Masyarakat Diminta Berpikiran Positif Terhadap Petugas Pemadam

id Wawan Berlison, Masyarakat Diminta Berpikiran Positif Terhadap Petugas Pemadam

Masyarakat Diminta Berpikiran Positif Terhadap Petugas Pemadam

Kepala Bidang Damkar, Wawan Berlison (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

....Kami tidak pernah berniat untuk memperkeruh suasana terlebih membiarkan api lambat padamnya,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, meminta masyarakat untuk berpikiran positif terhadap petugas pemadam.

"Saya minta masyarakat tidak `negative thinking` terhadap kami. Saya berharap masyarakat berpikiran positif terhadap petugas ada di lapangan," kata Wawan Berlison, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran mewakili kepala BPPD dan Damkar Kota Palangka Raya, di ibu kota Kalteng, Rabu.

Wawan mengatakan pihaknya saat berada di lapangan semaksimal mungkin dapat menjalankan pemadaman terhadap objek yang terbakar dan hal tersebut dilakukannya tanpa "pandang bulu".

Ia mengatakan selama ini, dalam menjalankan tugas seringkali menghadapi kemarahan warga yang panik dan ingin rumahnya segera dipadamkan. Selain itu, ada pula warga yang mencaci dan mencoba merebut selang air petugas.

Wawan menambahkan ada pula warga yang beranggapan petugas dengan sengaja membiarkan objek terbakar, padahal petugas telah berusaha melakukan pemadaman dengan susah payah bahkan dengan taruhan nyawa.

Lontaran kritikan masyarakat bahkan sering bernada kotor harus diterima petugas yang sedang berjuang keras memadamkan api.

"Kami tidak mempermasalahkan kritikan masyarakat, itu semua pasti bertujuan untuk membangun kinerja yang lebih baik, tapi percayalah kami tidak pernah berniat untuk memperkeruh suasana terlebih membiarkan api lambat padamnya," kata mantan kepala unit pelaksana teknis damkar itu.

Pekerjaan ini, kata dia, memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan petugas, bisa dibayangkan untuk menuju lokasi kebakaran, harus mengendarai mobil operasional dengan kecepatan satu kilometer per satu menit.

Ia menjelaskan terlambatnya sampai di lokasi sering terjadi di luar dugaan, misalnya di jalan raya masyarakat belum mengerti dengan situasi darurat, sehingga lal luntas jalanan macet dan mobil pemadam terlambat sampai ke lokasi kejadian.

Wawan juga mengakui bahwa fasilitas yang digunakan ada yang dalam kondisi kurang baik, seperti selang pipa air bocor dan jumlah petugas serta jumlah armada operasional yang terbatas.

"Segala upaya telah dilakukan demi keselamatan masyarakat, selain itu kami juga mengadakan latihan rutin.Kami siap selama 24 jam. Setiap telepon atau laporan yang masuk petugas selalu siap, bahkan pada saat terjadi kebakaran petugas yang tidak piket pun ikut membantu ," katanya.

Sementara itu selama 2014 kerugian yang dialami akibat kebakaran di wilayah Palangka Raya mencapai Rp29,757 miliar. Musibah kebakaran itu ada yang terjadi pada rumah, ruko, pasar dan lokasi lainnya dengan penyebab kebakaran terbanyak diperkirakan akibat konsleting listrik.

Untuk itu, masyarakat diminta turut aktif menanggulangi kebakaran minimal di lingkungan rumah tinggal masing-masing.

"Saya minta, masyarakat selalu waspada dengan memeriksa sambungan dan colokan listrik agar sesuai ketentuan. Memastikan kompor mati saat tidak digunakan dan jika menggunakan lilin saat mati listrik jauhkan barang-barang yang mudah terbakar," katanya.





(T.KR-RNA/B/A013/A013)