Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan menggelar Malam Anugerah Santri Film Festival (Sanffest) 2025 dengan tema “Dari Jendela Santri, Memandang Dunia” yang menghimpun ratusan film karya santri sebagai penanda positif tumbuhnya ekosistem film di lingkungan pesantren.
“Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi visi bahwa santri dapat menjadi bagian penting dari diplomasi kebudayaan Indonesia melalui karya-karya kreatifnya. Banyak lahir karya-karya dalam berbagai macam ekspresi budaya dari pesantren, seperti karya sastra, seni pertunjukan, dan musik,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam keterangan pers yang diterima, Senin.
SANFFEST 2025 berhasil menghimpun 125 film karya santri dari 115 pesantren di 20 provinsi dalam waktu yang relatif singkat yang menandakan visi besar bahwa santri tidak hanya menjadi pewaris tradisi pesantren, tetapi juga aktor penting dalam diplomasi kebudayaan Indonesia.
Tahun 2025 merupakan penyelenggaraan perdana SANFFEST yang menganugerahkan karya-karya film terbaik dalam sepuluh kategori, antara lain: Skenario Terbaik, Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Audio Visual Terbaik, Penata Busana dan Rias Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Terbaik Putera, Pemeran Terbaik Puteri, dan Cerita Terbaik.
Fadli mengatakan pesantren tiak hanya sebagai ruang pendidikan keagamaan, tapi juga sebagai pusat pewarisan nilai, disiplin, spiritualitas, dan kebudayaan tempat karakter bangsa ditempa serta makna dirawat lintas generasi.
Dari ruang pesantren inilah tumbuh tradisi bercerita yang merekam pengalaman, menafsirkan perubahan zaman, dan menyampaikan nilai-nilai kehidupan, yang kini menemukan medium ekspresi barunya melalui film.
Dalam konteks tersebut, Santri Film Festival (SANFFEST) hadir sebagai ruang kebudayaan yang memberikan kesempatan kepada santri untuk mengekspresikan kreativitas dan sudut pandangnya melalui bahasa sinema.
Dalam konteks global, Menteri Kebudayaan menegaskan bahwa film merupakan bagian dari soft power yang sangat strategis dalam memperkenalkan budaya suatu bangsa ke dunia internasional. Ia mencontohkan bagaimana film Hollywood, Bollywood, hingga industri film Korea menjadi sarana efektif dalam menyampaikan nilai dan budaya negara asalnya.
“Film adalah medium yang mudah untuk mengangkat budaya suatu bangsa. Apalagi budaya Indonesia sangat kaya dan beragam. Saya menyebutnya bukan sekadar diversity, tetapi mega diversity,” tegasnya.
Menteri Kebudayaan menilai SANFFEST memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, mengingat Indonesia memiliki lebih dari 42.000 pesantren.
“Mari kita besarkan SANFFEST ini dengan perencanaan yang lebih matang dan kolaborasi yang lebih luas, termasuk dengan sektor swasta, filantropi, dan para sineas berpengalaman,” ajaknya.
Melalui penyelenggaraan SANFFEST 2025, Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya dalam memperluas ruang ekspresi dan pengembangan kreativitas santri sebagai bagian integral dari ekosistem kebudayaan nasional.
Ke depan, SANFFEST diharapkan dapat terus berlanjut sebagai perhelatan tahunan yang mendorong lahirnya lebih banyak cerita, gagasan, dan karya film dari pesantren, sekaligus memperkuat peran santri dalam menyuarakan nilai-nilai kebudayaan Indonesia di tingkat nasional maupun global.
Menteri Kebudayaan berharap agar SANFFEST dapat menjadi langkah penting menuju Indonesia sebagai pusat peradaban dunia, sekaligus melahirkan karya-karya terbaik dari kalangan santri yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya berharap SANFFEST menjadi bagian dari langkah besar kita menuju Indonesia sebagai pusat peradaban dunia, dan dari sinilah lahir karya-karya terbaik anak bangsa,” pungkasnya.
