Sampit (Antara Kalteng) - Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dicemaskan buaya yang berkeliaran di sungai itu, khususnya di kawasan menuju muara sungai.
"Buaya sering muncul. Biasanya kalau air sungai surut, mereka naik ke lumpur-lumpur di bantaran sungai," kata Rusdi, warga Kecamatan Seranau, Rabu.
Seperti pada Selasa sore, warga di kawasan Sei Remiling Desa Ganefo, dikagetkan dengan kemunculan seekor buaya dengan panjang sekitar 2,5 meter. Buaya tersebut naik ke lumpur di bantaran sungai sehingga membuat cemas warga yang sedang mandi di sungai.
Kemunculan buaya sebelumnya juga membuat cemas masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Masyarakat pun makin hati-hati ketika beraktivitas di pinggir sungai.
"Saya sudah sering mendengar di arah muara ini banyak buaya, tapi baru kemarin saya menyaksikan sendiri kejadian itu. Takut juga saat menyeberang sungai karena buayanya masih terlihat di pinggir sungai," kata Udin, warga yang menyaksikan kemunculan buaya saat dia menyeberang sungai ke Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Keberadaan populasi buaya, khususnya di sekitar muara, memang sudah bukan hal aneh dan sudah ada sejak dulu. Salah satu pulau yang bernama Pulau Lepeh, diduga menjadi habitat buaya muara.
Masyarakat sering melihat kemunculan buaya di sekitar pulau kecil yang berada di tengah Sungai Mentaya tersebut. Saat sungai sedang surut, tidak jarang warga melihat beberapa buaya berjemur di sisi pulau yang membentuk seperti pantai sehingga warga tidak berani mendekati pulau tersebut.
Beberapa tahun terakhir, diperkirakan sudah ada belasan kasus buaya menerkam warga. Ada yang selamat, namun sebagian besar korban meninggal dunia. Bahkan ada beberapa korban yang hingga kini belum ditemukan jasadnya setelah diterkam dan dibawa ke dalam sungai oleh hewan buas itu.
Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Terlebih bagi warga Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut yang hanya mengandalkan alat transportasi sungai untuk bepergian karena daerah mereka belum bisa diakses melalui jalur darat. Namun, masyarakat meningkatkan kewaspadaan seiring makin seringnya muncul buaya.
Berita Terkait
Dukung pelestarian, pengusaha di Kotim ini tebar ratusan ribu benih ikan
Jumat, 1 November 2024 4:28 Wib
Warga Desa Parebok Kotim tewas diterkam buaya besar
Selasa, 22 Oktober 2024 6:20 Wib
Halikinnor berkomitmen terus kembangkan wisata kuliner bantaran Sungai Mentaya
Minggu, 20 Oktober 2024 21:07 Wib
Waspada kemunculan buaya di musim kawin
Sabtu, 12 Oktober 2024 7:40 Wib
DPRD soroti dugaan beasiswa dinikmati warga luar Kotim
Selasa, 8 Oktober 2024 19:50 Wib
Tepian Mentaya Festival sarat makna budaya, seni dan ekonomi kreatif
Minggu, 6 Oktober 2024 7:16 Wib
Rencana Jembatan Mentaya dievaluasi, Pemkab prioritaskan pembangunan jalan
Kamis, 3 Oktober 2024 5:37 Wib
Pjs Bupati Shalahuddin bawa misi mewujudkan pembangunan Jembatan Mentaya
Jumat, 27 September 2024 6:24 Wib