Ratusan warga binaan Lapas Sampit jalani skrining kesehatan

id Lapas Sampit, Kalteng, Kotim, Kotawaringin Timur cek kesehatan di lapas, penjara, narapidana

Ratusan warga binaan Lapas Sampit jalani skrining kesehatan

Warga binaan Lapas Kelas IIB Sampit jalani skrining kesehatan, Rabu (19/11/2025). ANTARA/HO-Lapas Sampit.

Sampit (ANTARA) - Dalam upaya masif mencegah dan mendeteksi dini penyebaran penyakit menular di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), ratusan warga binaan di Lapas Kelas IIB Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengikuti program skrining kesehatan.

“Layanan pemeriksaan kesehatan gratis ini sudah kami mulai sejak Senin kemarin, untuk seluruh warga binaan di Lapas Kelas IIB Sampit guna mencegah penyebaran penyakit menular,” kata Kasi Binadik Lapas Kelas IIB Sampit Taufik di Sampit, Rabu.

Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Lapas dalam menjamin hak kesehatan bagi seluruh warga binaan, sekaligus dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) pertama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas).

Kegiatan skrining yang diselenggarakan atas kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kotim dan Puskesmas Ketapang I ini melibatkan 35 tenaga medis.

Pemeriksaan kesehatan ini menyasar sebanyak 966 warga binaan yang tengah menjalani masa pidana di Lapas satu-satunya di Kotim tersebut.

“Selama tiga hari pelaksanaan kegiatan kurang lebih 600 warga binaan telah menjalani pemeriksaan kesehatan, adapun kegiatan ini kami targetkan selesai pada Jumat nanti,” lanjutnya.

Baca juga: DPRD Kotim apresiasi semangat PWRI untuk terus berkarya

Ia melanjutkan, menjelaskan bahwa skrining kali ini difokuskan pada penyakit-penyakit yang rentan menyebar di lingkungan padat, yakni Tuberkulosis (TBC), Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan kesehatan kejiwaan.

Proses skrining dilakukan secara bergantian dengan meliputi pemeriksaan fisik, pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, serta wawancara riwayat kesehatan. Untuk indikasi tertentu, dilakukan juga pengambilan sampel dahak atau tes laboratorium sederhana.

“Pemeriksaan ini hanya bersifat skrining awal untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala penyakit, sehingga bisa diantisipasi dini guna mencegah penyebarannya,” ujarnya.

Ia menambahkan, kesehatan adalah hak mendasar, dan di Lapas memiliki tantangan khusus karena tingginya tingkat hunian.

Kepadatan penghuni dan aktivitas harian di dalam Lapas menjadi faktor risiko tinggi penyebaran penyakit menular, karena itu pemeriksaan ini diharapkan menjadi indikator awal untuk mengetahui kondisi kesehatan warga binaan secara menyeluruh.

Skrining ini bukan hanya mendeteksi, tetapi juga langkah preventif agar penyakit tidak menyebar. Lingkungan yang sehat adalah prasyarat untuk pembinaan yang optimal.

“Lebih baik kita tau sejak dini untuk mencegah penyebarannya, karena kita tau kondisi lingkungan seperti dalam lapas ini penyebaran penyakit cukup cepat terjadi. Adapun hasil pemeriksaan sejauh ini masih sehat semua,” demikian Taufik.

Baca juga: Bupati Kotim berharap pensiunan ASN terus menjadi mitra strategis pemerintah

Baca juga: DPRD Kotim dukung penerapan sanksi adat bagi gembong narkoba

Baca juga: Penerima bantuan pangan di Kotim bertambah


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.