Wujudkan masyarakat Kotim peduli lingkungan dimulai dari sekolah

id Wujudkan masyarakat Kotim peduli lingkungan dimulai dari sekolah, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, pemkab kotim, dlh

Wujudkan masyarakat Kotim peduli lingkungan dimulai dari sekolah

Pelaksana Tugas Kepala DLH Kotim Marjuki didampingi Asisten I Setda Kotim Rihel menyerahkan penghargaan adiwiyata kepada salah satu kepala sekolah, Selasa (11/2/2025). ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat berupaya mewujudkan masyarakat yang peduli lingkungan sejak dini melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.

“Gerakan ini diharapkan bisa berkembang, mulai dari sekolah berimbas ke lingkungan rumah tangga atau perumahan lalu ke masyarakat,” kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kotim Rihel di Sampit, Selasa.

Hal ini ia sampaikan saat membuka kegiatan pembinaan penguatan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah dan kelembagaan sekolah Adiwiyata wilayah I sekaligus penyerahan penghargaan Adiwiyata 2024 di aula DLH Kotim.

Rihel menyampaikan, bahwa Pemkab Kotim akan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup, termasuk gerakan yang dijalankan oleh DLH Kotim dengan menggandeng satuan pendidikan atau sekolah.

Dalam tatanan kehidupan, sekolah adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sekolah tidak hanya berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan potensi peserta didik, tapi juga berperan membentuk karakter, kepribadian, intelektualitas, potensi diri peserta didik.

Melalui kegiatan ini Pemkab Kotim turut berkomitmen membina, memotivasi dan mendukung upaya sekolah untuk melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah dan menguatkan kelembagaan sekolah Adiwiyata.

“Karena dengan upaya inilah sekolah diharapkan mampu menjadi tempat ditanamkannya pendidikan karakter peduli lingkungan dan menjadi contoh penerapan perilaku ramah lingkungan hidup,” ucapnya.

Penerapan perilaku ramah lingkungan hidup yang dimaksud, seperti menjaga kebersihan, sanitasi, dan drainase, memilah dan membuang sampah pada tempatnya, mengelola sampah dengan 3R (reuse, reduce, recycle), menanam dan memelihara pohon/tanaman.

Lalu, menghemat air dan energi serta berinovasi dengan kearifan lokal di sekitar kepada warga sekolah sehingga mampu untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, baik di sekolah itu sendiri, sekitar sekolah, dan juga daerah.

Terutama untuk pengelolaan sampah, seperti diketahui saat ini Kotim sedang berada pada tantangan besar dalam pengelolaan sampah.

Baca juga: DPMD Kotim prihatin marak kasus libatkan aparatur desa

Kurangnya infrastruktur persampahan yang memadai diperparah lagi dengan kurangnya kesadaran masyarakat serta budaya membuang sampah sembarangan membuat sampah menumpuk dan tak terkelola dengan baik.

Oleh karena itu, melalui sekolah Adiwiyata, sekolah yang di dalamnya melakukan pembelajaran dan praktik baik pada mata pelajaran, ekstrakurikuler dan pembiasaan diri.

Sekolah juga dapat mengajarkan contoh atau bahkan telah mengenal teknologi penanganan sampah yang baik dan bermanfaat, diharapkan mampu mengelola sampah dari sumbernya.

“Dengan melibatkan sekolah juga, mungkin sebagian sampah yang ada bisa dipergunakan atau daur ulang. Contohnya kita lihat saat acara bazar UMKM dan sebagainya, dimana banyak peralatan seperti asbak, baju dan aksesoris yang terbuat dari barang bekas,” ujarnya.

Pelaksana Tugas Kepala DLH Kotim Marjuki menyebutkan, kegiatan pembinaan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun dengan pembiayaan bersumber dari DBH-DR provinsi maupun pemerintah pusat.

Kegiatan pembinaan kali ini digelar selama tiga hari, yakni 11-13 Februari 2025 di aula kantor DLH Kotim. Materi pembinaan bukan hanya menekankan pada pentingnya kebersihan, tetapi berbagai hal tentang lingkungan hidup.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan kembali sekolah sebagai tempat mendidik generasi peduli lingkungan yang mampu menanamkan kepada warga sekolahnya untuk memiliki karakter peduli lingkungan dan melakukan perilaku ramah lingkungan hidup.

Sekaligus, meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekolah, di sekitar sekolah, dan daerah hingga nantinya juga berdampak pada seluruh komponen masyarakat.

“Dengan begitu diharapkan kedepannya ketika berkaitan dengan masalah kebersihan itu bukan hanya merujuk pada tanggung jawab satu pihak saja, tapi menjadi tanggung jawab bersama. Minimal tidak ada lagi yang membuang sampah sembarang tempat,” terangnya.

Kesempatan ini, Marjuki pun mengajak seluruh masyarakat untuk bekerja sama, saling bersinergi, berkontribusi untuk mencapai visi Kotim unggul yang sejahtera, bermartabat, maju, dan berkelanjutan melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Baca juga: Disdik Kotim usut dugaan kepsek bolos kerja lebih dari sebulan

“Upaya itu dimulai dari sekolah kita, dari rumah kita, dan dimulai dari diri kita sendiri. Saya yakin kedepannya, Sampit bukan hanya Sampit bersih tetapi juga Sampit yang sehat Sampit yang berbudaya dan peduli terhadap lingkungan itu betul-betul bisa terwujud,” ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut, DLH Kotim pun menyerahkan penghargaan Adiwiyata 2024 kepada 41 sekolah dari 190 sekolah di Kotim yang mengikuti program sekolah Adiwiyata, mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA sederajat.

Ada enam kategori penghargaan yang diserahkan, meliputi penghargaan Adiwiyata Mandiri 2024 sebanyak tiga sekolah, Adiwiyata Nasional 2024 sebanyak lima sekolah, Adiwiyata Provinsi 2024 sebanyak tujuh sekolah.

Selanjutnya, Perpanjangan Adiwiyata Nasional 2024 sebanyak dua sekolah, Adiwiyata Kabupaten 2024 sebanyak sepuluh sekolah dan Perpanjangan Adiwiyata Kabupaten 2024 sebanyak empat belas sekolah.

“Kami mengapresiasi, mengucapkan selamat dan terima kasih kepada sekolah yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Jangan berhenti di tahap ini dan terus semangat untuk lebih baik lagi,” ucap Marjuki.

Sebagai salah satu sekolah penerima penghargaan, Kepala SMAN 1 Cempaga Muhammad Thoyib mengaku senang dan bersyukur. Penghargaan ini bisa diraih tak lepas dari dukungan banyak pihak, baik itu peserta didik, komite, orang tua murid dan masyarakat.

“Begitu pula dukungan dari pemerintah daerah, melalui bantuan pembinaan dan sebagainya. Sehingga prestasi ini bukan hanya menjadi kebanggaan kami pihak sekolah, tapi juga semua yang terlibat di dalamnya,” tuturnya.

Dalam melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah banyak kegiatan yang telah pihaknya lakukan, di antaranya mengkaderisasi siswa untuk bisa menjadi duta Adiwiyata, mengkampanyekan tentang kebersihan lingkungan dan lainnya.

Melalui gerakan ini diharapkan bisa mendorong siswa untuk memiliki rasa kepedulian yang tinggi dan rasa tanggung jawab serta kecintaan terhadap lingkungan.

Baca juga: Efisiensi anggaran jadi tantangan kepemimpinan Harati di periode kedua

Baca juga: Disnakertrans Kotim bantu pulangkan belasan pekerja asal Karawang

Baca juga: Potensi industri hilir Kotim dilirik investor luar negeri