Penyakit Menular Frambusia Ditemukan di Pulpis?

id pulang pisau, penyakit frambusia, frambusia, patek

Penyakit Menular Frambusia Ditemukan di Pulpis?

Kepala Dinas Kesehatan, dr Muliyanto Budihardjo MHlthSc memberikan paparan terkait dengan penyakit frambusia. Satu kasus penderita Prambusia ditemukan didaerah setempat pada tahun 2014. (FOTO Antara Kalteng/Adi Waskito)

Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Satu kasus penyakit frambusia atau "patek" ditemukan di Kabupaten Pulang Pisau. Penyakit menular dan kambuhan ini menjadi salah satu penyakit yang ditargetkan tuntas dalam waktu tiga tahun mendatang.

Pejabat Sub Bidang Penyakit Tropik Menular Langsung (PTML) P2P Kementerian Kesehatan, dr Diana Gunawan mengatakan bahwa di Kalimantan Tengah baru ada satu kasus yang dilaporkan kepada pihak Kementerian.

"Kita mensinyalir ini adalah kasus impor dari daerah lain yang terjadi pada tahun 2014," kata Diana di Pulang Pisau.

Walaupun hanya terjadi satu kasus, terang Diana, pihak Kementerian Kesehatan menganggap daerah tersebut merupakan daerah endemis frambusia. Salah satu upaya pemberantasan yang dilakukan adalah memberikan pengobatan massal. Di Indonesia ada sebanyak 74 kabupaten yang menjadi endemis penyakit tersebut.

Selain pengobatan massal pada daerah tersebut, Diana mengungkapkan tindakan lain yang dilakukan melalui memperkuat penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat, karena penyakit ini berkaitan dengan pola hidup bersih.

Ciri penyakit ini sendiri salah satunya muncul luka benanah pada bagian persendian tubuh. Bakteri yang ada pada luka bisa menular apabila luka tersebut bersentuhan langsung antara penderita dengan masa inkubasi sekitar tiga minggu. Pada tingkat kronis luka akibat yang ditimbulkan bisa menyebabkan cacat pada bagian tubuh, namun tidak menyebabkan kematian.

Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr Muliyanto Budihardjo didampingi Kabid Kesehatan Masyarakat, dr Pande Putu Gina mengatakan satu kasus penyakit frambusia ini, tercatat di Desa Hanjak Maju Kecamatan Kahayan Hilir. Penyakit ini bisa disebut sebagai penyakit kulit yang sering ditemukan pada daerah-daerah yang minim dan kesulitan air tanpa didukung kebersihan lingkungan sekitarnya.

Dari informasi di lapangan, penderita sebelumnya sudah tinggal selama enam bulan di daerah tersebut. Bakteri dari penyakit ini hampir sama dengan bakteri penyakit sipilis, namun dengan pengobatan secara dini penyakit menular ini bisa disembuhkan.

Sekilas, terang Muliyanto, penyakit ini kerap dianggap penyakit kusta, padahal tidak demikian. Satu kasus sudah cukup, nantinya akan mencanangkan Pulang Pisau Bebas frambusia hingga tiga tahun mendatang untuk mendapatkan sertifikan bebas frambusia dari Kementerian Kesehatan. Selain bebas terhadap penyakit ini, pemerintah setempat juga nantinya memberikan penyuluhan dan membudayakan pola hidup bersih dan sanitasi kepada masyarakat setempat.

Dikatakan Muliyanto, pihaknya juga mendapatkan bantuan Rapid Diagnosis Test (RDT).  Dengan adanya alat ini, deteksi penyakit frambusia bisa dideteksi dini untuk cepat diberikan pengobatan, sehingga tidak menyebar dan menular.