Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah melalui Bappeda Litbang melakukan pengembangan terhadap Gula Semut Aren sebagai Replikasi dari Gula Semut Nipah.
"Ini merupakan salah satu fokus kita dalam peningkatan perekonomian Kotawaringin Barat," kata Kepala Bappeda Litbang Kobar Juni Gultom di Pangkalan Bun, Rabu.
Dikatakan, untuk mencapai hal tersebut, pihaknya melakukan upaya melalui peningkatan perekonomian tersebut adalah dengan memperkuat sektor-sektor potensial seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan industri kreatif (Green Economy dan Blue Economy).
Di mana salah satunya yang berpotensi yaitu Gula Semut Nipah dari Desa Sabuai, Desa tersebut juga telah berhasil menjadikan gula semut sebagai produk inovasi dan unggulan desanya.
"Jadi mereka berhasil meraih Juara I Lomba Desa di Tingkat Nasional, mengalahkan 14.695 desa di Regional III, yaitu Kalimantan dan Sulawesi," ucapnya.
Juni Gultom menyebut Gula Semut Nipah dikelola oleh Pemerintah Desa Sabuai dan juga penggerak pembuatan Gula Semut Nipah Sabuai. Di mana untuk menciptakan produk tersebut penggerak gula itu, harus melalui proses belajar otodidak terlebih dahulu selama sembilan bulan untuk menemukan formula yang pas, sehingga menghasilkan produk tersebut.
"Bahkan dari pembuatan gula semut nipah tersebut desa sabuai berhasil menarik perhatian NGO Kaleka dan Universitas Gajah Mada untuk meneliti, memberikan pelatihan SDM, bantuan alat produksi, hingga pemasaran keluar daerah bahkan ke manca negara," jelasnya.
Baca juga: Pemkab selalu dukung pelaksanaan kejuaraan olahraga di Kobar
Tidak hanya itu, Desa Sabuai juga memproses untuk HPK (Hutan Produksi Dapat Dikonversi) seluas 512 Ha menjadi Hutan Desa maupun Hutan Kemasyarakatan.
"Melalui hal itu, Desa Sabuai dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan bahan baku industri, dengan tetap menjaga kelestarian ekosistemnya (Green Economy)," disampaikannya.
Dia mengungkapkan, bahwa Pemkab kobar akan merencanakan semua desa yang memiliki potensi pohon nipah akan dibantu untuk replikasi. Namun, untuk hal itu ada tantangan yang dihadapi yaitu kekurangan SDM terampil, infrastruktur jalan ke rumah produksi belum memadai, perubahan cuaca yang dapat merubah kualitas nira, dan lain-lain.
"Jadi, diperlukan penyusunan roadmap untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut agar siap direplikasi pada desa lainnya dengan potensi yang sama," demikian Juni Gultom.
Baca juga: Pemkab kobar tingkatkan tata kelola pemerintahan desa melalui audit kinerja
Baca juga: Tindak lanjut laporan masyarakat, Pemkab Kobar perbaiki jembatan rusak
Baca juga: Pemkab Kobar terus tingkatkan pemahaman manfaat gemar makan ikan