Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyebut pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) VII Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) setempat menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran umat dalam pembangunan.
“Musda ini diharapkan dapat menjadi wadah merumuskan langkah-langkah nyata dalam memperkuat peran umat Hindu Kaharingan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” kata Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kotim Wim Reinardt Kalawa Benung di Sampit, Selasa.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Basarah Penyang Hatampung ini turut dihadiri oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kotim.
Wim menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran MD-AHK Kotim atas terselenggaranya Musda ini.
Menurutnya, forum ini bukan hanya sekadar forum pemilihan kepengurusan, namun juga menjadi wadah untuk bermusyawarah, mengevaluasi program dan menentukan arah organisasi untuk periode 2026-2031.
Sekaligus, merumuskan langkah-langkah nyata dalam memperkuat peran umat Hindu Kaharingan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Musda ini adalah momen penting untuk menentukan arah organisasi ke depan. Nilai-nilai kearifan lokal, kebersamaan dan semangat Hapakat Basarah hendaknya terus dijaga dalam setiap keputusan yang diambil,” ujar Wim.
Baca juga: Diduga terlibat penjarahan TBS, empat orang di Kotim alami luka tembak
Ia juga menyatakan, bahwa pemerintah daerah senantiasa mendukung peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan, kedamaian, serta memperkokoh persatuan di tengah keberagaman.
Ia pun berharap MD-AHK dapat terus menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam pembinaan umat, penguatan nilai moral dan spiritual, serta turut berkontribusi dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan.
“Melalui musda ini, saya berharap akan terpilih pengurus yang amanah, berintegritas dan mampu bekerja secara kolektif demi kemajuan organisasi dan kesejahteraan umat. Semoga seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar, tertib dan menghasilkan keputusan terbaik yang dapat diimplementasikan secara nyata,” demikian Wim.
Sementara itu, Ketua MD-AHK Kotim periode 2020-2025 Rena menjelaskan, bahwa Musda VII ini bertujuan memilih kepengurusan baru untuk masa bakti lima tahun ke depan. Ia juga memaparkan realitas tantangan yang dihadapi pengurus dalam melayani umat di wilayah pelosok.
“Selama menjabat, tantangan kami cukup besar, terutama pelayanan ke desa-desa terpencil. Kami sering menggunakan sampan atau klotok dengan risiko tinggi. Selain itu, kendala jaringan komunikasi dan keterbatasan sarana operasional menjadi hambatan utama kami,” ungkap Rena.
Ia menyebutkan bahwa mobil operasional yang ada saat ini kondisinya sudah tidak layak, sehingga seringkali pengurus harus menggunakan kendaraan pribadi untuk menjangkau kecamatan yang jauh.
Menutup keterangannya, Rena menyampaikan aspirasi kepada pemerintah daerah agar dapat mendukung pengadaan mobil operasional dan ambulans bagi lembaga. Ambulans tersebut dinilai sangat krusial untuk membantu pengantaran jenazah umat dari rumah sakit ke lokasi duka.
“Harapan kami ke depan, pemerintah daerah dapat membantu sarana ini. Saya pribadi siap maju kembali dan jika terpilih, komitmen saya adalah bersama-sama pemerintah membangun umat Hindu Kaharingan yang lebih maju dan bermartabat," demikian Rena.
Baca juga: Polres Kotim jelaskan kronologis penembakan empat warga di Desa Kenyala
Baca juga: Musda XI LPTQ Kotim diharapkan lahirkan terobosan dan pembinaan berkelanjutan
Baca juga: Pemkab Kotim usulkan raperda untuk tertibkan penyerahan sarana prasarana permukiman
