bunda PAUD harus dilakukan secara jujur