Sampit (ANTARA) - Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 55 Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mulai beroperasi yang ditandai dengan mulai dilaksanakannya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diikuti sebanyak 100 peserta didik.
"Pemkab sangat bangga karena hari ini MPLS untuk SRT 55 Kotim resmi dimulai. Ini jadi tahap awal bagi para murid untuk menuju proses belajar mengajar," kata Wakil Bupati Kotim Irawati di Sampit, Selasa.
Hal ini ia sampaikan saat membuka kegiatan MPLS peserta didik baru SRT 55 Kotim di aula Jabal Rahmah, Kompleks Islamic Center Sampit.
Ia menjelaskan, MPLS yang menandai dimulainya operasional SRT 55 Kotim bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah kepada para murid baru agar dapat segera beradaptasi, mengenal warga sekolah, serta menanamkan nilai karakter dan disiplin.
"Saya juga menekankan agar mereka bisa bersosialisasi, saling menjaga dan sistem kekeluargaan, karena disini mereka bukan hanya sekolah tetapi juga akan tinggal di asrama dan hanya dijenguk oleh keluarga pada hari Minggu. Jadi, diharapkan mereka bisa menjalin hubungan baik dengan seluruh warga sekolah agar mereka pun betah di sini," tuturnya.
Irawati melanjutkan, SRT 55 Kotim merupakan nama yang diberikan pemerintah pusat untuk Sekolah Rakyat di Bumi Habaring Hurung tersebut.
Dalam kesempatan itu, dirinya menyampaikan terimakasih kepada Kemensos, Kemenkes dan Kementerian PU karena setelah melalui proses yang cukup panjang dan berbagai persiapan akhirnya program Sekolah Rakyat di Kotim dapat terlaksana seperti yang diharapkan.
Menurutnya, pelaksanaan Sekolah Rakyat di Kotim memang sudah tepat, mengingat angka kemiskinan di Kotim merupakan yang tertinggi di Kalimantan Tengah. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah melalui program Sekolah Rakyat, yakni untuk memutus rantai kemiskinan.
Pendidikan adalah investasi paling berharga bagi sebuah bangsa dan bagi Kotim pendidikan adalah kunci kemajuan dan kesejahteraan.
Sementara itu, tidak bisa dipungkiri, karena berbagai keterbatasan, masih banyak anak yang belum sepenuhnya mendapatkan akses pendidikan yang layak, baik karena kendala geografis, ekonomi maupun kondisi sosial lainnya.
"Kami menilai Sekolah Rakyat sebagai solusi nyata, jembatan harapan bagi anak-anak kita yang ingin terus belajar dan meraih cita-cita," pungkasnya.
Perwakilan Kementerian Sosial, Marsono menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pemerintah daerah dan pihak SRT 55 Kotim yang telah menyelenggarakan MPLS bagi para murid.
"MPLS ini sangat penting, bukan sekadar seremonial tapi adalah gerbang pertama bagi anak-anak kita menuju dunia baru yang penuh dengan ilmu, persahabatan dan karakter," sebutnya.
Marsono juga menyebutkan, bahwa MPLS adalah awal perjalanan panjang para murid di SRT 55 Kotim yang bukan hanya tempat untuk belajar baca, tulis dan hitung, tetapi juga belajar tentang nilai-nilai luhur, kehidupan, kepedulian, empati, gotong royong dan menghargai perbedaan.
Kemensos sangat memprioritaskan penguatan karakter anak-anak sejak dini, karena kecerdasan intelektual harus seimbang dengan kecerdasan emosional dan sosial. Maka dari itu, peserta didik SRT 55 Kotim diharapkan tidak hanya pandai tetapi juga sopan, santun peduli pada teman dan berbakti kepada orang tua dan guru.
Ia juga mengajak orang tua dan guru untuk menjadikan MPLS ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen. Sekolah dan keluarga adalah dua pilar utama yang akan membentuk masa depan anak-anak.
Penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman serta penuh kasih sayang bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang. Kemitraan yang baik antara sekolah orang tua dan masyarakat adalah kunci keberhasilan yang berkarakter.
"Kepada para peserta MPLS, ikutilah semua kegiatan ini dengan penuh semangat antusias dan rasa ingin tahu. Jadikanlah kesempatan ini untuk mengenal lingkungan sekolah yang baru, teman-teman yang baru dan guru-guru yang akan membimbing. Jadi, jangan ragu untuk bertanya dan berpartisipasi aktif," demikian Marsono.
Baca juga: BPBD Kotim minta dukungan antisipasi banjir susulan
Kepala Dinas Sosial Kotim Hawianan menyampaikan, peserta didik SRT 55 Kotim yang mengikuti MPLS sebanyak 100 orang, terdiri atas 50 peserta didik Sekolah Dasar dan 50 peserta didik SMA.
Daftar peserta didik telah disahkan secara legal. Nama-nama 100 murid ini secara resmi tertuang dalam keputusan Bupati Kotim tentang penetapan peserta didik baru Sekolah Rakyat.
"Penetapan ini memastikan bahwa mereka memiliki hak penuh untuk mendapat akses pendidikan yang layak di Sekolah Rakyat ini dan menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan hak-hak pendidikan bagi anak-anak di Kotim," jelasnya.
Program ini ditujukan khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem sebagai langkah strategis memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Kehadiran SRT 55 Kotim bukan hanya bangunan fisik, melainkan sebuah harapan baru bagi masa depan anak-anak Kotim.
Melalui program ini, pemerintah berupaya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif sehingga setiap murid bisa mengembangkan potensi diri secara optimal tanpa terbebani oleh latar belakang ekonomi atau geografis.
"Mari kita bersama-sama mendukung penuh operasional SRT 55 Kotim agar dapat mencetak generasi penerus Kotim yang cerdas, berakhlak mulia dan siap berkontribusi bagi kemajuan Kotim yang kita cintai," tandasnya.
Baca juga: DPMD Kotim berharap konflik di Desa Bapinang Hilir Laut bisa diselesaikan
Kepala SRT 55 Kotim Nikkon Bhastari menyampaikan bahwa MPLS dilaksanakan selama 14 hari atau dua pekan. Kegiatan MPLS ini menekankan pada pembentukan karakter dan disiplin.
Seluruh aktivitas peserta didik sudah diatur dan terjadwal dari mulai bangun tidur, berolahraga, mandi, makan dan lainnya, sampai dengan pukul 21:00 WIB. Dalam pelaksanaan MPLS ini pihaknya melibatkan TNI, Polri dan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
"Jadi selain memperkenalkan lingkungan sekolah, selama MPLS ini juga menanamkan nilai-nilai karakter yang baik dan mengajarkan mereka tentang apa itu perundungan supaya mereka tidak ikut dan terhindar dari tindakan-tindakan perundungan," demikian Nikkon.
Baca juga: Pensiunan ASN Kotim diminta beri masukan peningkatan pembangunan daerah
Baca juga: DPKP Kotim jelaskan realisasi cetak sawah tidak capai target
Baca juga: Empat calon murid Sekolah Rakyat di Kotim batal bersekolah tahun ini
